Jam menunjukan pukul sembilan malam. Minho dan Jisung duduk di atas lantai yang di lapisi karpet bulu. Keduanya menonton tv dalam diam.
"Pergi kemana tadi Ji?"
Jisung menoleh ke arah Minho dengan mulut yang mengembung penuh popcorn.
"Aku pergi ke kafe district bersama Changbin tadi, kenapa?"
"Tak apa" Minho berucap datar.
Jisung lanjut mengunyah, ia tak menyadari perubahan mood Minho. Lelaki berhidung bangir itu terlihat cemberut, bibirnya manyun ke depan.
Jisung yang melihat itu seketika menghentikan kunyahan-nya, mendekat ke arah Minho lalu menarik bibir bebek tersebut.
"Aaa Jii! Kenapa?!" Minho kaget saat bibirnya di tarik gemas oleh Jisung.
"Minho kenapa sih? Dari tadi aku lihat kau cemberut terus" kini gantian Jisung yang cemberut, sedari tadi minho diam dan terkesan sedang merajuk.
"Tidak apa-apa" setelah berucap Minho berdiri lalu duduk di atas sofa, masih dengan wajah tertekuk nya.
Jisung yakin Minho tengah merajuk padanya sekarang, entah karena apa. Jisung berdiri ikut duduk bersama Minho.
"Minho aku membuat kesalahan ya?"
"Tidak"
"Lalu kenapa kau terlihat merajuk?"
"Aku tidak merajuk" ucap Minho dengan bibir yang semakin manyun.
Jisung yang gemas sekaligus kesal langsung menarik wajah lelaki tersebut lalu menggigit kuat pipi Minho, buat sang empunya meringis kesakitan.
"HEY! KENAPA DI GIGIT?!"
"KAU MEMBUATKU KESAL! DASAR MENYEBALKAN!"
"KAU YANG MENYEBALKAN!"
"AKU?! kenapa jadi aku?!"
"Kau pergi bersama Changbin dan melupakan janji kita untuk pulang bersama!" Ucap Minho dengan napas menggebu gebu.
......
"Pffft... HAHAHAHAHA" Jisung tertawa sambil memegang perutnya, Minho sangat lucu.
"Tidak ada yang lucu Han Jisung" Minho berucap malas.
"Hahaha... Minho cemburu ya?" Jisung menggoda Minho lalu bergelayut manja pada lengan pemuda itu.
"Tidak! Aku tidak cemburu tuh" Minho mengubah posisi duduk nya, membelakangi Jisung.
Jisung tertawa kecil lalu memeluk lelaki tersebut dari belakang, menyandarkan dagunya pada bahu Minho.
"Tidak usah cemburu, Changbin mate Felix, aku tak akan mengambil milik orang lain. Kami bertemu tadi karena ingin berbincang tentang masalah organisasi" Jelas Jisung dengan sedikit bumbu kebohongan.
Minho hanya mengangguk lalu berbalik menghadap Jisung. Balas pelukan si mungil.
Hm... Persahabatan yang tidak sehat.
"Maaf"
"Maaf kenapa?" Jisung mendongak ke arah Minho.
"Karena sikap ku yang tadi. Aku terlalu kekanak-kanakan"
Jisung tersenyum lalu mengangguk dalam pelukan Minho.
"Ji..."
"Hm?" Jisung hanya menjawab dengan deheman.
"Kau sudah memiliki mate belum?"
Jisung melepas pelukan Minho lalu menunduk dengan tangan memilin ujung baju.
"Aku itu- eum... Aku belum memiliki mate" Jisung berucap gugup.
"Ah kalau begitu-"
Minho menarik tubuh mungil itu agar duduk di pangkuan-nya. Jisung terkejut dengan perlakuan Minho, tubuhnya sukses menegang.
"Mi-minho ini k-kenapa?"
Minho melingkarkan lengannya pada pinggang Jisung lalu menarik lelaki tupai itu untuk mendekat.
Jisung terdiam melihat wajah Minho dalam jarak sedekat ini, untuk sesaat dirinya mengagumi betapa indah wajah lelaki di depannya ini.
Minho mengelus lembut pipi Jisung lalu mendekatkan wajahnya, seolah di hipnotis, Jisung hanya diam. Terus diam sampai benda kenyal itu menyentuh bibir tipisnya.
Chup-
Jisung memejamkan mata saat merasakan kecupan kecupan kecil pada bibirnya. Mengalungkan tangan pada leher Minho lalu mulai membalas ciuman tersebut.
Tangan Minho semakin memeluk Jisung dengan erat, membuat ciuman itu semakin terasa dalam.
"Eunghh..." Satu lenguhan lolos dari mulut si mungil, sang dominan tak sengaja mengigit kecil bibirnya.
Minho dengan sengaja memasukan lidahnya dalam goa hangat Jisung, membuat lelaki manis itu meremas pundak Minho.
"Mi-minho... Hahh- eunghh.." Jisung mulai menggeliat kecil, perutnya terasa geli.
Minho melepaskan ciuman lalu beralih pada leher jenjang pemuda manis tersebut. Kecup, hisap dan gigit.
"Hahh... Nohh- ahh" Jisung mendesah saat Minho menghisap kuat lehernya.
Minho semakin menjadi saat mendengar desahan Jisung. Tangan-nya mulai mengelus lembut pinggang ramping sang submisif.
"Minhh... Ahh nhoo- eumhh u-udah"
Jisung mendorong kecil tubuh Minho. Keduanya menetralkan nafas, wajah Jisung sangat merona sekarang, untung saja Minho tak bisa melihatnya.
"Ma-maaf Ji aku-"
"Minho ngantuk"
Ucapan Minho terhenti saat jisung memeluk lehernya erat.
"Mau tidur sekarang?"
Jisung mengangguk.
"Tidur bersama?"
"Iya..." Jisung berucap dengan mata setengah tertutup.
Minho tertawa kecil lalu menggendong Jisung masuk ke dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑮𝒍𝒊𝒎𝒎𝒆𝒓 •Minsung•
Fanfiction[republish] Legenda mengatakan, bintang paling terang di alam semesta tidak diizinkan mengabulkan keinginan seseorang yang bukan soulmate nya atau mereka akan kehilangan cahaya kehidupan-nya. Han Jisung, terlepas dari konsekuensi yang diperingatkan...