-𝒻𝒶𝓀ℯ!'ʙʟᴀᴄᴋᴠᴇʟᴠᴇᴛ-
.
.
.
.
.
Tidak ada yang spesial hari ini sama seperti hari hari biasa.
Hari hari biasa versi Joya dan para babunya ya bangun, mandi, makan, kesekolah, ngerusuh,dihukum, repeat sampe Cassa tinggi.
"Beli kaya biasa mbak." Joya bagian mesen kali ini ya walau ditemani si membosankan Eliza.
kepala Joya gak tahu kenapa tiba tiba ditoyor.
Irene berdecak, "mana bisa dia tahu bitch kalau dia karyawan baru."
"Suka tolol emang kalau belum dikasi obat." sahut Eliza sambil meletakkan hpnya dan merobek menu yang mau dipesan.
benar benar bar bar.
"Rene kok lu kesini sih bikin ribet entar dikira mak gue lu!" Joya niatnya mau sarkasin Irene eh malah kehilangan kata kata liat pelototan Irene.
bukan kenapa Joya gak mau cewek itu males banget Irene ngerusuh kaya gak takut Opa apalagi ditambah Eliza yang bar bar.
Irene gak nanggepin.
"lu lihat pasangan yang diujung sana!" Irene menunjuk dua orang yang terlihat seperti pasangan di pojok kiri.
terlihat normal.
tapi tidak dimata Irene.
Joya langsung memutar bola matanya malas seorang Irene sangat suka merusuh dengan cara rusakin hubungan orang.
"ngapa sih emang tuh cowok belekan atau tuh cewek saiko?" random Joya yaiyalah gak tahu apa apa.
Lagi dan lagi Irene lama lama kena mental breakdance punya sepupu macam Joya.
"Shit! Lihat matanya jelalatan banget padahal tanganya lagi gandengan" cibir Irene yang disetujui oleh Joya.
Tanpa aba aba irene langsung melesat menuju meja dua orang tersebut dengam berpura pura akan menghampiri salah satu pelayan.
"Damn!!"
Dengan eloknya Irene mulai berperan sebagai pihak yang dirugikan, padahal kakinya lah yang memang sengaja berlakon seolah olah kaki cowok itu penyebabnya karena posisinya memang sedikit terulur.
Joya langsung mengambil coffeenya dari tangan Eliza padahal itu bukan miliknya biarlah Eliza berdoa semoga Joya kualat.
"Hei bitch! tuh tua bangka ngapa?"
"biarin aja ngedrama ntaran kalau encok kita buang aja ke amajhon"
Eliza langsung inget sesuatu denger omongan Joya.
"Jhon kan mantan tersayang lo gamon kan lu?"
Pertanyaan Eliza terdengar lebih seperti ledekan di telinga Joya.
"Fuck off!!"
Kembali fokus pada Irene Belvana yang sekarang malah semakin mengikis jaraknya dengan sang cowok.
Em mungkin terlihat seperti menggodanya bahkan cewek dimeja itu sudah menahan emosinya.
Joya nyinyir padahal dalam hati bilek; udah pantes menangin awward di oscar nih nenek.
Menggoda memang nama tengah Irene jadi hal seperti ini sudah biasa baginya.
Beribu lelaki sudah pernah tahkluk pada Irene.
"Wanna play with me?"
Irene berbisik sambil mencium pada pipi pria yang kata Joya Eliza najis ngelihat aja ogah.
"Of course honey."
Ketika hendak mencium kembali malah mendorong salah seorang pria pelayan pria yang kebetulan lewat.
Hingga boom! dua lelaki itu berciuman bahkan bibir keduanya menyatu.
Eww! Joya bergidik geli seketika, sungguh Irene bener bener terniat rupanya.
Eliza berjalan mendekat, duduk dibangku yang lebih dekat sayang sekali bukan apabila drama tetapi tak dinikmati.
Ckrek!
"Kirimin Cassa sama Rosé ah hihihi."
You
Send a photo
Irene suka yang belok sekarang sist."What the fuck!"
Umpatan kedua orang tersebut seketika membuat tawa Eliza pecah, kocak parah dan sangat menghibur hari-hari suramnya.
Definisi awali pagimu dengan drama.
"lanjutin dong kissingnya tadi kan matanya jelalatan."
Bukan Irene yang bilang, Joya apalagi dia mah tim nonton saja.
Eliza lah orang itu.
Mau ikutan ceritanya coba coba siapa tahu beruntung dapat 80 jeti.
"hey bitch apa apaan ini?"
Irene lantas mendekat, menggigit bibirnya dengan ekspresi menggoda andalannya.
"Sekedar ingin pacarmu tahu kebusukan mu"
Irene menoleh ke arah cowok berambut blonde tersebut, tetapi kali ini mengeluarkan ekspresi polosnya yang terlihat seperti tanpa dosa.
"You're such an asshole." bisiknya lirih tepat ditelinga pria itu.
Lagian niat Irene baik kan everybadeh???
Dengan sengaja Irene menabrak lengan kekar itu sebelum benar benar pergi.
Eliza menyusul.
Langkahnya berhenti sejenak memandang miris makhluk serakah didepannya itu.
"I have a good idea, nanti kalau putus sama tuh cewek jadian aja sama nih om om pelayan biar sekalian."
Terakhir Joya.
Cuma kekeh cantik doang kok kasian juga.
"Kasihan stupid sih."
Setelah itu mobil merah yang dikendarai oleh Lisa itu melenggang pergi, menerobos angin tanpa membayar kekacauan yang telah mereka perbuat terlebih dahulu bahkan coffee nya.
Itu urusan belakangan.
Setelahnya mobil merah itu melesat pergi menyisakan asap dari kendaraan tersebut disertai dengan debu debu akibat gesekan aspal.
-
-
-
-
-
Please hargai diriku everybadehh!!
Thanks to your vote*-*
Selamat reading
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐨𝐥𝐞 𝐩𝐥𝐚𝐲! ᵇˡᵃᶜᵏᵛᵉˡᵛᵉᵗ [slow]
Fanfiction[Semi baku] 𝐛𝐥𝐚𝐜𝐤𝐯𝐞𝐥𝐯𝐞𝐭 𝐢𝐭𝐮 𝐥𝐢𝐚𝐫 𝐭𝐚𝐤 𝐭𝐞𝐫𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚 𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐤𝐚𝐜𝐚𝐮𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐭𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐮𝐚𝐬, 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐣𝐞𝐧𝐧𝐢𝐞 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐛𝐝𝐚, "𝑦𝑢𝑘 𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑏𝑎𝑖𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑙𝑖𝑚�...