09

120 81 62
                                    

°
°
°
Happy Reading

Sorry for typo

°
°
°

"Hiks,,, bunda Zai takut,,, hikss. " Batin Zai sambil terisak.

"Gue gak nyangka kalau bad boy sekola selemah ini. " Batin Shinta sambil terus mendekap erat Zai .

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Di kantin...

Kantin saat sudah di penuhi oleh siswa & siswi SLHS.

"Dir,Shinta kemana? " Tanya Fely saat tak melihat sahabatnya itu.

"Tadi sih masih di kelas, gak tau deh sekarang. "Jawab Dira sambil mengedikan bahunya.

" Ya udahlah pesen aja sana, nanti juga kesini. "Ucap Dea .

" Ya udah, Dea lo yg pesen. "Ucap Fely sambil nunjuk Dea.

" Lah ko gue sih, "Ucap Dea sambil menunjuk dirinya sendiri.

" Iya, ya udah sana pesen. "Ucap Fely sambil mendorong tubuh Dea.

Dea hanya pasrah saja, " Siniin uang kalian. "Ucap Dea sambil mengulurkan tangannya.

" Nih. "Ucap Dira dan Fely bersamaan.

" Kaya biasa kan? "Tanya Dea.

" Gue batagor ama es teh aja. "Ucap Fely.

" Gue mie ayam, kalau minum nya samain kaya Fely. "Ucap Dira sambil duduk di salah satu meja disana.

"Ya udah sana pesen. " Ucap FelyFely sambil duduk di samping Dira.

"Iya iya. " Ucap Dea sambil memutar bola mata malas.

Setelah Dea pergi, Dira dan Fely pun menunggu sambil memainkan handphone nya masing².

Karena terlalu asik sama handphone nya, Dira dan Fely tak sadar jika ada seseorang yg duduk di hadapan mereka.

"Ekhem." Dehem orang itu.

Dira dan Fely masih pokus sama HP nya tanpa menghiraukan kehadiran orang itu.

"WOYY." Teriak orang itu sambil mencondongkan tubuhnya kedepan.

"Eh kucing keserempet. " Latah Dira sambil menggenggam erat hpnya yg hampir jatuh.

Sedangkan Fely hanya memegang dadanya.

"Huftt~untung gak punya riwayat jantung gue, kalau punya dah meninggal kali gue"Ucap Dira dramatis.

Orang itu hanya terkekeh mendengar ucapan Dira , sedangkan Fely hanya menatap datar Dira.

" Ko gue bisa punya temen kaya dia ya. "Batin Fely.

Baru saja Dira ingin bicara sudah di potong sama Dea yg tiba - tiba datang sambil bawa pesanan mereka.

" Nih, pesenan lo berdua. "Ucap Dea ketus sambil meletakan nampan yg berisi pesanan mereka.

" Ini memg minumnya. "Ucap Ibu -ibu penjual es teh.

" Makasih bu. "Ucap Dea sambil sedikit membungkuk .

" Iya neng, kalau gitu ibu permisi dulu." Ucap Ibu itu sambil pergi ke tempat jualannya.

"Lah gue di kacangin. " Ucap orang itu.

"Eh! Sejak kapan lo ada disini? " Tanya Dea dengan wajah terkejutnya.

"Dari jaman fir'aun nikah sama jubaedah. " Ucap orang itu kesal.

"Cowo ko ngambekan. "Ucap Dira sambil mendelik tak suka sama orang di depannya.

Fely pokus sama makanannya dan tak menghiraukan percakapan yg unfaedah itu.

" Eh samsul, ngapain lo duduk di sini hah?! Meja masih ada tuh yg kosong. "Ucap Dea sambil menunjuk salah satu meja yg kosong emm nggak sih ada orang nya.

" Nama gue Kevin K E V I N bukan samsul. "Ucap Kevin sambil menekan kata 'Kevin'.

" Dah, biarin aja sih. "Ucap Fely yg mulai jengah .

Akhirnya mereka pun langsung pokus ke makanan nya masing².

.
.
.

Setelah selesai makan , Fely, Dira, dan Dea pun langsung pergi ke kelas tak lupa juga mereka bayar pesanan mereka, kalau nggak? Malu dong masa cecan ngutang.

"Eh bentar. " Ucap Dea sambil berhenti jalan.

"Kenapa? " Tanya Dira.

"Si Shinta kemana? " Tanya Dea sambil menatap Dira dan Fely gantian.

"Ya mana gue tahu lah. " Jawab Dira.

Sedangkan Fely hanya mengedikkan bahunya.

"Ya udah lah nanti juga balik lagi. " Ucap Dira sambil lanjut jalan.

Dea dan Fely haya mengangguk lalu lanjut jalan .


❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Di tempat lain...

Shinta masih tetap memeluk erat Zai sambil mengelus² punggungnya guna menenangkan Zai yg lagi nangis.

"Udah ya jangan nangis lagi. " Ucap Shinta sambil melepas pelukannya namun di tahan sama Zai.

"Huee,,, jangan di lepas,,, hiks. " Ucap Zai sambil memeluk erat Shinta.

Shinta menatap Varen, Haidar, dan Nevan seolah bertanya 'gimana ini? ' mereka ber tiga yg ngerti tatapan Shinta pun hanya mengedikkan bahunya.

"Udah gitu aja dulu, sampe dia berhenti sendiri. " Ucap Haidar.

"Ya tapi masalahnya , kaki gue pegel," Ucap Shinta.

"Zai, lepas dulu ya. Gue mau duduk bentar pegel nih kaki bediri terus. " Ucap Shinta sambil mengelus rambut Zai.

Zai pun akhirnya melepas pelukannya dan udah berhenti nangis, tapi masih sesegukan.

"Ck, kenapa harus Shinta sih yg nolongin nya. " Batin seseorang yg lagi memperhatikan merek ber lima.

Shinta yg mendengar itu hanya mengerutkan keningnya, bingung dia.

"Sebenernya siapa sih dia? Kok suaranya kaya cewe tapi kaya cowo juga. " Batin Shinta bingung.

"Guys gue ke kelas duluan ya, dah mau masuk nih. " Ucap Shinta sambil melirik jam tangannya.

"Ya udah sana pergi aja. " Ucap Nevan tak tahu Terima kasih.

"Dih udah di tolongin juga, mana gak ngucapin terimakasih lagi. " Ucap Shinta kesal.

"Terimakasih, nah puas lo?! " Ucap Nevan kesal.

"Ya udah gue ke kelas dulu bye. " Ucap Shinta sambil beranjak pergi.

Namun tangannya di tahan sama Zai, "Jangan pergi. " Gumam Zai.

Tapi Shinta mendengar nya, dia bingung sekarang dia harus apa? Shinta harus ke kelas atau nemenin Zai? Tapi kalau dirinya nemenin Zai dia bakal bolos dong, tapi kalau ke kelas , Zai bakal nangis lagi dan tambah repot lagi dong Shinta.

Yg pada akhirnya Shinta pun memilih nemenin Zai, dan sesekali membolos ye kan.

"Apa yg terjadi sama lo Zai? Kenapa lo jadi lemah gini? "

"Ini bukan Zai yg gue kenal, Zai yg gue kenal gak cengeng sama manja kaya gini. "

"Apa yg terjadi sama lo? "

































TBC

Wuhuu,, Hai semuaaaa

Mwuehehe maaf baru up lagi 😁

Widih ada pemain baru nih.

Bagus nya jadi antagonis atau protagonis?

Jangan lupa vote and coment karena itu gratis tanpa di pingit buaya.

Okey sekian Terima haruto.

Byeee...

Name Of Love ||proses Revisi||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang