Bab.2

1.2K 75 4
                                    

Bianca dengan santai nya meminum ice chocolate nya di pinggir lapangan futsal. Sesampai nya di Indonesia, dia langsung bergegas jelajah berbagai tempat tanpa mempedulikan betapa khawatir nya pria paruh baya di telfon tadi.

Namun, dia bukan gadis bodoh yang tidak tahu jika ada banyak penjaga rahasia yang selalu tersebar di sekeliling nya menjaga nya atas perintah pria itu. Jadi dia santai saja.

Mata nya tidak pernah lepas menatap 4 pria dengan seragam SMA yang tengah bersiap bermain futsal dengan teman teman nya. Jujur saja, netra indah nya hanya menatap pria yang menurut nya paling mencolok di antara yang lain.

Visual nya bahkan mungkin mengalah kan teman teman nya.

Bibir tipis nya menyeringai senang seolah mendapat santapan besar.

"Tampan dan, gue suka" gumam nya lirih.

"Bos, tuh cewek ngeliatin Lo mulu deh perasaan" ujar Delon dan menyikut lengan bara.

"Ck mana?"

"Tuh, yang minum tuh" tunjuk Delon terang terangan tanpa malu.

"Anjing lo goblok, jangan di tunjuk" geram Bagas pelan lantaran takut di kira mereka pria penggosip.

"Iye iye elah" kesal Delon.

"Lo kenal?" tanya Bara pada Bagas.

"Enggak, kayak nya ye, baru di Indonesia tuh cewek, Bule banget cuy" ujar Bagas dengan memuja.

Tentu saja, bukan Bagas saja yang memandang Bianca memuja, namun beberapa pria yang ikut nongkrong dengan mereka juga tampak tidak sanggup mengalihkan pandangan dari gadis cantik tersebut.

"Gue nggak peduli" ujar bara dan kembali menyesap rokok nya. Asap rokok tampak mengepul di sekitar nya.

"Nanti demen, di ejek merem" sindir kenzo.

"Bacot"

"Eh, Bagas kemane anjir" panik Delon, di tinggal beli minum sebentar saja mana mungkin teman nya hilang bagaikan setan?.

"Tuh" tunjuk kenzo santai.

Seketika mata Delon membola dan mengelus dada sabar. Teman nya yang satu ini memang buaya biawak amatir.

Di sebrang sana, tampak bagas yang berjalan sok cool menuju bianca. Senyum manis sesekali tersungging di bibir teman nya itu membuat nya bergidik.

Bahkan bulu kuduk nya sampai meremang seperti melihat setan.

Dosa apa dia sampai di beri teman gila seperti bagas. Namun mau di buang sayang buat bullyan.

Mata kelam bara terus mengamati gerak gerik dari bianca. Dia tau bahwa gadis itu bukan orang sembarangan. Dari cara nya tersenyum, dan lirikan mata nya persis seperti pemimpin sebuah organisasi gelap.

Jangan bingung dari mana bara tahu akan hal itu, dia sendiri akan menyimpan rapat rapat rahasia ini. Biar waktu yang menentukan.

"Kita lihat seberapa berkuasa nya dirimu dalam dunia bawah" kekeh Bara.

"Ngomong ape sih lo? nggak jelas" bingung kenzo.

"Nggak"

Sementara itu, bagas mulai melancarkan aksi gombal nya.
Sesampai nya di depan bianca, dia tanpa malu duduk di samping gadis cantik tersebut dan tersenyum.

"Hallo cantik" goda nya.

"Aku kurang suka basa basi sayang" kekeh bianca, tangan lentik nya terangkat dan membelai pipi bagas pelan membuat pria itu kegirangan.

Delon dan kenzo serta yang lain tertawa terbahak bahak melihat ekspresi malu dan ke enakan bagas akibat usapan dari bianca.

Jarak antara mereka dan bianca cukup jauh sehingga bianca tidak terlalu bisa mendengar tawa mereka.

"Dia gadis yang berbahaya" gumam Bara sembari terus mengawasi.

"Aku lebih suka to the point" ujar bianca lembut.

Tangan nya beralih turun menuju rahang bagas membuat bagas ketar ketir.

Dia tidak menyangkan akan langsung takluk akibat usapan yang hanya kisaran detik.

"Em gue min-minta nomor lo dong cantik" ujar bagas setengah tergagap. Batin nya mengumpat kesal, bagaimana dia bisa tergagap saat di hadapan gadis yang ingin dia jadikan target, sungguh memalukan!.

Setelah mendengar ucapan bagas, bianca tanpa ragu mengeluarkan bolpoint berlapis emas dan kristal yang begitu indah dari saku kemeja nya.

Melihat bolpoint milik gadis ini, Bagas hampir di buat melongo.

Lagi dan lagi, bianca dengan nekat membuka dua kancing baju atas bagas dan mulai menulis nomor yang tentu nya milik manager nya.

Sontak aksi itu membuat jantung Bagas berpacu 2 kali lipat atau bahkan sampai 3 kali lipat.

Berkali kali bagas meneguk ludah kasar akibat aksi bianca yang terlewat nekat.

Di sebrang sana, kenzo, Delon dan yang lain melongo dan menjerit histeris ingin menggantikan posisi Bagas. Bagas mendapat untung yang sangat banyak batin mereka.

Bara yang awal nya terus ber ekspresi datar, dibuat semakin curiga dan was was. Jarang atau bahkan tidak mungkin ada gadis dengan ekspresi setenang itu melakukan hal yang melecahkan pada kaum pria.

Batin nya di buat semakin yakin bahwa gadis itu bukan orang sembarangan.

"Sampai jumpa tampan" kekeh bianca dan berlalu pergi meninggalkan bagas yang tengah memegang dada dan meneguk ludah kasar untuk ke sekian kali nya.

Bagas berjalan menuju teman teman nya dengan langkah terbata bata dengan tangan terus memegang dada nya.

"Ken-kenzo tolongin gue" adu bagas dengan dramatis dan duduk di samping kenzo.

"Anjing lo hahaha, enak banget lo, di elus" ujar kenzo sembari tertawa melihat ekspresi teman nya itu.

"Heh anjir, minggir lihat nomer nya dong" girang Delon dan langsung mencatat nomor tersebut di handphone nya.

"Hiks, dada gue udah nggak perjaka" imbuh  bagas.

"Cih, lo suka kan?" ejek bara.

"Su-suka sih hehe" cengir bagas dan langsung di geplak mereka ramai ramai.

                                    ••••••••••

Votee ⚠️

Mysterius GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang