Bab.6

1.1K 73 4
                                    

Kringg... Kringg...

Bel istirahat telah berkumandang. Bianca dengan semangat ingin menuju kantin, namun sepertinya tidak semudah itu.

"Eitss, bareng kita yuk cantik" goda salah seorang pria berpenampilan tidak rapi, lebih melenceng ke urakan.

Bianca memandang tenang pada pria ber name tag Mateo Yunanda.

Dia merupakan pria yang masuk dalam kumpulan tawuran SMA Garuda yang di ketuai oleh Bara.

Jadi tak heran lagi jika Mateo suka sekali menggoda gadis gadis cantik.

"Tampan, namun gue nggak suka" ujar Bianca pelan, mata indah nya terus memandang seksama Mateo hingga membuat pria itu terdiam kaku, sungguh cantik batin nya.

"Mat, jangan di ganggu deh" ujar venom memperingati.

"Ape sih, goda dikit elah" kesal mateo, namun senyum tengil tidak surut dari bibir nya.

Bianca yang tidak ingin basa basi langsung melangkah menuju kantin meninggal kan mereka yang sedang berdebat.

"Eh anjir gue di tinggal" ujar mateo setengah berteriak.

"Gara gara lo nih setan" imbuh nya dan menunjuk nunjuk muka venom.

" Rasain hahahha" ejek venom dan ikut berlari keluar menyusul teman teman pria nya.

"Bangke" umpat mateo dan berlalu pergi.

Si sepanjang perjalanan menuju kantin, banyak pria yang begitu terpesona dengan keindahan Bianca, namun sayang Bianca hanya memandang mereka tenang.

Se sampai nya di kantin, mata bianca langsung tertuju pada bangku pojok kantin tempat dimana banyak pria bersenda gurau.

Namun matanya lebih fokus ke pria dengan tatapan kelam. Siapa lagi jika bukan Bara.

"Saat nya menaklukan pria tampan" gumam Bianca.

Dengan langkah pasti dia menuju tempat Bara duduk, semakin mendekat dia semakin bisa mendengar percakapan mereka. Sepertinya mereka akan tawuran pikir nya.

Para penghuni kantin memandang kaget aksi murid baru tersebut yang terlewat nekat. Mereka tahu bagaimana Bara sangat membenci jika ada wanita yang mendekatinya kecuali sasha. Itupun kerap kali sasha jadi bahan kekerasan.

Sekumpulan pria, yang tak lain adalah geng tawuran SMA Garuda memandang memuja pada Bianca.

"Anjir lah, tuh cewek cantik banget, fiks cocok sama gue" ujar pria berkalung perak. Pria bername tag Alex Septian tersebut memang kelewat PD.

"Bebep gue ngapain kesini coba?" sahut Mateo kebingungan.

"Nyaperin gue pasti" sombong bagas ketika ingat bagaimana Bianca dengan indah nya membelai pipi dan rahang nya, uh hatinya bergetar.

"Dia semakin terlihat menarik" gumam Bara pelan, meskipun dia diam, mata nya tak henti mengawasi setiap langkah gadis itu.

"Tuh cewek kayak nya demen sama lo deh bos" bisik Kenzo di dekat telinga Bara.

"impossible" balas bara dingin.

Se sampai nya di tempat duduk Bara, Bianca langsung saja tanpa permisi duduk di pangkuan pria itu.

Meja dan kursi kantin memang berjarak cukup senggang jika tidak di pakai makan, mangkanya Bianca bisa mudah duduk di pangkuan Bara karna mereka hanya mengobrol tidak makan.

"Wow" teriak mereka yang duduk dengan Bara kabet, gadis yang nekat batin mereka.

"Turun dari pangkuan gue" sentak Bara, meskipun begitu dia tidak menampik jika jantung nya berpacu sangat cepat.

"Aku menginginkan mu tampan" kekeh Bianca pelan tepat di samping telinga Bara.

Bianca semakin tertawa pelan ketika merasakan tubuh pria yang memangku nya ini menegang. Ah sepertinya pria ini mulai menyadari identitas nya.

"ANJING, SI BOS UNTUNG BANYAK" teriak bagas, tanpa sadar para penghuni kantin langsung memusatkan perhatian pada Bianca yang tengah duduk di pangkuan Bara.

Mereka mulai berbisik tentang keberanian gadis itu. Beberapa dari mereka tidak berani memfoto atau pun memvideo karna takut di bully.

"Jadi, bagaimana jika malam ini sayang?" tawar Bainca, lalu tanpa aba aba dia mencium sudut bibir Bara membuat mata laki laki itu membulat.

"Sial, jangan sikap lo" ancam Bara, tangan nya mengusap kasar bekas kecupan gadis itu, meskipun dia tidak bisa menampik rasa lembut bibir Bianca hampir membuat nya kalap.

Di bawah sana milik nya mulai perlahan berdiri. Dia juga pria normal jadi wajar jika dia ereksi.

"Bos tukar posisi dong" mohon Meteo, sungguh dia ingin berada di posisi Bara untuk saat ini.

Yang lain nya pun tak kalah kaget dengan aksi gadis cantik tersebut yang di luar akal waras. Namun sekali lagi mereka hanya bisa berteriak teriak seperti orang gila.

Tangan Bara terulur ingin mendorong bianca, namun dalam sekejap berhenti ketika mendengar ancaman dari gadis itu.

"Gue bisa aja bunuh seluruh teman lo" ujar Bianca tepat di depan bibir Bara, sedikit saja Bara atau pun Bianca bergerak bibir mereka pasti akan menempel.

"Jangan macem macem" ancam Bara balik.

"Gue nekat tampan"

"Gue lebih nekat, ingat itu" meskipun begitu, Bara tidak menampik rasa was was dalam hati nya.

"Tunggu kejutan gue nanti malam" bisik Bianca, lalu gadis itu pun turun dari pangkuan Bara dan berjalan keluar kantin dengan santai seolah tidak berbuat hal macam macam.

"Huh" dengus Bara, dia mulai bisa bernafas lega, namun di bawah sana milik nya masih tegang.

"Yang bawah aman gak tuh?" goda kenzo tanpa malu.

"Gue yakin sih sakit ya bos" ejek delon.

"Pengen banget gue gantiin posisi lo" ujar mateo dengan cemberut.

Mereka pun tertawa bersama sama menertawakan kesialan bos mereka untuk pertama kali nya karna seorang gadis.

"Sial" umpat Bara kasar lalu berjalan keluar kantin.

Bukanya menyusul, teman teman nya malah semakin mengeraskan tawa mereka membuat para penghuni kantin yang lain memandang mereka aneh.

                                     •••••

Next?

Mysterius GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang