11

98 52 33
                                    

°
°
°
Happy Reading

Sorry for typo

°
°
°

"Bukan saat nya lo tahu siapa gue SHINTA! "

Brraakk..

"Eh ayam copot, " latah Shinta.

"Suara apaan dah? " tanya Shinta sambil bangun dari rebahan nya.

Shinta berjalan ke arah pintu kamarnya, namun saat ingin membuka pintunya Shinta dikagetkan dengan sebuah kotak yg tersimpan rapih di depan pintu kamarnya.

"Loh ini kotak apaan? " tanya Shinta  sambil mengambil kotak itu dan membolak-balik kotaknya untuk melihat siapa pemiliknya.

"Punya Dea kali, " ujar Shinta sambil membuka pintu dan menuju kamar Dea.

Di kamar Dea...

Tok
Tok
Tok

"DEAAA," teriak Shinta sambil mengetuk pintu.

"Dee, buka pintunya, "ucap Shinta sambil terus mengetuk² pintu.

" Aishh kemana sih tuh anak?! Ngilang mulu perasaan, "gerutu Shinta.

Shinta pun akhirnya kembali kekamarnya lagi, tapi ada sesuatu yg tidak di sadari Shinta, yaitu kotaknya.

Kotak itu Shinta letak di atas nakas dan memperhatikan setiap sudut kotak itu.

" Gak ada yg aneh, "gumam Shinta.

" Tapi kenapa kotak ini bisa ada di kamar gue? "tanya Shinta bingung.

Shinta merebahkan tubuhnya di kasur kesayangan nya, " Kotak oh kotak, kenapa lo bisa ada di kamar gue? "tanya Shinta random.

*kotak lo ajak ngomong Shinta

Beberapa menit kemudian Shinta sudah terlelap tidur setelah puas memandangi kotak misterius itu.

...

19.08

" Hoaaammm," Shinta menguap sambil meregangkan otot-otot tubuhnya.

Dengan langkah gontai dan mata yg masih terpejam Shinta berjalan ke kamar mandinya untuk cuci muka, sesaat tidak terjadi apa apa sebelum sebuah tulisan dengan tinta biru di cermin kamar mandi.

"PERMAINAN AKAN DI MULAI! JADI AKU HARAP KAU BERSIAP-SIAP UNTUK ITU SHINTA. "

Kira -kira seperti itulah tulisan di cermin itu, tapi Shinta belum menyadari itu ... Ya you know  lah Shinta masih belum sepenuhnya sadar alias masih ngumpulin nyawanya yg masih ketinggalan di dunia mimpinya.

"Aaaaaaaaaa, "teriak Shinta .

" A-apa itu? "gumam Shinta sambil menatapa kosong cermin di hadapannya.

" Apa maksud nya tulisan itu? Permainan apa? "tanya Shinta yg masih shok.

Shinta berjalan keluar kamar mandi dengan badan yang gemetar, " Gu-gue di teror? "tanya Shinta entah pada siapa.

Kini Shinta sudah duduk di meja riasnya dan menatap kosong bayangan di cerminnya.

✧*。٩(๑˙╰╯˙๑)و✧*。

Di tempat lain...

Zai kini sedang bersantai di balkon kamarnya,ditemani secangkir susu coklat kesukaannya sambil menatap langit yang dihiasi ribuan bintang.

Zai kembali melamun, "Ayah." Ucap Zai tanpa sadar.

Di belakang , lebih tepatnya di meja belajar Zai berdiri sosok wanita yang sedari tadi memperhatikan Zai. Dia bunda Yura, bundanya Zai.

Bulir bening mulai turun dari ujung matanya, Yura menatap sang anak dengan tatapan sendu.

"Maafin bunda Zai, " ucap Yura tanpa suara.

"Bunda belum siap, bunda takut kehilangan Zai, " batin Yura.

Yura menghapus air matanya, dan langsung menghampiri sangat anak yang sedang melamun.

"Zai, "panggil Yura.

" Eh bunda, "ucap Zai sambil menatap kaget bunda nya.

Yura hanya tersenyum, " Kamu ngapain di luar? "tanya Yura.

" Lagi ngadem aja bun, "jawab Zai sambil menatap langit.

" Dingin loh disini, gak masuk aja? "

"Kan ada bunda yang bisa peluk Zai, " ucap Zai sambil tersenyum manis.

Yura hanya menggelengkan kepalnya sambil tersenyum.

"Masuk yu, udah malemmalem, " ucap Yura .

Zai hanya menggelengkan kepalanya, "Bunda duluan aja, aku masih mau disini. " Ucap Zai.

"Ya udah bunda masuk dulu ya, kamu juga langsung tidur ya. "

Zai menganggukan kepalanya.

Setelah itu Yura pun kembali ke kamarnya.

"Huftt~kapan aku bisa ketemu ayah? "tanya Zai pada langit.

"Zai pengen rasain gimana rasanya main sama ayah, " ucap Zai lirih.

Bulir bening mulai turun membasahi pipi chubby Zai, "Yah,ayah dimana? Kenapa ninggalin Zai sama bunda? Apa ayah gak sayang sama Zai? "

Andai saja pertanyaan -pertanyaan itu bisa di dengar sama ayah, mungkin Zai akan senang dan menunggu jawaban dari ayah. Apapun itu jawabannya Zai akan dengarkan.

"Bunda, apa aku bukan anak bunda? "

Entahlah,pertanyaan itu tiba - tiba keluar dari mulut Zai, dan kini wajah Zai sembab karena nangis terus.

"Udahlah Zai tidur aja, " ujarnya sambil beranjak pergi ke kasur empuknya.

"Awww, " ringis Zai saat akan membaringkan tubuhnya.

"Aish ada apa sih? Ko keras banget, " ucap Zai bingung sambil meraba - meraba tempat tidurnya.

Gotcha!

Sebuah kotak berukuran sedang berwarna baby blue dengan ukiran bayi beruang yang sedang bermain dengan kupu-kupu.

"Ini kotak apa? " tanya Zai sambil memerhatikan kotak itu.

"Ihh lucu banget ukirannya!" pekik Zai gemas.

"Hihihi, simpen aja dulu biar besok aja bukanya," ucap Zai sambil cengengesan.

Setelah itu Zai pun meletakkan kotak itu di nakas samping tempat tidurnya.

"Selamat malam kotak," ucap Zai sambil menatap kotak itu.

◎◎◎

"Gimana? "

"Hah? Gimana apanya? "

"Aish, lo udah kerjain tugas lo kan? "

"Beres lah itu mah. "

"Tapi... Lo gak takut ketauan? "

"Ngapain takut? Sama - sama pakai baju kan? "

"Aish, lo mah malah bercanda. "

"Hahahaha, lucu banget si pacar gue. "

"HIH!! GUE BUKAN PACAR LO YA"

















TBC

Nah loh sapa tuh

Haiii saat nya mulai tebak - tebakan yaa

Siap - siap aja yaa part selanjutnya akan lebih beuhh bwuahh.

Hihi maaf pendek

Voment nya kawan.

Ingat itu gratis tanpa di pungut biawak.

Bye bye

Name Of Love ||proses Revisi||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang