19. lupa

432 63 0
                                    

Sudah dua hari sejak Minho yang tak sadarkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah dua hari sejak Minho yang tak sadarkan diri. Tuan Lee harus membagi waktu antara kerja dan sang anak, beberapa teman dekat Minho juga mengunjunginya.

Tuan Lee memasuki kamar, berjalan mendekati buah hatinya yang masih engan untuk membuka mata. Menggenggam tangan Minho berharap pemuda itu lekas sembuh.

Dan benar saja, dengan perlahan kelopak itu terbuka menampilkan dua manik dengan binar indahnya.

"Minho sayang, kau b-bangun?" Ucap tuan Lee sedikit terkejut.

Minho hanya berkedip polos, menatap sang ayah bingung. Tuan Lee mengernyit lalu menekan tombol di bawah kasur guna memanggil dokter.

"Ayah, ini dimana?" Tanya Minho yang masih terlihat linglung.

"Di rumah sakit Ho, kau pingsan dua hari yang lalu"

"Pingsan?"

"Iya, bagaimana keadaan mu sekarang?"

"Cukup baik, mungkin aku pingsan karena tubuh ku terlalu lemah pasca operasi mata, iya kan ayah?"

Tuan Lee bingung, apa maksud anaknya? Tapi, mengingat perkataan sang dokter untuk tidak memberikan pertanyaan berat pada Minho, tuan Lee pun mengiyakan.

"I-iya, karena operasi. Eum dokter akan datang untuk memeriksa mu sebentar lagi"

Tak sampai sepuluh menit, dokter Kim datang dengan senyum hangatnya.

"Senang bisa melihat mu kembali sehat Minho, bagaimana keadaan mu? Apa bagian kepala masih terasa sakit?"

"Tidak dok, aku baik-baik saja"

"Baiklah bisa ku periksa sebentar?" Minho mengangguk.

Dokter Kim mulai memeriksa tubuh pemuda tersebut, mengecek anggota tubuh Minho. Menulis beberapa kalimat dalam sebuah kertas.

"Kondisi mu sudah membaik, jangan sampai kelelahan untuk beberapa hari ke depan"

Dokter Kim memberikan resep obat yang ia tulis tadi lalu pergi meninggalkan ruangan.

"Minho, kau tidak ingat apa-apa?"

"Apa yang harus ku ingat yah?"

"Kau pergi melihat hujan meteor beberapa hari yang lalu bersama teman-teman sekolah mu dan juga Han Jisung" jelas tuan Lee hati-hati.

"Aku tidak pergi melihat hujan meteor ayah, kan beberapa hari lalu aku menjalani operasi mata dan juga...




...Siapa itu Han Jisung?"

.

.

.

"Kapan kita menjenguk Minho?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kapan kita menjenguk Minho?"

"Pulang sekolah nanti, bagaimana?"

"Baiklah"

Mereka lanjut makan, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Semuanya terdiam sampai Chan membuka suara.

"Apa Minho akan benar-benar melupakan-nya?"

"Kurasa iya, bahkan semua kejadian saat hujan meteor pun tidak akan di ingat oleh Minhoㅡ

Dan sepertinya star-guard telah memanupulasi ingatan-nya" jelas Changbin lesu.

"Takdir sangat jahat ya"

"Apa ayah Minho juga akan hilang ingatan?" Tanya Felix.

"Kurasa tidak"

"Sudahlah, lanjutkan makan kalian"

.

.

.

Rumah sakit terlihat cukup ramai, buat ke-enam pemuda itu sedikit kesulitan untuk sampai ke kamar teman mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah sakit terlihat cukup ramai, buat ke-enam pemuda itu sedikit kesulitan untuk sampai ke kamar teman mereka.

Hyunjin mengetuk kecil pintu kamar pasien tersebut. Dari dalam terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke arah pintu.

"Ah teman-teman Minho rupanya, ayo masuk"

Minho tersenyum melihat kehadiran teman-temannya. Entahlah hanya dengan mendengar suara mereka, Minho sudah dapat mengenali mana Chan, Felix dan yang lainnya. Hyunjin yang paling bersemangat, ia segera berlari lalu memeluk Minho.

"Uh sayangku makin sehat sekarang~" Hyunjin berucap dengan nada menggelikan buat yang ada di dalam ruangan tertawa.

"Hyunjin sana kau berat"

"Balas dulu pelukan ku!"

Minho menghelah napas, balas pelukan si bibir tebal.

"Senang melihatmu dengan kondisi baik seperti ini Ho" ucap Chan.

"Sekarang kau bisa melihat wajah tampanku sepuasnya" Hyunjin mendekat ke arah Minho, melihat itu Jeongin segera menarik Hyunjin lalu memeluknya erat.

"Tidak boleh! Hyun punya aku!" Ucap Jeongin dengan wajah cemberut. Takut Minho mengambil Hyunjinnya.

"Dasar Jeongin positif!" Felix mengejek.

"Posesif sayang, bukan positif" Changbin mengelus pelan kepala sang kekasih sembari tersenyum maklum.

"Ho, pulang kapan?"

"Kalau kondisiku membaik, dua hari ke depan mungkin sudah bisa pulang"

"Baguslah, kau pasti merindukan suasana sekolah"

Minho mengangguk. Selanjutnya mereka terus bercanda, buat ruangan penuh dengan tawa.

Tanpa di sadari, seseorang terus menatap Minho dengan pandangan sendu.

'Sebegitu mudahnya kau melupakan sosok itu Minho' batinnya.














𝑮𝒍𝒊𝒎𝒎𝒆𝒓 •Minsung•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang