Langkah kaki

1.4K 138 36
                                    

Ackerman

Mikasa menatap objek di depannya dengan mata berbinar.Gadis itu tidak menyangka ada tempat seperti dunia dongeng di paradis.

Danau dengan air yang jernih,bahkan dalamnya dapat terlihat karena saking bersihnya.Seperti transparan.Tak lupa pohon-pohon dengan batang tinggi dengan daun berwarna hijau tua.Di tambah warna hijau muda tumbuh-tumbuhan kecil  dan beberapa ragam jenis bunga menambah kesan alam yang begitu indahnya.

Mikasa sangat menyukai tempat ini,berharap di kesempatan selanjutnya dia bisa kesini lagi dengan orang yang dicintainya.

“Kapten bagaimana kau mengetahui tempat ini?”Tanya Mikasa sambil terus mengagumi tempat disekitarnya.

“Dulu kami selalu datang kesini.”Jawabnya tanpa menatap ke arah Mikasa.

“Kami siapa?Apakah kekasihmu?”Mikasa penasaran siapa orang yang dimaksud Levi.Sebenarnya ada rasa tidak rela jika benar yang dimaksud Levi adalah kekasihnya.

“Bukan,mereka sahabatku.”Jawabnya mencoba bersikap setenang mungkin.Levi mendudukan bokongnya di atas rerumputan hijau,disusul Mikasa yang ikut duduk disampingnya.

Mikasa tidak tau perasaannya harus lega atau bagaimana?Di satu sisi gadis itu merasa senang karena itu bukan kekasih kaptennya,namun di sisi lain dia merasa tidak enak hati mengungkit kenangan masalalu Levi.

“Maafkan aku.”Bohong jika Mikasa tidak tau siapa sahabat Levi sebenarnya,bahkan tadi malam Levi selalu menyebut-nyebut nama sahabatnya.Terlihat sekali jika dia sangat merindukan mereka,bahkan sampai masuk ke dalam alam mimpinya.

Mikasa akhirnya tau kenapa Levi pergi ke danau ini.Mungkin sebagai tempat melepas rasa rindu?

“Maaf jika aku lancang,tapi apakah kau pernah mempunyai seorang yang spesial di hidupmu?ehmm seperti kekasih?”Tanya Mikasa penasaran.Ya meskipun kaptennya itu cebol tapi wajahnya sangatlah rupawan,tak kalah tampan dengan wajah Eren?

“Kau sangat ingin tau?Apa kau mau menjadi kekasihku?”Levi balik bertanya.Mikasa gelagapan dibuatnya,niat awal hanya ingin bertanya saja,kenapa harus kemana-mana?

“Kau harus mengatri jika ingin menjadi kekasihku.”Mikasa bergaya mual saat Levi mengucapkan kalimat itu.Bisa-bisanya perasaanya berubah dalam sekejab.Tadi sedih sekarang?ah sudahlah hanya Levi yang tau.

“Aku?Menjadi kekasihmu?Dalam mimpi saja tidak akan pernah.”

“Lihat saja nanti,di saat yang tepat kau pasti akan menungguku,menangis mengharapkanku untuk kembali.”Balas Levi datar.Tidak tau mengapa dia bisa berkata seperti itu.Ini sedikit aneh,tidak biasanya Levi begini.

“Sebaiknya kita kembali,sebelum si alis tebal itu bertanya banyak hal.”Ucap Levi bangun dari posisi duduknya,jangan lupakan Mikasa yang mengikutinya.

“Ah iya,kita harus segera kembali.”

Ackerman

“Mikasa,apa kau mendengar sesuatu?”Tanya Levi pelan.Levi memperlambat pacuan kudanya.

“Ini seperti suara langkah kaki.”Ucap Mikasa menerka-nerka.

“Ya,3,4,5 orang?tidak,bahkan lebih.”Ucap Levi setelah turun dari kuda miliknya.Lelaki itu menempelkan salah satu telinganya ke tanah.

“Padahal sudah tidak ada lagi penduduk yang tinggal di daerah ini.”Ucap Mikasa merasa heran.

“Sebaiknya kita bergegas kembali,kapten.”Ucap Mikasa khawatir jika terjadi sesuatu hal yang buruk.Apalagi mereka hanya berdua saja.

Ackerman's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang