Ryujin berhasil masuk kedalam SMA Favorit yang juga sekolahnya Kakak laki lakinya. Jeno dan Jaemin.
Selain itu, Somi juga masuk kedalam sekolah yang sama dengannya. Ia bersyukur karena tidak perlu mencari teman lagi. Ya walaupun dia sama sekali tidak punya. Somi kan sepupunya.
Hari ini adalah hari Masa Orientasi Siswa hari 5. Baik Somi dan Ryujin masih diperintahkan untuk menggunakan name tag dari kardus dan di kalungkan. "Sumpah, gue kayak orang gila dah" Gumam Somi.
"Iya anjir, perasaan Mos di Smp kagak kayak gini dah kayaknya"
"Dih lo bolos pas Mos di Smp?" Tanya Somi. "Lo juga kan? Ngaku lo bangsat" Ryujin balik bertanya.
"Iya anjir, kok samaan ya?"
Keduanya tertawa dan membuat mereka menjadi pusat perhatian. Apalagi suara tawa mereka yang sangat kencang, di tambah mereka berdiri di barisan paling belakang.
"Heh! Itu yang belakang bisa tenang nggak?" Teriak Ketua Osis, Hyunsuk.
"Ah elah, temen gue itu" Ujar Ryujin sambil menunjuk Somi. "Yoi kan?"
"Yoi dong"
"Ryujin! Somi! Bisa tenang nggak?" Teriak Hyunsuk lagi, saudara jauh mereka.
"Bisa kak, tenang aja" Somi membalas dengan berteriak juga.
Kakak Osis yang sedang menjaga di belakang hanya menggelengkan kepala mereka saja. Mereka sudah bisa menebak jika keduanya adalah anak yang susah di atur.
"Baik, berhubung ini adalah Masa Orientasi Siswa di hari kelima. Maka Kakak minta buat kalian nampilin penampilan spesial perwakilan gugus kalian" Kata Hyunsuk.
"Jadi kalian masuk ke gugus kalian masing masing ya. Buat nentuin penampilan apa dan siapa yang bakal tampil buat setiap gugus. Silahkan"
"Iya Kak"
Para murid berhamburan masuk ke kelas gugus mereka, kecuali Somi dan Ryujin yang menunggu jalanan sepi. Untuk apa mereka berdesak desakan jika ada cara mudah untuk bisa sampai kesana?.
"Buruan ke gugus kalian! Enggak pakai lama" Teriak Yuqi, wakil ketua osis yang sangat galak.
"Iya kak, ini baru mau jalan" Sahut Ryujin.
Keduanya kebetulan satu gugus, mereka masuk kedalam kelas 10 IPA 1 yang merupakan Gugus 1.
"Udah ada semua kan? Kalau begitu saya mulai ya" Ujar Hwang Hyunjin, salah satu kakak pembina di gugus 1
"Eh Prima, makin hari kak Hyunjin makin cakep aja njir" Bisik Somi
"Yoi, tapi kak Jihoon juga boleh" Balas Ryujin
"Jangan berisik ya dek, kita mau rapat buat perwakilan dari gugus ini" Tegur Hwang Yeji kalem. Oh ya, mereka bukan saudara kembar ataupun kakak adik.
"Oke tenang ya, jadi siapa yang mau buat nunjukkin bakatnya? Ayo jangan malu malu" Kata Jihoon.
"Kamu?" Arin menunjuk Ryujin. "Kamu kayaknya punya banyak bakat, enggak mau ngajuin diri?"
Ryujin menunjuk dirinya sendiri. "Saya kak? Lah saya mah bisanya nabuh gendang"
Ucapan Ryujin mengundang gelak tawa dari gugus 1. Sementara Arin hanya tersenyum tipis menanggapi adik kelasnya itu. "Ini aja Kak, dia pinter Taekwondo" Usul Ryujin sambil menyikut lengan Somi.
"Dih apaan lo? Mentang mentang nggak punya bakat, nunjuk orang sembarangan!" Ketus Somi.
"Mau dong ya?" Bujuk Ryujin. "Dia pemegang sabuk hitam tingkat 4 Taekwondo kak! Percaya deh, kalau enggak lihat aja ke rumahnya"
Hanya Ryujin dan Somi yang berani berkomentar sementara para murid lain hanya diam menyaksikan saja. Ayolah, Kakak pendamping tersebut sangat seram bagi mereka.
"Kamu mau?" Tawar Hyunjin kepada Somi.
"Mau apa? Jadi pacar kakak?"
Ryujin menonyor kepala Somi. "Semua aja lo embat, Kak Haechan lo kemanain" Ketus Somi.
Hyunjin menggeleng pelan. "Kamu mau jadi perwakilan kelas?"
"Perwakilan apaan? Ya kali gue mencak mencak di panggung" Ketus Somi.
Sepertinya Kakak pendamping mengalami tekanan batin karena menghadapi Ryujin dan Somi. "Ya terus mau gimana?" Tanya Jihoon gemas.
"Lah kan yang lain ada, kenapa harus gue"
Jangan salahkan Somi jika dia berucap seperti itu. Memang benar kok masih ada 20 murid lagi yang mungkin memiliki banyak bakat daripada dirinya.
"Yaudah, yang lain ada yang mau ngajuin diri?" Tanya Arin.
"Gitu kek, lo sih" Kesal Somi kepada Ryujin yang asik bermain ponsel.
"Apaan dih?"
***
Ryujin berada di kantin setelah menemani Somi untuk berak tadi. Dan sekarang Somi ada di UKS untuk numpang tidur. "Wuih? Rame rame apaan tuh?" Gumam Ryujin
Ryujin dengan cepat menghabiskan baksonya dan berjalan kearah gerombolan itu. "Permisi permisi, cewek cantik mau lewat misii"
Ryujin berhasil berdiri di bagian depan. "Yaelah berantem, gue kira apaan" Gerutunya. "Eh tapi seru juga"
"Ayo woy! Terus woy! Wah gue dukung lo yang pakai sepatu Gucci deh" Ryujin berteriak. "Wuih, kaya juga ya lo?"
Desahan kecewa muncul saat anggota Osis bersama dua guru melerai kedua murid yang sedang bertengkar itu. "Ck, baru aja dateng" Gerutunya kesal.
"Kalian itu kebiasaan ya! Kalau ada yang berantem itu di lerai, bukan malah di sorakin" Pak Jongin menatap kearah Ryujin.
"Kenapa pak?" Tanya Ryujin polos.
"Udah bubar, masuk ke kelas sana!"
Para murid satu persatu bubar, dan atensi Ryujin tertaruh kepada siswa bersepatu Gucci tadi. Bukannya itu murid baru? Seangkatan dengannya kan?.
"Woi? Nama lo siapa?" Tanya Ryujin sok kenal.
Siswa tersebut menoleh dan mendecak kesal. "Lo yang tadi di tegur di lapangan sama temen lo kan?"
"Koreksi, bukan temen ya beb tapi sepupu" Kata Ryujin.
"Terserah" Ketusnya lalu pergi begitu saja.
"Eh tunggu anjing, gue kan nanya siapa nama lo" Kesal Ryujin.
"Guanlin, udah minggir lo"
"Dih jutek amat, gue doain lo makin kaya!" Teriak Ryujin, ia tak peduli jika penghuni kantin menatapnya.
"Sarap ni anak" Gumam Guanlin. "Semoga aja kagak satu kelas dah gue"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
We Different! [Slow Update]
FanfictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA. TERIMAKASIH *** Jaerose time Karena pada dasarnya, perbedaan itu ada. seperti aku dan mereka. Sayangnya satu dari sekian banyak orang tidak menerima kenyataan jika kami berbeda. Itu memang benar. Sungguh aku muak dengan kea...