07. dekat

499 63 0
                                    

ו••×

Sudah dua bulan sejak perkenalan pertama mereka, Minho dan Jisung terlihat lebih dekat dari sebelumnya, banyak yang mengira kalau mereka berdua itu sepasang kekasih, tapi sebenarnya tidak.

"Minho! Sebentar kalo kelas sudah selesai kita ke perpus ya"

Jisung menghampiri Minho yang sedang membereskan meja nya.

"Baiklah"

Minho tersenyum lembut. Jisung seketika gugup, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Merasa malu karena di berikan senyum mematikan, Jisung segera membuang muka menatap ke arah lain.

"A-aku ke te-tempat duduk dulu"

Minho mengangguk, heran juga kenapa Jisung gugup?

-

Setelah kelas berakhir Jisung dan Minho pun pergi ke perpustakaan, membaca beberapa buku yang menurut mereka bagus untuk di baca.

"Mana yah.. ah! Itu dia!" Jisung terlihat senang menemukan buku yang menurut nya bagus.

Sayang sekali buku itu ada di rak paling atas, Jisung mencoba menggapainya namun tak berhasil, menatap kesal ke arah kaki nya yang terlihat mungil.

"Ayolah... mengapa aku terlahir begitu pendekㅡ"

"Mungkin saat pembagian tinggi badan kau datang terlambat" Minho tertawa kecil.

Jisung memutar bola matanya malas, entahlah kadang ia berpikir kenapa tubuhnya lebih mungil dari lelaki lain di luar sana, itukan tidak adil!

"Dimana bukunya akan ku ambilkan"

Jisung menatap Minho berbinar, Minho itu baik, tampan, tidak sombong, rajin menabung lagi. Jisung kan makin suka, Ehㅡ

Sambil tersenyum malu-malu, Jisung mengarahkan tangan Minho pada buku di atas sana, bukannya mengambil buku yang di inginkan Jisung malah fokus melihat tangannya yang menggenggam lengan Minho, urat-urat yang menyembul itu sangat terlihat kekar...

'Aaa tunggu dulu pikiran macam apa ini' batin Jisung.

"U-uhh"

Jisung menggelengkan kepalanya juga di ketuk-ketuk sedikit agar otaknya kembali berfungsi dengan normal.

"Ji?..."

Jisung tersentak saat Minho memanggilnya, membuat lelaki manis itu tak sengaja menarik lengan Minho.

Brukk

Minho jatuh menimpah-nya, tarikan Jisung cukup kuat, wajah keduanya sangat dekat, Minho hanya berkedip polos lain hal dengan Jisung yang kini sudah memerah seperti tomat.

"Mi-minho minggir k-kau berathh"

"Astaga maafkan aku Jisung, kau tak apa kan?" Minho bangun dari posisinya lalu mengecek keadaan Jisung.

"I-iya" Jisung masih gugup, di tambah sekarang Minho sedang mengelus belakang kepalanya, aaa Jisung bisa gila!

Tidak! Ini tidak bagus untung jantungnya.

"Uhh sa-sakith" nah kan penyakit sialan itu kambuh di saat yang tidak tepat.

"Ji kau kambuh?!" Minho berseru panik, segera menggendong Jisung ala bridal style lalu membawanya ke UKS.

Jisung tersenyum menatap wajah khawatir Minho. Rasa sakit dan malu bercampur sekarang.

.

.

.

Minho mengajak jisung untuk berkunjung kerumahnya, si manis tentu tidak menolak, ini adalah kunjungan kesekian-nya.

Belakangan ini Jisung memang sering berkunjung ke rumah Minho.

Keduanya duduk di atas karpet bulu, sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Minho dingin~" Jisung merapat kearah Minho mencari kehangatan.

Keadaan di luar sedang hujan membuat suhu dingin menyebar masuk.

Minho mengambil selimut lalu melingkarkan ke tubuh Jisung, menarik si mungil dalam dekapan.

Jisung menatap Minho dengan wajah memerah padam, membalas pelukan Minho lalu menyamankan posisi.

"Masih dingin Ji?" Minho bertanya sambil merapikan selimut di bagian kaki Jisung.

"Tidak~ Jisung merasa hangat sekarang karena di peluk sama Minho~"

Blushh

Sekarang Minho yang merona.

Ah ia jadi gemas, pemuda Lee itu mencubit kecil pipi Jisung. Keduanya terkekeh lalu melanjutkan cuddle mereka.

Jangan heran keduanya memang menyukai skin-ship, itulah alasan mengapa beberapa murid disekolah mengira Minho dan Jisung berpacaran.

-

Lama terdiam Minho pun memulai percakapan.

"Ji apa kau tidak penasaran?"

"Penasaran kenapa?"

"Entahlah aku masih merasa aneh dengan diriku, maksudnya aku buta, tapi aku bisa melakukan banyak hal layaknya orang biasa"

"Karena kau seorang half-star" jawab Jisung polos.

"Maksudnya?" Minho menatap Jisung bingung.

Jisung tersenyum lalu menggenggam tangan Minho.

"Semua half-star memang terlahir cacat, tapi! Ada beberapa half-star yang mendapatkan keistimewaan-

Dan kurasa, kau salah satu dari para half-star beruntung itu"

Minho terdiam, ayah nya tak pernah mengatakan hal ini. Balas genggaman Jisung lalu tersenyum.

"Ah begitu yah"











𝑮𝒍𝒊𝒎𝒎𝒆𝒓 •Minsung•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang