04

138 98 52
                                    

°
°
°
Happy Reading

Sorry for typo

°
°
°

"Varen ko bisa tahu ya? " Batin Zai.

Zai, Haidar, dan Nevan masih asik ngelamun dan Varen yg ntah lagi apa, dia sibuk sama handphone nya sambil senyum² sendiri tanpa di ketahui siapapun.

Tanpa di sadari siapapun Ada seseorang yg berpakaian serba hitam dan melihat itu semua sambil menyeringai puas.

"Permainan belum di mulai sayang. "

Wusshhh~~

.
.
.

Sedangkan Shinta dan Dea kini sudah sampai rumahnya.

"Shin, sekarang jam berapa sih? " Tanya Dea sambil duduk di sofa.

Sedangkan Shinta hanya memutar bola mata malas.

"Dea cantik disini kan ada jam dinding. " Ucap Shinta sambil tersenyum yg di paksakan yg menurut Dea itu adalah senyuman yg errr menyeramkan.

"Hehehehe, lupa gue. " Ucap Dea sambil cengengesan gk jelas.

Beberapa menit setalah suasana langsung hening, sampai keheningan itu hilang saat Dea tiba-tiba teriak.

"OH IYAA. " Teriak Dea tiba - tiba.

"Eh ayam. " Latah Shinta sambil menjatuhkan remot TV yg lagi di pegang.

"Hufftt~ " Shinta menghela nafas lega kalau remot tvnya berhasil ia tangkap sambil mengelus dadanya.

Sedangkan Dea yg mendengar latah Shinta hanya tertawa.

"Anjir lo Dea, kaget gue. " Ucap Shinta kesal sambil melemparkan remot TV nya.

Duk

Tepat sasaran, remot TV yg di lempar Shinta tepat mengenai kepala Dea.

"Sakit Shinta. " Ucap Dea sambil mengelus kepalanya.

"Ya abis nya lo ngagetin. " Ucap Shinta sambil menyenderkan punggungnya ke sofa.

"Hehehe, tadi gue inget sesuatu. " Ucap Dea sambil menampilkan deretan gigi putihnya.

Shinta yg semula senderan kini menegakkan tubuhnya. "Inget apa? " Tanya Shinta.

"Ada deh. " Ucap Dea sambil tersenyum, yg menurut Shinta itu adalah senyum yg menyebalkan.

Shinta hanya mendengus kesal, kalau begini kan jiwa kepo nya meronta² .

"Shinta jangan sampai tahu ini. " Batin Dea.

Shinta yg mendengar suara aneh itu pun hanya mengerutkan alis nya.

"Fiks ini mah gue bisa baca pikiran orang. " Batin Shinta.

"Tapii, maksud Dea apa ya? Kenapa gue gk boleh sampai tahu? Gk tahu ah pusing. " Batin Shinta.

Shinta hanya menghela nafas kasar lalu dia melihat jam dinding yg berada di hadapannya.

Jam 18.09

"Gue ke kamar dulu. " Pamit Shinta sambil beranjak pergi.

Kini menyisakan Dea seorang di ruang tamu.

"Gue harus lebih cepet dari dia. " Ucap Dea sambil menatap lurus ke depan.

"Liat aja siapa yg akan memenangkan permainan nya. " Batin Dea sambil menyeringai.

Name Of Love ||proses Revisi||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang