13. bimbang

393 59 0
                                    

Ujian semester telah berakhir, semua siswa terlihat bersorak senang, beberapa anggota kelas menari nari di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ujian semester telah berakhir, semua siswa terlihat bersorak senang, beberapa anggota kelas menari nari di atas meja.

Jisung tersenyum menatap teman-teman sekelasnya, setelah ini mereka tinggal menunggu satu ujian lagi untuk kelulusan.

"Minho mau ke kantin?" Jisung menghampiri Minho.

Tiba-tiba Felix dan Changbin muncul, berjalan kearah Minho dan Jisung.

"Besok jadi melihat hujan meteor kan?"

"Iya, aku akan menginap di rumah Minho malam ini, kita bisa pergi bersama"

Salah satu teman kelas mereka tertawa.

"Hahaha apa kau bilang Ji? Kalian ingin membawa si buta ini pergi melihat hujan meteor? pffft kalian pasti bercanda"

"Kalian bodoh atau? Bagaimana bisa Minho melihat hujan meteor hahaha"

Minho menunduk, apa yang di katakan teman sekelasnya itu benar, Minho tak bisa melihat hujan meteor.

"DIAM! Yang bodoh itu kalian! Sekumpulan orang ber-otak udang yang tidak bisa menghargai kekurangan orang lain! Kenapa? Kalian bangga dengan fisik sempurna?! Percuma memiliki wajah yang tampan atau cantik kalau tak memiliki hati!" Felix marah saat mendengar temannya dihina.

Semuanya terdiam, menatap takut-takut ke arah Felix.

"Ayo kita ke kantin"

.

.

.

Jisung berjalan dengan langkah lemas, perkataan teman-temannya tadi masih terngiang dalam telinga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jisung berjalan dengan langkah lemas, perkataan teman-temannya tadi masih terngiang dalam telinga.

Pasti sangat menyakitkan bagi Minho, lelaki itu diam saja setelah insiden di kelas tadi, bahkan ucapan Jisung beberapa kali di abaikan oleh Minho.

Jisung melihat Minho duduk melamun di taman belakang sekolah, ia menghampiri pemuda tampan itu.

"Minho kau tak apa?"

"Iya"

"Soal perkataan tema-"

"Sudahlah Ji aku tak mau membicarakannya"

Jisung mengangguk lalu menatap ke arah depan, suasana canggung mulai menyelimuti keduanya.

"Sudah minta izin sama nenek?" Minho mulai berbicara.

"Minta izin?"

"Iya, minta izin menginap di rumahku"

"Sudah, nenek mengizinkan ku"

Keduanya kembali terdiam, Jisung memainkan dasinya, tak sengaja ia melihat Changbin yang sedang berjalan sendirian.

"Minho aku ke kelas dulu, sebentar kita pulang bersama ya"

Minho mengangguk.

-

"Changbin!"

"Eh? Iya Ji kenapa?"

"Aku ingin menanyakan beberapa hal, tapi tidak disini, eum pulang sekolah nanti boleh tidak kita bertemu di kafe district?"

"Boleh boleh"

"Baiklah akan ku hubungi lagi nanti"

-

Minho berjalan sendirian kearah gerbang sekolah, sedari tadi Minho mencari Jisung namun pemuda manis itu tak kunjung menampakan dirinya.

Mulai khawatir, Minho ingin bertanya pada orang lain tapi ia terlalu takut.

"Minho!"

"Iya?"

"Jisung bilang kau pulang duluan saja, dia ada urusan sebentar" ucap Hyunjin.

"Ah baiklah kalau begitu sampai jumpa"

Minho menelfon sang ayah untuk menjemputnya.

-

"Changbin! Disini!" Jisung memanggil Changbin yang baru saja memasuki kafe.

"Kau mau menanyakan hal apa Ji?" Ucap Changbin langsung.

"Eum... Kau ini keturunan hermes kan?" Tanya Jisung takut-takut.

"Iya, tak usah takut ayo lanjutkan"

"Hehe berarti kau ini sangat pintar ya, eum setahuku hermes itu dewa pembawa pesan... Berarti kau juga seperti itu kan?"

"Iya Ji ayo teruskan"

"Apa kau tau sesuatu tentang half-star?"

"Hm... Ya ada beberapa hal yang ku tau, kenapa?"

"Kata minho saat meteor paling terang jatuh maka para half-star bisa mengabulkan permintaannya sendiri, apakah itu benar?"

"Ya, itu benar tapi ada beberapa hal yang harus kau ketahui, mengabulkan suatu permintaan tak semudah yang kau bayangkan"

Jisung menyimak penjelasan changbin.

"Permintaan apa yang ingin kau kabulkan?"

"Sebenarnya permintaan ini bukan untuk diriku tapi orang lain"

"Kau sudah memiliki mate?"

Jisung menggeleng lalu menunduk, ia tidak tau siapa mate-nya.

"Ah ini akan sulit, memangnya untuk siapa permintaanmu itu?"

"Untuk seseorang yang ku sayang" jisung menatap kosong kearah lantai.

"Begini, jika permintaan itu untuk dirimu sendiri maka tak akan berdampak apa-apa, tapi...

Jika permintaan yang ingin kau kabulkan itu, untuk orang lain yang bukan mate-mu, maka kau akan menghilang...

karena setengah bintang yang ada dalam dirimu akan secara otomatis berpindah pada orang itu

Bila orang itu mendapatkan setengah bintang dari orang lain alias kau Jisung, maka dia akan menjadi manusia seutuhnya...

Setengah bintang di dalam tubuh half-star akan di jadikan taruhan saat ingin mengabulkan sesuatu"

Jisung menunduk semakin dalam, kedua tangannya saling meremas, jauh di lubuk hatinya, ia takut.

"Kalau permintaan itu kau berikan untuk seseorang yang ternyata adalah mate-mu yah tidak akan terjadi apa-apa sih, malahan kalian berdua akan saling menyembuhkan"

"Changbin aku ingin kau menyampaikan permintaanku pada star-guard"

"Permintaan apa?"

"Akuㅡ"























Buat yang bingung maksud dari 'mengabulkan permintaan sendiri'

Jadi nanti kalo hujan meteor terjadi para half star akan di berikan kesempatan buat ngabulin satu permintaan mereka sendiri

Jadi setengah bintang dari dalam tubuh halfstar itu yang bakalan ngabulin permintaan tuannya

Bingung yah?:'D sama saya juga:">

Tulisan di atas itu cuma karangan untuk kepentingan cerita yah

Star guard - penjaga bintang

𝑮𝒍𝒊𝒎𝒎𝒆𝒓 •Minsung•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang