«Sixth»

248 52 2
                                    

Irene memijat kepalanya yang mendadak pening melihat kelakuan para adik adik sepupunya, pukul 10 titik 00, kalau ada yang berfikir ini hari libur dugaannya salah besar, ini masih hari rabu, tapi karena ide Chasa yang katanya males sekolah sebab ada ulangan matematika.

Bayangin kalau jadi Chasa  kuat gak?

Berlokasikan cafe mereka mulai melaporkan sudah berapa persen jalannya misi masing masing.

"kalau gue sih mungkin udah 1%?" Stella aberucap dengan muka watadosnya.

Setelah ucapa Stella yang super duper ngawur, kini Rosé datang masih dengan menggunakan setelan seragamnya. mungkin kelihatan nya seperti Rosé ini satu satunya yang paling normal di antara yang lain, padahal mah ya gitu.

"Kok cepet sih? tadi katanya masih ada urusan?" Eliza bertanya pada saudari nya dan langsung menyuruh Joya bergeser untuk memberikan kursi di samping nya.

'dih kayaknya bener kata Chasa nih dua orang belok.' - inner Joya.

"Tadi Jeffrey ngebut."

Joya langsung keselek biji semangka, seriusan ini Roséanne bahkan bisa melangkahinya dalam hal misi Opa? ya gimna mau maju. Wahyu dikasih nomer telepon nya sampai sekarang gak digubris, kalau kata Jane sih pasti nomor Joya dibuang.

"Ish sumpah gue udah beneran jadi sadgirl ini mah Opa kok tega binget!" Rengek Joya.

Jane meliriknya jijik. "Kasian deh nasibnya kaya ka Stel."

"Iya kasian mana masih muda." Jessie menanggapi.

Zoe yang tengah memakan Red Velvet cake yang pun ikut tertawa, dipikirannya kasihan juga nasib saudara saudara nya. qpalagi Stella, Joya yang kayanya udah ngebet pengen nyerah.

"Tukeran misi sama punya kak Zoe atau si nyai boleh gak sii?" Jane bertanya, masalahnya misi Opa untuk dirinya ini sungguh tak masuk diakal, maksud harus jadi ambisius itu di bidang apa?"

"Mungkin macarain orang ambis Jen?" Misi Irene mungkin gak se ribet Joya dan gak sesepele Zoe, tapi mencari orang suruhan Opa di penjuru Jakarta yang luas tanpa ciri ciri yang spesifik itu susah bagi Irene.

"Ah udah yang paling bener misi kak Zoe woi!"

Chasa berseru tiba-tiba, ini dia si yang pertama ngajakin ketemu tapi datang nya paling telat hampir setengah jam.

"Gak usah sok ngos-ngosan kaya abis lari lu sa, gue nungguin di sini udah kering kaya muka si Sean." Julit Stella yang dipelototi Chasa.

"Gak yah! tadi di jalan gue bener bener digangguin sama tiga cowo aneh!" ralat Yeri cepat.

Tiga cowo aneh yang dimaksud Chasa adalah Lucas, Dery, serta Mark.

"Wah fiks misi Chasa udah jalan 50% tinggal pilih mau yang mana!" Eliza berseru paling semangat.

Sejujurnya kalau disuruh memilih Chasandra lebih baik milih gak punya misi kaya Zoe tapi gak boleh punya hubungan sama cowok selama misi sampai berakhirnya misi. sebagai bentuk tobatnya yang selama ini suka bermain lelaki.

Tapi kadang Zoe sendiri masih ragu, apakah bisa? keraguannya meningkatkan menjadi 80% setelah bertemu dengan dia, si pengacau.

"Tapi gue ship Chasa Lucas sih." Kata Joya dengan tidak tau dirinya.

Rosé menggeleng. "Ship Chasa Mark dijamin anaknya ntar gak buruk rupa."

"Chasa Dery aja, kalau disingkat jadi CD!"

Ditengah keributan di meja mereka, ponsel Chasa si oknum yang tengah dijadikan sebagai topik hot issue. sedetik setelah membaca sederet kalimat yang ada di layar ponselnya mata Chasa langsung melotot.

"SIST, WE'RE IN TROUBLE!!"

Dan ketika delapan pasang mata itu melihat pesan di ponsel Chasa mereka semua mengambil satu kesimpulan yang sama, bahwa mereka sedang dimata matai sekarang.

:Mr. Anderson
Dear, sekedar ingin mengingatkan waktu kalian dalam menjalankan misi tinggal lima bulan.
Dan jangan mencoba bertukar posisi atau fasilitas kalian tak lagi berfungsi.

Here we go again!



























































-

TBC







































Note: akhirnya udah keungkap semua kan misi mereka masing-masing.

𝐑𝐨𝐥𝐞 𝐩𝐥𝐚𝐲! ᵇˡᵃᶜᵏᵛᵉˡᵛᵉᵗ [slow]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang