16

55 30 23
                                    

°
°
°
Happy Reading
Sorry for typo

°
°
°

"Arrgghhh,kenapa bisa selamat! "

"Akhir-akhir ini gue sering denger suara aneh, tapi suara siapa? Kaya kenal?!" batin Dea.

...

Beberapa menit kemudian, temen -temennya Zai datang.

Klek

Brak

Pintu terbuka dengan keras, membuat Dira dan Dea terlonjak kaget ,"Biasa aja kali buka pintunya!"ucap Dira dan Dea serentak.

"Hehehe.maaf gak keliatan," ucap Haidar sambil cengengesan.

Sedangkan Nevan dan  Varen langsung menghampiri Zai yang masih menutup matanya.

Srek...

Nevan menggeser kursi ke samping brankar Zai, "Zai bangun! " ucap Nevan lirih.

Sedangkan Varen hanya diam, dia masih tidak menyangka. Orang yang paling dekat sama dia kini terbaring lemah.

Varen menatap Zai. Mungkin orang-orang tidak akan mengerti arti tatapan Nevan ke Zai, tapi Nevan tahu tatapan itu. Tatapan seorang kakak yang khawatir sama keadaan adiknya.

Ya! Hanya Nevan yang tahu arti tatapan itu.

"Sebenarnya kalian ada hubungan apa? Varen ko bisa se khawatir itu sama lo Zai? Kalau mungkin kalian saudara an, kenapa gak bilang sama kita? " batin Nevan bingung.

Suasana ruangan tiba-tiba menjadi tegang, entah karena apa tapi mereka merasa seperti itu.

"Kenapa jadi tegang gini? " gumam Dea bingung.

Dira hanya menatap ke sekelilingnya, tanpa sengaja netra hitam nya melihat siluet seseorang yang familiar di matanya.

"Itu siapa? " batin Dira sambil memicingkan matanya.

Orang itu menatap balik Dira sambil tersenyum penuh arti, "diam atau kau mati!" ucap orang itu tanpa suara.

Dira paham.

Dira sangat paham apa yang orang itu ucapkan, dia buru-buru mengalihkan pandangan nya ke arah Zai yang sudah sadar.

"Kapan sadarnya? " tanya Dira sambil menatap Zai yang lagi makan.

"Barusan. Lo sih pake ngelamun segala, " jawab Dea .

Dira menganggukkan kepalanya.

...

Tak lama setelah pintu terbuka dengan kasar dan terlihat seorang wanita seumuran mereka menatap cemas Zai.

Yap, dia Shinta.

Shinta berjalan perlahan menuju Zai, teman-teman Zai yang paham langsung memberi ruang untuk Shinta.

Kini Shinta berada di samping kiri Zai, menatap nya cemas.

Zai menatap balik Shinta, terlihat disana ada kilat bahagia di sorot mata Zai saat melihat Shinta.

"Perasaan apa ini? Kenapa jadi gini? " batin Shinta bingung.

"Kenapa? Kenapa rasanya seneng banget pas liat Shinta jenguk gue, kenapa? " batin Zai.

Zai dan Shinta masih saling menatap satu sama lain, ada perasaan yang ganjal di hati mereka.

Tapi mereka tak tahu perasaan apa itu. Bahkan mereka saja baru kenal 3 hari yang lalu.

"Rasanya.gue udah nemuin dunia gue yang hilang, " batin Zai.

Name Of Love ||proses Revisi||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang