22. terlambat

486 61 0
                                    

Minho berlari menuju kelas, dengan tergesa ia membuka pintu, nafasnya memburuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Minho berlari menuju kelas, dengan tergesa ia membuka pintu, nafasnya memburuh. Siswa yang ada di sana menatapnya dengan pandangan aneh, bingung juga heran.

"Dimana Han Jisung?!"

"Ho tenang dulu, kau kenapa?" Daehwi datang menenangkan Minho.

"Ku tanya dimana Jisung, kalian tidak melihatnya?!"

Daehwi mengernyit bingung. Apa yang sedang Minho bicarakan?

"Ho kau bicara apa sih? Tidak ada siswa bernama Jisung di kelas kita" Daehwi menjelaskan.

Minho menggeleng, matanya mulai memanas. Ada apa ini? Kenapa mereka bertingkah seperti tidak pernah mengenal Jisung?

Semuanya terasa membingungkan, pemuda Lee itu mengatur napas, sejenak ia teringat teman-temannya. Minho berlari menuju kelas Hyunjin, tapi saat dalam perjalan ia merasakan sakit yang hebat pada kepalanya.

Minho mencoba untuk tetap sadar, namun rasa sakit itu semakin menjadi, darah segar mulai bercucuran dari dalam hidung. Setelahnya Minho kehilangan kesadaran.

-

Chan dan Hyunjin berlari ke arah UKS. Mendengar Minho yang pingsan di depan perpustakaan membuat mereka khawatir, bahkan Hyunjin meninggalkan tugasnya di atas meja demi menemui pemuda bermarga Lee tersebut.

Saat memasuki ruangan, bisa di lihat Minho terbaring lemah dengan wajah yang sangat pucat. Chan langsung menghubungi ayah Minho.

"Jeong, apa Minho baik-baik saja?"

"Entahlah, ku rasa dia hanya kelelahan" ucap Jeongin sambil membereskan obat-obatan.

"Astaga Ho kau kenapa lagi sih" Hyunjin menatap sendu ke arah Minho.

"Semenjak pulang dari malam hujan meteor, dia mulai sakit-sakitan" Chan memijat dahinya.

"Yang aku tahu, saat hujan meteor tiba para half-star bisa mengabulkan permintaanya sendiri . Aku penasaran apa sebenarnya permohonan Minho?"

"Tunggu dulu, apa Minho sudah mengingatnya?" Tanya felix hati-hati.

"Ya, Minho mengingat semuanya"

Changbin muncul secara tiba-tiba, buat mereka terkejut.

.

.

.

Tuan Lee menatap Minho yang terbaring lemah di atas kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuan Lee menatap Minho yang terbaring lemah di atas kasur. Ia bingung apa yang sebenarnya terjadi pada anaknya? Kento sampai harus meninggalkan pekerjaan saat mendengar Minho kembali pingsan di sekolah.

"Hiks- Ji..jisunghh" gumamnya.

"Minho, bangun nak" tuan Lee menepuk kecil pipi Minho, pemuda tersebut terus menyebut nama Jisung dengan wajah sedih juga air mata yang mulai menetes.

"Jisung ma-maaf"

Kento segera memeluk Minho, tangannya mengusap lembut punggung sang anak guna menenangkan buah hatinya.

"Minho kenapa hm?"

Dengan perlahan pemuda Lee itu membuka mata, ekspresi sedih tercetak jelas di wajahnya.

"Ayah, Ji-jisung dimana?"

.

.

.

"Jelaskan pada kami sekarang" ucap Chan dengan nada serius. Mereka keluar dari kamar Minho untuk mengintrogasi Changbin.

Pemuda Seo itu menghela napas sebentar lalu mulai menjelaskan.

"Jisung membuat satu permohonan meng-atas namakan Minho"

"Apa maksudmu?" Hyunjin terlihat bingung.

"Jisung menggunakan setengah bintangnya untuk mengabulkan permintaan, tapi permintaan itu ternyata bukan untuk dirinya, melainkan untuk Minho-

Keduanya bukan sepasang mate, maka akan sangat berbahaya jika salah satu dari mereka berbuat nekat"




Flashback

"Permintaan apa yang ingin kau kabulkan?"

"Sebenarnya permintaan ini bukan untuk diriku tapi orang lain"

"Kau sudah memiliki mate?"

Jisung menggeleng lalu menunduk, ia tidak tau siapa mate-nya.

"Ah ini akan sulit, memangnya untuk siapa permintaanmu itu?"

"Untuk seseorang yang ku sayang"

Pemuda Seo itu terdiam sejenak.

"Changbin aku ingin kau menyampaikan permintaanku pada star-guard"

"Permintaan apa?"

"Aku ingin Minho sembuh dan bisa melihat" ucapnya dengan nada lembut.

"Tunggu dulu, orang yang kau sayang itu... Minho?" Jisung mengangguk kaku.

"Ji apa kau yakin?"

Jisung mengangkat wajahnya menatap Changbin, senyum manis terukir.

"Ya aku yakin, melihatnya selalu di ejek membuat hatiku terasa sakit. Sekali ini saja, aku ingin orang yang ku sayang bahagia"

-

"Jadi Jisung mencintai Minho?" Tanya Hyunjin.

"Bukankah sudah terlihat jelas? Mereka berdua saling mencintai" Chan mengusap wajahnya kasar.

"Lalu dimana Jisung sekarang?" Felix menatap Changbin Intens.

"Dia di tempat yang sangat jauh, aku tak yakin dia bisa kembali" ucap Changbin lesu.

"Apa maksudmu?"




"Semuanya terlambat, Minho kehabisan waktu"















𝑮𝒍𝒊𝒎𝒎𝒆𝒓 •Minsung•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang