Bab.7

1.2K 67 4
                                    

Kring... Kring...

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring, namun hal tersebut tidak membuat sekumpulan puluhan siswa brandal SMA Garuda bergegas pulang.

Mereka kini sedang berada di parkiran. Tinggal menunggu waktu untuk menuju tempat tawuran, namun entah apa yang merasuki Bara. Dia sedari tadi menunda nunda keberangkatan tawuran.

"Bos, kita nunggu ape si?" bingung salah satu anak tawuran.

"Diem" ujar Bara singkat.

Mereka diam membisu, sedari tadi jika di tanya hanya 'diem' jawaban yang di berikan ketua tawuran tersebut.

Bara sendiri juga tidak tahu mengapa dia tidak ingin beranjak dari parkiran. Sedari tadi matanya tak berhenti memandang mobil sport berwarna merah tersebut.

Hati nya mendorong nya untuk menuju mobil tersebut namun pikiran nya menolak keras.

"Bos, kita udah telat nih" kesal kenzo.

"Betul bos, udah lama juga kita diem kek patung" imbuh Mateo.

Akhirnya, setelah berfikir beberapa saat, Bara segera menepis dorongan hatinya tersebut dan memilih menuruti pikirannya.

"Berangkat" intruksi Bara.

Mereka pun menaiki motor sport masing masing menuju lapangan tawuran.

Setelah berkendara selama 15 menit, sampailah mereka di lapangan luas namun sepi kendaraan berlalu lalang.

Disana, para musuh tawuran mereka yang tak lain adalah siswa SMA Pertiwi terlihat nongkrong di atas motor.

"Dateng juga lo, gue kira nanges" ejek pria dengan bandana hitam di rambut nya.

"Cih sama sekumpulan manusia minus ahlak  kayak lo gue takut? pindah planet gue" ejek Bara menyahuti.

Pria di hadapannya ini memang tidak ada kapok kapok nya dalam mencari masalah pada SMA Garuda. Ingin di bunuh tapi termasuk pidana, asudahlah.

"Geludd hayukk" ujar delon dengan semangat. Seketika Kenzo memberi geplakan gratis di kening delon.

"Temen anjing lo" umpat delon yang hanya di balas tawa oleh Kenzo.

"Ck gausah basa basi, SERANG" ujar pria berbandana hitam, dengan name tag Zidane Putra.

"SERANG" kali ini teriakan dari Bara.

Dua kubu dengan dendam masing masing saling menyerang. Hantaman kuat, ringisan dan ejekan terdengar di mana mana.

"Nanti lo nangis lagi gue tonjok" ujar delon memprovokasi lawan nya. Kali ini dia mendapatkan lawan pria berkepala plontos yang entah mengapa gerak gerik nya menunjukan jiwa helo kitty.

"Banyak omong lo hyaa" ujar pria plontos.

Bug!

Bukannya delon yang merasa kesakitan justru pria plontos lah yang meringis sakit. Bagaimana tidak sakit, tangan nya serasa meninju nampan besi.

"Ciyaaa sakit kan hahha, gue pakek panci soal nya" ujar delon dengan raut muka polos ketika mengeluarkan panci dari baju nya.

"Sial" umpat pria plontos kesal.

Bug!

Bug!

Dug!

Bang!

Tinjuan dan tendangan langsung di lancarkan delon, pria plontos seketika menitikan air mata karna kesakitan.

"Hiks, huwa mama" tangis pria plontos dengan keadaan jongkok.

Seketika delon mendadak cengo, dia melirik kanan kiri dimana teman teman nya masih bertarung namun lawan teman nya mungkin lebih waras dari lawan nya.

"Gue denger lo lagi di deketin cewek?" tanya Zidan mencoba memancing amarah Bara.

"Banyak bacot lo" ketus Bara.

Bug!

Bang!

Bug!

Bang!

Krakk!

Arghhh!

"Sial" umpat zidan ketika merasakan sakit luar biasa di lengan nya, mungkin patah batin nya.

"Kemampuan lo itu nggak bakal sebanding sama gue" ejek Bara.

Marah! Zidan dengan pantang menyerah menghajar kembali Bara.

Pertarungan antar dua kubu semakin sengit, hari pun semakin sore. Banyak korban berjatuhan alias pingsan.

Namun kebanyakan dari kubu zidan.

Menyadari kekalahan nya, Zidan memberikan instruksi pada yang masih sadar untuk membantu yang pingsan agar di bopong menuju mobil masing masing. Mereka pun pergi.

"Huuuu" sorak dari kubu Bara.

"Pecundang" decih Bara.

"Aduh, sakit semua nih badan gue" keluh bagas.

"Ya jelas lah o'on, namanya tawuran juga" kesal kenzo.

"Cabut" intruksi Bara.

Mereka pun, bergegas pulang, ada yang berboncengan dengan teman mereka yang pingsan.

Mereka tidak sadar bahwa sedari tadi, gadis di dalam mobil sport berwarna merah mengawasi tawuran tersebut dengan malas.

Pertarungan yang membosankan batin nya.

"Huh, tonjok tonjokan doang, main pisau pisau an kek" gerutu Bianca tanpa dosa, mungkin saja jika dia mengucapkan nya secara langsung di tawuran tadi, mereka akan syok atau bahkan pingsan mendadak.

Mereka tentu nya akan bingung, gadis jenis apa Bianca ini.

"Hn, tampan gue makin bikin gue gak sabar buat nikmatin" kekeh Bianca, seperti nya kewarasan bianca perlu di pertanyakan.

Bianca pun menyalakan mobil nya dan melesat cepat menuju rumah pria yang dia panggil 'tua bangka' di telfon.

"Dam dam dam du du du" ucap Bianca bersenandung.

Dia menjadi semangat lantaran memilirkan kejutan yang akan dia berikan untuk Bara nanti malam.

"Pasti tampan gue jantungan" gumam nya.

Seringai misterius tercetak sempurna di bibir tipis nya. Mata nya yang terus memancarkan ketenangan terkilat nafsu yang perlahan membara.

Katakan lah dia gadis gila, namun apakah Bianca mempedulikan omongan orang? tentu tidak, jika dia tidak suka dengan seseorang cukup buat hidup orang itu jatuh se jatuh jatuh nya.

Gampang!

                                      •••••

Votee ⚠️

Mysterius GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang