20

25 14 5
                                    

°
°
°
Happy Reading
Sorry for typo

°
°
°

"Bangsa*t!"

Seorang gadis tengah mondar mandir sembari menggigit jarinya, khawatir. Itulah yang ia rasakan saat ini.

"Aisshh.. Mana sih tu bocah? Gak dateng - dateng dari tadi," ucapnya kesal sambil terus melihat room chat nya dengan seseorang yang sudah membuatnya khawatir.

Tak lama dari itu, orang yang di tunggu-tunggu pun akhirnya sampai dengan memapah seseorang di bantu sama sahabat nya.

"Lo kemana aja si Dar? Bikin gue khawatir aja tau gak, " ucap gadis itu kesal.

Sedangkan orang yang di panggil 'Dar' itu hanya cengengesan gak jelas.

"Udah. Kita obatin aja nih si Varen, " ucap seseorang yang sedari tadi hanya diam.

"Ya udah tidurin aja tuh di sofa,gue ambil p3k dulu. "

Setelah itu gadis itupun pergi ke dapur untuk mengambil kotak p3knya.

Sedangka 2 orang pemuda itu membantu menidurkan Varen di sofa.

"Huftt~ko lu bisa pacaran sama tu orang si? " tanya seorang pemuda berambut panjang itu.

Sedangkan yang ditanya hanya diam, dia juga bingung kenapa bisa berpacaran dengan gadis itu.

"Ntah gue juga gak tahu, " ucapnya sambil mengedikkan bahunya.

2 orang pemuda itu adalah Haidar dan Nevan, yang menyelematkan Varen dari penculikan nenek lampir. G canda. Dari gadis kucing maksudnya.

Kenapa mereka nyebut dia gadis kucing? Ya karena gadis itu pakai topeng kucing buat nutupin wajahnya, dan dia juga orang yang sama yang nyelakain Zai waktu di belakang sekolah.


















❃.✮:▹ ◃:✮.❃




Pagi jam 10.09



Bel istirahat sudah berbunyi dari 4 menit yang lalu, tapi Shinta dan sahabatnya masih berkutat dengan buku mereka.

Ya! Di kelas Shinta jam pelajaran belum selesai, makanya sekarang masih belajar.

Mana pelajaran B.Inggris lagi, dua paling benci sama pelajaran itu.

"Ini kapan selesainya sih? Bel istirahat udah bunyi dari tadi juga, masa si bapak ganteng nan kiler ini gak denger bel bunyi apa?! " batin Shinta kesal.

"Pak.. Ini kapan selesai pak? Bel udah bunyi tau, " ucap Dea yang udah kesel banget. Lapar dia itu wan-kawan.

"Oh! Udah bunyi ya?" tanya pak guru ganteng nan kiler itu.

"Iya paaak," jawab seluruh murid.

Pak guru itupun melirik jam tangan yang dipakainya, "Oh iya udah lebih. Oke sekian pelajaran dari bapak, jangan lupa tugasnya di kerjakan. Sampai jumpa minggu depan," ucap pak guru sambil membereskan buku paket pelajaran.




...



Kantin


Shinta, Dira, Dea, dan Fely sudah berada di kantin, suasana kantin pun sangat ramai dari biasanya.

"Ini kita mau duduk dimana? Tempat yang biasa kita dudukin dah di ambil orang," ucap Dea sambil mengedarkan pandangannya.

"Mmmm.nah itu disana!" ucap Fely saat melihat ada bangku kosong di pojok kantin dekat dengan stan minuman.

"Ya udah yu, " ucap Shinta sambil berjalan ke arah meja yang di tunjuk sama Fely.

Saat sedang berjalan menuju mejanya,Shinta merasa kayak ada orang yang memerhatikan mereka.

"Cuma perasaan gue aja kali, " batin Shinta.

"Siapa yang mau pesen? " tanya Fely.

Shinta, Dea, dan Dira hanya diam, malas mengantri mereka tuh.

Fely yang paham pun hanya bisa menghela nafas, "Ya udah gue yang pesen. Kalian pesen kaya biasa kan?" tanya Fely.

Mereka mengangguk bersamaan, kompak lagi.




"Saatnya permainan di mulai! "

Shinta hanya diam, dia tak ingin sahabatnya tahun tentang kelebihan yang Shinta punya.

Tapi maksudnya apa coba? Permainan apa lagi? Jangan sampai ada korban lagi setelah ini.

"Shin, Shinta, Shinta, SHINTA! teriak Dira.

Tapi Shinta tak menghiraukan teriakan Dira, dia masih tetap menatap lurus ke arah meja yang berada di tengah-tengah kantin dengan tatapan kosong.

" Nih anak kenapa sih? Dari tadi di panggilin gak nyaut-nyaut,"ucap Dira kesal.

"Kesurupan kali," ucap Dea asal.

"Hmm.bisa jadi, " ucap Dira sambil mengangguk-ngangguk.

Tak lama kemudian, pesanan mereka pun sampai dan Shinta masih tetap menatap kosong kedepan. Ahhh lebih tepatnya kearah seseorang yang juga menatap nya dengan seringaian di wajahnya.

"Apa dia pemilik suara aneh itu? " batin Shinta.

"Kau sudah menemukanku ternyata. "

A-apa jadi tebakannya benar? Jadi selama ini suara itu adalah suara perempuan? Kenapa dia tak mengenali suaranya? Padahalkan dia sama orang itu cukup dekat dan dia juga tahu gimana suara orang itu, pikir Shinta.

Fely mengkerut kan keningnya saat melihat Shinta hanya melamun sedari tadi.

"Itu Shinta kenapa?" tanya Fely.

"Gue juga gak Fel, dari tadi dia kayak gitu," jawab Dea.

Fely mengikuti arah pandang Shinta, dan setelah tahu siapa yang Shinta lihat tubuhnya menegang, tangannya gemetar.

Raut wajah takut kini Fely tampakkan, namun ke dua sahabatnya itu tak menyadari nya.

"D-dia," batin Fely sambil menatap orang itu.


Fely buru-buru mengalihkan pandangannya dan menyadarkan Shinta dari lamunannya.

Setelahnya mereka pun makan dengan suasana hening dan sedikit awkward.

"Gue harus gimana sekarang? " batin Fely bingung.














































TBC!




Hehhe maaf part ini pendek.

Lagi gak ada ide soalnya.

Itu Fely ada hubungan apa sama orang aneh itu?

Kira-kira Shinta bakal tahu gak maksud dari tujuan orang aneh itu?

Ehhe jangan lupa vomentnya yaa.

Kutunggu notifikasi dari kalian.

Pay pay

Name Of Love ||proses Revisi||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang