«seventh»

222 54 4
                                    

Setelah mengetahui bahwa adanya mata mata yang dikirim oleh sang Opa kesembilan gadis itu bergegas pergi dari cafe dan berakhir di kejar kejar oleh orang berbaju hitam yang sudah pasti suruhan sang Opa.

Irene mengamuk sebab mobil kesayangan nya lecet terkena serempet mobil orang orang berbaju hitam itu, hal yang sama terjadi pada Eliza ban mobilnya juga terkena paku jebakan, hanya Chasa seorang yang wajahnya sedikit tenang walau ¼ nya masih terlihat guratan emosi.

Sehingga dengan berat hati kini mereka kembali ke sekolah dengan pakaian seadanya, hanya Rosé, Eliza, Chasa yang memakai seragam normal.

"Argh!! kenapa sih Opa harus segininya sama kita?!" Jessie berteriak penuh emosi hingga beberapa orang di kantin mengalihkan atensi ke meja yang dihuni sembilan gadis itu.

"Bukan cuma lo kak yang sebel gw juga, gara gara Opa jidat mahal gue terbuka mana berdarah lagi!!!" Eliza meledak sedangkan Joya yang mengobati lukanya ikut mengangguk.

"Belum tau lo berdua gimana rintangan gue sama Rosé." Dumel Chasa sedikit sebal.

Rosé menimpali dengan anggukan singkat, "tapi visi misi Opa tuh apasih?

"nyiksa kita." Zoe menjawab dengan lempengnya, terlalu kesal dengan Opa, bahkan predikat cucu kesayangan Opa kini tak lagi berlaku menurut Zoe.

"Iya bukan Anderson lagi  sekarang udah Andershit." ucap Stella seakan menyetujui pendapat kembarannya tanpa melihat sekitar seakan tak pernah takut kepada Opa.

"Ren lo kok diem aja sih jangan kebanyakan ngebug entak kaya si Jeffrey lagi." Jane memperingati hanya aneh dengan sikap Irene yang dari tadi tak membuka seuara.

Rosé melirik Jane sinis, "apaan sih kok jadi bawa bawa Jeffrey!"

"Mungkin gak sih kalau orang mata mata yang dikirim Opa itu se sekolah sama kita, ya ini terlalu jelas dia mungkin diem diem nguntit kita sampai cafe dan ngadu ke Opa." Jelas Irene mengungkapkan seluruh unek-uneknya.

"Ck Rene kalaupun iya nyarinya susah lo gak liat betapa banyak siswa siswi disini?!" Stella dengan decakan kesalnya.

"...tapi tunggu deh bisa jadi tuh orang cowok yang Opa suruh juga buat lo cari rene?" semua orang terdiam ketika otak Zoe bersuara.

Chasa melongo mendengar fakta-fakta yang kini saling terhubung satu sama lain. satu yang  mengganjal di pikiran Chasa apakah itu benar-benar mata mata yang dikirim Opa, atau orang lain?

"Tapi masa sih Opa tega segitunya sama kita, emang ini lagi latihan militer apa?"

"Iya sih.. mungkin-" ucapan Eliza yang sejalan dengan pikiran Chasa dipotong oleh Joya.

"Tapi kan Opa suka nyiksa kita!" Tukasnya.

Suasana jadi sedikit tegang dengan adanya perbedaan pendapat antara Chasa dan Joya, ditambahkan Irene, Stella, Zoe tertua yang malah melamun dan tak mengeluarkan pendapat.

"Tapi gunanya Opa ngasi lo misi cari mata mata tuh apa? ngelatih lo buat jadi Intel?" suasana yang tadinya serius kini lenyap seketika karena perkataan Jane.

Joya menyeruput jus nya dengan cepat sehingga saking cepatnya hingga gadis itu sampai tersedak, dan sesuai tebakan tidak ada satupun sepupunya yang perihatin dan menolong, memang halal untuk disembelih kepalanya.

"Awas aj uhuk lo semua uhuk padahal tadi gue mau kasih uang yang mau bantuin gue!"

Dengan sigap Eliza disampingnya memberikan minuman dengan niat terselubung pastinya dan hanya di lirik sinis oleh Joya.

Beralih dari itu mari kini serius kembali.

Entah perasaan Eliza saja atau apa tapi si gadis poni merasa kalau ada yang mengawasi meja mereka, "guys kita lanjutin ini di rumah aja di sini ga aman bahasnya." memilih jalur aman Eliza mengakhiri topik yang sedikit sensitive ditelinganya.

'oh cukup tolol juga yah mereka..' inner si pengamat di pojok ruangan.










































TBC





































Note: hehe ada sedikit bumbu thriller, dikit doang kok tapi biar ga boring bgt.

𝐑𝐨𝐥𝐞 𝐩𝐥𝐚𝐲! ᵇˡᵃᶜᵏᵛᵉˡᵛᵉᵗ [slow]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang