Jangan lupa vote, comment, share, dan follow hahaha
***
"Yaudah ayo kalau mau nebeng, buruan anjir!" Seru Ayen.
"Bangsat lo, belum juga gue ngomong" Gerutu Ryujin. "Ikhlas gak lo?"
"Bacot lo maemunah, tinggal naik juga"
Akhirnya Ryujin pulang bersama Ayen karena Jeno dan Jaemin sendiri masih ada les Matematika. Kalau Ryujin mah boro boro les, ulangan dapat 20 enggak nyontek aja udah bersyukur dia.
Somi juga sudah pulang, dia sedang ada acara bersama keluarga kecilnya. Mungkin karena merasa kasihan, Ayen pun mau untuk mengantar Ryujin pulang.
"Rumah lo sama kan kayak rumah Bang Jeno?" Tanya Ayen.
"Iya dong kan gue adiknya" Sahut Ryujin bangga.
"Gue kira lo anak pungut anjir" Langsung saja Ryujin memukul kepala Ayen, tidak kencang kok.
"Sialan lo, udah buruan gas" Maki Ryujin
"Siap, pegangan ya gue takut lo terbang"
"Lo kira gue apaan anjir!" Seru Ryujin, ia akhirnya memeluk Ayen erat.
Ayen langsung terbatuk. "Sesak anjir, lo mau bunuh gue atau gimana!"
Ryujin tertawa dan mengendurkan pelukannya di pinggang Ayen. Dan mereka berdua sudah ada di jalan, sama sekali tidak ada keheningan di perjalanan. Keduanya sibuk mengoceh dan berdebat.
"Gede juga rumah lo, gue ngemis disinii dapet berapa ya kira kira?" Kata Ayen saat keduanya sudah ada di depan rumah Ryujin.
"Palingan juga dapet satu juta minimal" Ucap Ryujin.
"Yee rumah gue juga gede kali" Ayen tersenyum sinis.
"Iyain udah iya! Makasih ya Ayan" Ucap Ryujin.
Ayen mendecak kesal, kemudian ia berpamitan untuk pulang. Ryujin juga langsung masuk kedalam rumahnya.
"Bunda! Ayah! Dedek pulang!!!" Teriak Ryujin, seperti biasanya.
Tak ada sahutan, Ryujin berpikir kalau Ayahnya belum pulang dari kantor. Sementara Bundanya pasti ada di dapur.
Ryujin langsung melesat menuju kamarnya di lantai dua. "Gue mau telfon— ANJING eh!!"
Ryujin benar benar terkejut saat ada Oma nya didalam kamarnya. Oma Taeyeon memandang tidak suka kearah Ryujin. "Eh Oma, maaf ya Oma tadi dedek keceplosan" Ucapnya.
Oma mendecak dan menatap sinis kearah Ryujin. "Darimana aja kamu baru pulang jam segini?"
"Sekolah Oma, kan emang pulangnya jam segini" Sahut Ryujin kalem, walau dalam hati ia sudah mengeluarkan berbagai umpatan.
Oma mendecih sinis. "Cih, pasti kamu main kan sama temen temen kamu itu?" Ujarnya. "Kamu tadi di panggil ke Bk kan?"
Darimana Oma nya tau?. Tidak mungkin Bunda, Ayah, Jeno, dan Jaemin memberitahu Oma. Dan tidak mungkin juga Tante Jisoo pelakunya.
"Kamu enggak perlu tau Oma tau dari siapa" Ujar Oma, seolah beliau bisa membaca pikiran Ryujin. "Udah berapa kali Oma bilang, kamu itu kenapa bandel banget sih?"
Ryujin terdiam, ia tidak ingin menjawab karena takut dimarahi. Seperti dulu.
"Jawab Oma! Kamu enggak punya mulut hah?!"
Sekarang beda lagi, jika saja Ryujin tidak ingat jika wanita tua di depannya ini adalah Oma nya. Mungkin saat itu juga Ryujin akan membunuh si tua bangka ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/266605550-288-k770792.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
We Different! [Slow Update]
FanfictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA. TERIMAKASIH *** Jaerose time Karena pada dasarnya, perbedaan itu ada. seperti aku dan mereka. Sayangnya satu dari sekian banyak orang tidak menerima kenyataan jika kami berbeda. Itu memang benar. Sungguh aku muak dengan kea...