Bab.1

1.9K 86 1
                                    

"Gue males tinggal di rumah mu yang kecil itu, tua bangka" ujar gadis cantik berambut coklat sepunggung dengan curly di bagian ujung nya di telfon.

".....!!!?" sementara di sebrang sana suara pria berumur 45 mengumpat kesal atas jawaban gadis itu. Hei rumah milik nya bahkan membuat orang takjub ingin sujud! dan gadis licik ingin menghina rumah nya kecil? apakah dia buta?.

"Baiklah, tua bangka sombong, bahkan rumah ku lebih besar darimu" ujar gadis itu dengan ikut membanggakan diri, bibir tipis nya tersenyum miring mendengar umpatan yang semakin kasar terucap dari pria di sebrang sana.

"....."

"Tunggu saja jika aku ingin pulang tua bangka bye" ujar gadis tersebut dengan santai lalu menutup telfon nya.

Badan nya kembali berbaring rileks di kursi pinggir kolam renang. Sembari menyeruput jus jeruk segar nya, dia menikmati indah jya waktu bersantai.

"Non Bianca" suara sopan dari salah satu maid mansion mebuat salah satu manik gadis yang di panggil Bianca terbuka dan melirik nya malas.

"Hmm"

"Barang barang untuk non pulang ke Indonesia sudah siap dan sudah di taruh si mobil non" lapor maid tadi.

"Oke" santai bianca, maid tadi pun pamit undur diri.

Bianca Roseana Zea, gadis blasteran Belanda - Jepang tersebut memang terlahir sempurna. Wajah cantik dan body nya memang selalu membuat pria takluk. Gadis berumur 16 tahun yang memiliki banyak rahasia tersimpan rapat bersama senyum miring menggoda nya.

Setelah merasa hari mulai siang, Bianca pun beranjak masuk menuju kamar. Setelah sampai, dia langsung melakukan ritual mandi dan berdandan.

1 jam kemudian...

Gadis dengan bawahan jeans biru dongker dan kemeja berwarna putih melekat di badan nya berjalan santai menuju bagasi mobil untuk menuju bandara.

"BIK, JAGA MANSION" teriak nya tanpa dosa lalu melesat cepat menuju bandara dengan mobil Lamborghini.

Para maid di mansion tersenyum maklum dengan tingkah ajaib nona nya tersebut.

Mobil Lamborghini tersebut melesat cepat dan menyalip berbagai pengendara yang membuat mereka mengelus dada pelan.

Bianca sendiri di dalam mobil justru menyetel musik keras dan berjoget joget ria sembari terus memacu mobil nya.

"WOHOOOO, INILAH HIDUP" teriak nya girang.

"yeah yeah yeah wowuhuu" guman bianca mengikuti alunan lagu.

Sesampai nya di bandara, dia dengan santai nya mengambil tas slempang ukuran sedang dan berjalan menuju jet pribadi nya yang telah siap lepas landas.

"Selamat siang nona" sambut salah satu pramugari ketika bianca sudah masuk.

"Hn"

"Selamat menikmati perjalanan" lanjut mereka yang di angguki oleh Bianca.

Kaki jenjang nya melangkah menuju ruang khusus untuk dirinya beristirahat selama penerbangan.Melihat betapa rapi nya ruangan nya, bibir tipis tersebut tersenyum puas.

"Uhhh, ngantuk banget gue" keluh bianca sembari meregangkan otot otot tubuh nya yang kaku.

Tanpa berfikir 2 kali, dia langsung meloncat girang ke ranjang empuk tersebut dan mulai tidur. Sementara itu, beberapa saat kemudian pesawat mulai lepas landas menuju Indonesia.

                                    •••••

"Baru dateng lo?" tanya pria bername tag Bagaskara adipati pada seorang pria dengan penampilan urakan yang langsung menyerobot duduk di kursi tanpa malu.

"Hn" singkat pria yang menyerobot duduk tadi dengan name tag Alucard Barbara, yang kerap di sapa Bara.

Mereka kini sedang berada di rumah bagas dalam rangka bolos sekolah. Baju SMA pun masih melekat sempurna di tubuh mereka.

"Si sasha masih aje nelponin lo tuh" beritahu pria yang baru datang dengan sandal jepit melekat di kaki nya ketika melihat handphone bara yang tergeletak di meja berdering.

"Biarin" singkat bara dan langsung meng silent handphone nya.

"Hahaha, lagian lo sih ganteng amat" ejek pria dengan sandal jepit tadi bername tag Delon Abraham, yang kerap di Delon.

"Iri lo?" ketus Bara nyelekit membuat Delon syok.

"Hiks, akang kasar dedek nggak suka" ujar Delon dengan dramatis duduk selonjoran di samping kursi Bara.

"Amit amit gue punya temen modelan kaya lo" ujar pria yang menenteng soda di tangan nya. Pria bernama Aldebaran kenzo, yang kerap di sapa kenzo.

"Lah gue kan emang temen lo" bingung Delon yang langsung bangkit dari duduk nya.

"Lo kali yang ngrasa, gue enggak tuh" ejek kenzo yang tengah duduh di samping Bagas.

"Bangsat lo babi" umpat delon dan langsung melayangkan sandal jepit nya ke wajah Kenzo tanpa berfikir 2 kali.

Dug...

"Sialan lo, luluk" umpat Kenzo ketika sandal tersebut mendarat rapi di kening nya.
Bara dan Bagas hanya terkekeh melihat perdebatan mereka.

"Anjing, peni jangan banyak bacot lo" ujar Delon ngegas karna kenzo membawa nama emak nya.

"Lo tuh anjing, mak gue name nya lo bawa bawa, di santet kakek gue nyaho lo" ketus kenzo dan menyeruput soda kaleng nya lagi.

"Anjir lah, jangan bawa bawa kakek dong lo" ujar Delon yang setengah bergidik membayangkan wajah sangar kakek kenzo ketika menatap nya, seperti punya dendam terpendam yang belum terbalaskan.

"Takut kan lo, mangkanya, lo kan tau kakek gue punya dendam ame lo" goda kenzo.

"Em emang nya kakek lo punya dendam ape sih ame gue" ujar delon penasaran.

"Elo kan waktu kecil demen banget nyuri mangga kakek gue" ketus kenzo ketika membayangkan kebobrokan teman nya itu.

Mereka memang sahabat dari kecil sehingga sudah seperti saudara. Bukan kenzo dan delon saja namun bagas dan bara.

"Kan bukan gue doang, si bagas juga ikutan tuh" elak Delon.

Bagas yang mendengar nama nya di sebut langsung menghentikan main PS nya dengan Bara dan menoleh.

"Heh luluk, jangan bawa bawa gue" ujar bagas kesal.

"Enak aja, lo kan emang ikutan" kukuh Delon.

"Lagian kakek lo pilih kasih amat, giliran yang nyuri di bara malah senyum senyum" kesal Delon dengan bibir mengerucut.

"Demen kali" celetuk bagas dan langsung di tatap tajam bara.

"Peace" ujar bagas sembari nyegir.

Kenzo sendiri hanya menghiraukan nya dan menyeruput soda nya santai sembari menonton TV.

                                    •••••

bersambung!

Mysterius GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang