«thirteenth»

114 32 4
                                    

Jessica Lily Krystal, atau yang lebih dikenal Jessie adalah satu dari sekian banyak perempuan didunia yang menikmati  indahnya beauty privilage, gadis yang kini tengah mengenakan dress berwarna hitam itu memang terlahir dengan wajah menawan, rupawan dan mempesona. Tak heran apabila banyak lelaki diluar sana yang mengejar nya, hanya saja keuntungan Jessie itu tertutup oleh sifat anehnya.

Saking anehnya ketika para sepupunya sedang sibuk dandan Jessie malah dengan acuh merebus mie instan, Jessie sudah dandan kok hanya belum mengisi perutnya saja.

"Kak!" Seru Jane di ujung tangga, shock berat ketika melihat kakak kembarnyanya malah dengan santainya memakan mie instan padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh lebih tiga puluh menit.

"Hah? Kenapa?"

"Udah siap siap gak lo? Enak banget anjir lo santai santai makan mie sambil nonton drakor!"

"Udah elah santai tinggal makan habis itu gue juga langsung otw, gak kelihatan sih emang kalau gue udah dandan soalnya muka gue kan emang dari sononya cakep." Cerocos Jessie tanpa henti.

Jane menggeleng tidak habis pikir, kok bisa Jessie makan sambil nonton drakor tentang zombie? Tanpa jijik atau mual melihat banyak darah bercucuran.

"Terus pasangan Lo udah ada?" Tanya Jane.

"Easy itu, udah gue kasih tau ke elo kan kemarin cara yang bakal gue pakai?"

Jane mengerutkan keningnya bingung, "cara yang mana satu?" Tanyanya.

"Ck memori internal otak lo habis kah? Yang pura pura ketabrak itu loh."

Barulah setelah itu Jane mengingat cara kriminal yang kemarin malam Jessie cetuskan.

"Lalu target nya udah ada? Ntar kalau gak ada yang lewat jalan angker itu gimana?" Jane bertanya ragu.

"Pasti ada! Gue jamin itu, lagian jalan itu gak angker bodoh!" Ujar Jessie menekankan.

"Masa sih?"

"Iya, lo lihat aja ya nanti gue bakal dateng ke pesta itu tepat waktu." Tantang Jessie sambil membereskan peralatan makan nya yang sudah bersih tak tersisa, menyisakan satu bawang goreng dan bekas bumbu dari mie instan tadi.

"Tau ah cara lo ini terlalu kriminal gue-"

Guk! Guk!

Guk! Guk!

Guk! Guk!

"Gue udah di jemput see you, hati hati Lo nanti di jalan itu."

Jemputan Jane menurut Jessie jauh lebih aneh!

Jessie hanya mengangguk angguk saja, sedikit bingung bukankah seharusnya dia yang bilang hati-hati untuk Jane, sedetik kemudian otaknya mengingat sesuatu yang ganjil.

"Jane! Lo udah pakai barang pemberian opa?" Tanya Jessie memastikan, Jane sempat melirik pergelangan tangannya sebentar sebelum dengan cepat melotot dan berlari menuju kamarnya kembali untuk mengambil barangnya yang tertinggal.

Setelah kepergian Jane Jessie langsung memakai heelsnya dan juga tas yang berwana senada dengan dress nya malam ini.

Jessie sampai di jalan yang katanya 'angker' yang sama sekali tidak Jessie percayai atau takuti, gadis itu malah tanpa rasa takut duduk di aspal yang sudah dia alasi dengan karpet berbulu yang sudah lama Jessie siapkan dan simpan di ranting pohon sekitar.

Brum! Brum! Brum!

Sayup-sayup bunyi deruman motor terdengarJessie tersenyum, tepat sesuai perkiraannya.

Mengatur ekspresi wajahnya seapik mungkin agar drama yang diperankannya berjalan lancar, intinya Jessie ingin wajahnya terlihat semenyedihkan mungkin.

Tepat ketika motor sport itu melintas Jessie dengan apiknya berlari kemudian jatuh ketika sudah berada tepat didepan motor itu. Jujur saja tadi terjadi sedikit kesalahan teknis hingga Jessie hampir tertabrak sungguhan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐑𝐨𝐥𝐞 𝐩𝐥𝐚𝐲! ᵇˡᵃᶜᵏᵛᵉˡᵛᵉᵗ [slow]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang