24. Family Jungri

556 40 3
                                    

"Cinta adalah saat kebahagiaan orang lain lebih penting daripada kebahagiaanmu sendiri. jagalah cintamu"


HAPPY READING



















Sore ini memang agak gelap karena mendung akan hujan. yeri duduk diteras rumah keluarga jeon dengan menikmati seduhan teh yang ia buat tadi. 

"Huhh! anginnya semakin dingin" ucap yeri sambil menggosok-gosok kedua lengannya.

sesaat setelah mengeluh karena dinginnya angin, tiba- tiba yeri teringat akan kejadian dimana sebelum ia dan Jungkook berada disini teman lamanya Gisella  menelfon dan menanyakan dimana keberadaan Jungkook. mustahil jika yeri melupakan kejadian itu begitu saja.

Bukan soal apa- apa setelah kejadian yeri dikirimi foto oleh seseorang yang tak ia kenal foto itu sangat jelas bahwa Jungkook dengan Gisella sedang makan bersama di sebuah cafe, ia masih terus mencoba untuk berpikir positif. 

tapi apa yang ia dapat, ia malah kembali mendapatkan kejadian yang membuatnya kembali ragu di hari berikutnya.

"heii kenapa melamun"

seseorang tiba-tiba datang dan duduk di kursi kosong disamping Yeri, membuatnya kaget sehingga membuyarkan pikiran kalutnya.

"ah kak Hana mengagetkanku saja" 

Ya, Hanalah yang datang mengejutkan Yeri. Hana tersenyum, kemudian meraih tangan adik iparnya itu.

"bumil mikirin apa sih?" Hana tersenyum hangat 

"kalau ada masalah itu cerita, jangan dipendem sendiri yaaa. kasihan nanti baby kamu juga ikut mikirin masalah kamu" Hana kemudian tertawa terbahak- bahak setelah mengatakannya.

Yeri melepaskan genggaman tangannya sembari memutar bola mata malas melihat tingkah kakak iparnya itu. padahal suasananya sudah sangat mendukung untuk mellow dan bercerita tetapi malah. sudahlah. 

"ngga yer kakak serius" Hana kembali meraih tangan Yeri secara paksa.

"aku tau kok, emang kalo lagi hamil itu bawaannya kudu emosi terus sama suami, ya gitulah curigaan, tapi itu artinya pengen ditemani terus sama diperhatiin aja"

"kak hana ngomong apa sih kak?" Yeri sebenarnya terkejut akan pernyataan Hana. mengapa bisa pas dengan apa yang ia rasakan saat ini. ah mungkin hanya karena sama- sama seorang perempuan saja. pikir Yeri

"aku yakin kok Jungkook ga akan macem- macem sama temen kamu seperti apa yang ada dipikiranmu. wajar saja kau sedang hamil dan susah mengontrol emosimu. sehingga pikiranmu kemana- mana"

kali ini bukan tentang sama- sama perempuan saja, melainkan Hana benar- benar mengetahui permasalahan yang sedang ia pikirkan tadi.

"aku juga sebenarnya percaya kak, tapi aku pernah dikirimin foto sama seseorang kalo mereka makan bersama di sebuah cafe tanpa mengabariku. bahkan setelah pulang aku bertanya pada Jungkook atas kegiatannya pada hari itu dan ia manjawab bahwa ia hanya dikantor saja dan tidak kemana- mana. dia tidak jujur padaku. apakah itu wajar menurut kakak?"

"Apa!! yang bener?"

Yeri menganggukkan kepalanya yakin.

"mungkin Jungkook belum tau yer soal di cafe itu. tapi dia tau kalo kamu curiga dengannya soal temen kamu yang nelfon dia kemarin"

"Jungkook cerita sama kakak?"

Hana terseyum malu mendengar pertanyaan Yeri barusan

"sebenernya kemarin pas tengah malam dia dateng dan cerita sama Wonwoo di balkon kamar, dan sebenarnya aku belum tertidur hanya pura- pura saja dan mendengar sedikit pembicaraan mereka"

"nguping itu namanya"

"ya sorry" ucap Hana malu sambil menggaruk- garuk tengkuknya yang tak gatal.

"tapi yer, Jungkook keliatan galau banget tau. makanya aku bisa tau masalah kalian, diselesaiin baik- baik. nanti masalah ketemuan itu biar aku tanya ke Wonwoo kebenarannya karena Jungkook emang sering cerita ke Wonwoo" 









Family Jungri

"aku yakin Rere akan terus mencariku, lama -lama kaya psikopat deh itu anak. ahh mikirin dia jadi ngeri sendiri" Gisella menggidikkan bahunya sambil mengingat kejadian saat ia bertemu teman lamanya itu.

ia tak mau menunggu waktu lama lagi, ia harus memberi tau Jungkook bahwa Rere telah salah faham kepadanya. ia harus mewaspadai hal- hal yang bisa dihalalkan oleh Rere untuk menyingkirkannya.

Gisella

aku tadi bertemu dengannya, dan sepertinya ia melihat kita dicafe dan salah faham kepadaku. aku yakin ia akan terus mencariku

15:50


"kenapa ia tak kunjung membalas pesanku" gumannya

setelah memikirkan hal itu Gisella bangun dari duduknya untuk membukakan pintu, karena ia mendengar ada yang mengetuk pintu rumahnya.

tak ada siapa- siapa disana, ia hanya menemukan sebuah kotak tak cukup besar dengan hiasan yang cantik. Gisella memalingkan wajahnya kekanan dan kekiri untuk mencari tau siapa yang mengiriminya kotak hadiah ini.

tanpa berpikir lama karena kotak itu sangat menarik perhatian Gisella, ia membuka kotak itu dengan sangat antusias.








"Astagaaaa!!!!!!" pekik Gisella keras sembari melempar jauh kotak yang baru saja ia buka.

betapa terkejutnya dia kotak yang ia kira berisi hadiah yang lucu ternyata berisi beberapa bangkai tikus yang masih berlumuran darah. Potongan tubuh tikus itu terlihat sangat nyata.

ia memundurkan langkahnya kemudian terduduk dilantai. badannya gemetar kuat, air matanya turun membasahi pipinya. Ia tak mengerti mengapa ada yang tega melakukan hal itu padanya, salah apa dirinya pada orang itu.

Tanpa Gisella sadari ada seseorang bersembunyi tak jauh dari rumahnya memakai masker dan pakaian serba hitam sedang merekam kejadian yang baru saja menimpa Gisella. seseorang itu tersenyum licik melihat rencananya berjalan sesuai prediksinya.

Gisella menelungkupkan kepalanya, dadanya begitu sesak karena tangisnya yang semakin menjadi- jadi. setelah sepeninggal suaminya Gisella memang mengalami trauma. Suaminya meninggalkannya dengan keadaan kecelakaan tragis, pada waktu itu ia melihat darah yang cukup banyak keluar dari kepala suaminya  yang membuatnya pergi kehadapan sang pencipta.

Sejak saat itu Gisella trauma jika melihat darah bercucuran banyak. ia akan teringat pada tragedi kecelakaan suaminya dulu. luka lama yang susah payah ia tutupi selama ini kembali terbuka lagi. ia takut

ia takut akan kembali ditinggalkan orang orang yang ia sayang. ia tau kondisi tubuhnya jika sudah teringat kejadian itu. dirumah ini tidak ada siapa- siapa lagi yang bisa membantunya, ia harus menghubungi seseorang.

ia merogoh ponselnya kemudian kembali membuka aplikasi chat. dengan tangan yang gemetar ia menekan tombol panggilan kepada seseorang tapi tak kunjung dijawab

Gisella

Tolong aku!!

16:08





















Terima kasih telah membaca Family Jungri ❤️








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FAMILY. (Jungri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang