Sabtu pagi mereka berkumpul di depan rumah Minho. Hari ini mereka akan pergi melihat hujan meteor.
"Ayah, Minho pergi dulu"
"Ho tunggu!" Sang ayah menahannya, buat Minho bingung.
"Kenapa?"
Tuan Lee tersenyum lalu mengusap surai anaknya sayang.
"Ini adalah kesempatan agar kau bisa melihat. Buat permintaan untuk penglihatan-mu ya"
Minho hanya tersenyum kecil dan mengangguk.
Tuan Lee menatap anaknya yang berjalan keluar, ia berharap Minho tidak meminta suatu hal yang aneh.
-
"Sudah semua kan?" Chan mengecek teman-temannya.
"Sudah! Ayo berangkat!"
Mereka menaiki mobil Chan. Delapan pemuda itu terus mengoceh hal yang tidak jelas juga random.
"Kenapa aku harus duduk di belakang, aku ingin duduk bersama kekasih ku~"
"Diamlah Changbin, aku duduk di depan mu loh ini" Felix berucap malas.
Jadi posisi duduk mereka adalah...
Seungmin-Chan
Minho-Jisung-Felix
Jeongin-Hyunjin-Changbin
Pemuda Seo itu cemberut, kekasih nya tampak tak peduli, ia memutuskan untuk memeluk lengan Hyunjin saja.
"Heh! Jangan sentuh mate-ku!" Jeongin berucap marah saat melihat Changbin yang bergelayut manja pada lengan kekasihnya.
"Jeong kami berdua dominan, tak usah cemburu seperti itu"
"Tidak boleh! Ayo lepas, Hyunjin punyaku!" Jeongin menarik Hyunjin lalu memeluknya erat, mendorong Changbin agar tak menyentuh Hyunjin lagi.
Changbin menatap tak percaya ke arah Jeongin, rubah itu sangat posesif. Buat Changbin mendengus malas.
Hyunjin hanya pasrah saat tubuhnya di tarik-tarik lalu dipeluk erat oleh rubah manisnya. Buat mereka yang ada di depan tertawa.
.
.
.
Setelah beberapa jam menempuh perjalanan, akhirnya sampai di tempat tujuan. Mereka memutuskan untuk singgah di cafe Fluffy, mengisi perut yang sudah berteriak kelaparan.
"Aku dan Seungmin akan melihat beberapa kue di bagian sana"
"Hyunjin! ayo bantu aku mencari kue kacang"
Mereka berempat pergi mencari kue masing-masing, meninggalkan pasangan Changlix dan Minsung.
"Ji! Apa permintaan yang ingin kau kabulkan sebentar?" Tanya Felix antusias.
Jisung yang sedang meminum jus, langsung tersedak saat mendengar ucapan Felix.
"Uhuk... Uhukk-"
"Ji kau tak apa?" Minho panik saat mendengar Jisung yang batuk-batuk.
Jisung menetralkan nafasnya terlebih dahulu "Iya aku baik-baik saja"
"Maaf Ji, apa pertanyaan-ku yang membuatmu tersedak?" Felix berujar sedih.
"Tidak kok! Aku hanya terlalu bersemangat hehe" Jisung mencuri curi pandang ke arah Changbin.
"Lain kali hati-hati" Minho mengusap kepala Jisung dengan lembut.
-
Setengah hari ini mereka habiskan dengan bersenang-senang, mulai dari membawa sepeda bersama, berfoto di beberapa tempat yang bagus dan masih banyak hal lain lagi.
Hujan meteor akan terlihat pukul delapan malam, masih ada satu jam lagi sebelum mereka menaiki bukit untuk melihatnya dengan jelas.
Empat pasangan itu sedang bernyanyi bersama sambil memanggang daging.
Changbin menarik Jisung tiba-tiba, membuat pemuda manis itu bingung namun tetap mengikuti Changbin.
"Sung apa kau yakin dengan permintaanmu itu?" Tanya Changbin serius.
"Tentu saja" Jisung tersenyum.
"Begini Ji, bagaimana kalau ternyata dia juga meminta harapan yang sama seperti apa yang kau minta? Bukankah itu percuma?"
"Tidak Bin, dia tak akan meminta permintaan yang sama sepertiku" ujarnya dengan pandangan kosong.
"Bagaimana kau bisa tau?"
"Aku bisa merasakannya, ada harapan lain yang dia inginkan. Harapan yang sangat besar" Jisung berujar dengan senyum tulus namun Changbin bisa melihat, mata Jisung memancarkan kesedihan.
"Lalu bagaimana dengan nenekmu?"
Mata Jisung mulai berkaca kaca, mencoba sekuat mungkin agar air matanya tidak keluar.
"Aku sudah membicarakannya dengan nenek dua hari yang lalu, nenek mengijinkan ku untuk melakukannya" air mata mengalir membasahi pipi gembil pemuda manis tersebut.
"Ji tapi kau-"
"Aku sangat menyayangi nya, ku mohon bantu aku"
Changbin menghela napas saat melihat Jisung yang menatapnya dengan pandangan memohon.
"Baiklah, tapi saat dia sadar nanti, aku tak akan memberitahu yang sebenarnya"
"Terima kasih. Dan untuk kalian...
...Tolong, jaga dia untuk ku"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑮𝒍𝒊𝒎𝒎𝒆𝒓 •Minsung•
Fanfiction[republish] Legenda mengatakan, bintang paling terang di alam semesta tidak diizinkan mengabulkan keinginan seseorang yang bukan soulmate nya atau mereka akan kehilangan cahaya kehidupan-nya. Han Jisung, terlepas dari konsekuensi yang diperingatkan...