Chapter Tiga 🍭

258 64 12
                                    

//

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

//

CHAPTER TIGA

Jimin masih agak kaku memegangi satu kamera tersebut. Sebenarnya, dia dan hyung lain di dorm sering diminta untuk membuat vlog masing-masing agar lebih dekat dengan fans mereka. Jimin sudah berniat untuk membuat semacam video rutinitasnya, entah latihan vokal, jalan-jalan dengan adiknya jika kebetulan adiknya mampir atau sekadar pergi ke kafe untuk bersantai. Jimin tidak menyangka kesempatannya datang sekarang.

Jim's Cam Recording.

Jimin mengucek matanya. "Yeorobun, aku sekarang sudah sampai di lokasi syuting iDOL. Tadi kami baru briefing singkat dan rencananya kami akan memesan makanan sekarang." Jimin bersandar nyaman di sofa putih tersebut. "Lihat, rumahnya cukup besar, kan?" Ia mengarahkan kamera ke sekitar ruang tengah tersebut, lantas kembali ke dekat wajahnya, close-up shoot. "Aku sangat bersemangat sekarang apalagi semua yang terlibat di acara ini sangat baik kepadaku. Oh ya, aku juga berkenalan dengan banyak orang. Semoga kalian menyukainya, oke?" Jimin menarik senyuman tipis. "Bye!"

Manajer Hyo memanggil Jimin seraya mendekati sosok tersebut. "Makanannya akan sampai. Apakah kau ingin makan dengan yang lain atau di ruang tunggumu?"

"Aku baik-baik saja makan dengan yang lain, di mana mereka?" tanya Jimin seraya bangkit. Ia masih memegangi kameranya lantas membetulkan pakaiannya singkat. Bagaimanapun meski acaranya santai dan lebih memfokuskan kepada kehidupan sehari-hari, Jimin tidak pernah luput memperhatikan penampilannya. Apalagi sebagai idol, Jimin seperti punya tanggung jawab penuh untuk menjaga penampilannya, baik on stage maupun off stage seperti sekarang.

.

.

Dahyun memisahkan kedua sumpitnya seraya mulai membuka bungkusan makanan tersebut. Galbi dengan rasa pedas sudah menanti untuk disantap Dahyun. Sebenarnya dia tadi ingin duduk bersama yang lain, berbincang dengan para kru serta saling berbagi makanan juga. Namun, Dahyun masih canggung di hadapan Jimin dan daripada sikapnya makin kentara, Dahyun pun menyerahkan pesanan makanan yang sudah disiapkan untuk kru kemudian kabur ke taman dengan meja bundar dan kursi-kursi kayu. Manajer Ryu turut menemaninya dan makan pula. "Aku tetap tidak terbiasa." Dahyun mengaduk pelan potongan daging empuk berbumu tersebut. "Aku takut di kamera itu terlihat jelas."

"Aku pikir kau akan terbiasa."

Dahyun mendecih. "Begitukah? Dia tidak banyak berubah. Aku masih merasa kami seperti teman dekat," gadis itu mengaduk lagi dagingnya dan mulai mencapit satu untuk disantap dengan tidak sabar. "Tapi dia terlihat natural kan?"

Manajer Ryu mengangguk, meneguk kolanya singkat. "Aku rasa dia tidak terpengaruh apapun. Memangnya sejauh mana hubungan kalian?"

"Apa maksudmu?"

I-DOLL | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang