//
CHAPTER ENAM BELAS
Rumah besar itu menyambut Jimin. Dari luar, ada banyak ruangan yang direnovasi bahkan bagian taman pun diperluas, tapi suasana, aroma dan semua seluk beluk tempat ini sangat akrab dengan Jimin. Seperti berjalan mundur ke waktu-waktu dia masih kecil dan remaja. Jimin mengisi paru-parunya dalam, kemudian mengajak Manajer Hyo untuk ikut bersamanya.
Di dekat pintu, satu wanita paruh baya berhambur mendekap tubuh Jimin. "Nak, kau kembali!" pekiknya. "Jimin di sini!" Seisi rumah langsung mendekati Jimin dan mengusap sisi wajah Jimin.
Pulang.
Jimin tersenyum sewaktu mereka mengajak Jimin masuk. Setelah memberikan oleh-oleh di tangannya, Appa langsung menarik Jimin agar berjalan ke samping rumah. "Wah, kolam baru?"
"Yah! Aku bahkan mengisi ikan di sana setiap minggu. Kau suka, Nak?" katanya dengan tawa pelan.
"Yah, kau selalu suka ikan."
Apalagi Jimin dapat melihat ikan-ikan berenang dengan lincah. Jimin memandang air jernih itu dengan perasaan lebih tenang. Tidak ada yang sebanding dengan perasaan nyaman di rumah yang sudah menyimpan banyak kenangan di benaknya. Jimin bahkan rela terjebak di sini untuk sekian waktu.
"Ini Manajer Hyo," katanya sewaktu mereka berkumpul di ruang tengah.
"Selamat siang, terima kasih sudah menyambut saya."
"Kalian nampak sehat dan bugar."
Jimin dan Manajer Hyo mengangguk ringan. Setelahnya, Jimin menghela napas. "Aku baik-baik saja, sungguh. Terapinya berjalan lancar, bahkan aku bisa bekerja lagi setelah ini," jelasnya. Jimin sudah sangat merepotkan keluarganya sejak dia masuk rumah sakit, apalagi terapinya pun tertutup. Dengan keluarga dan para member serta staf agensi saja Jimin dapat berbagi.
"Bagaimana dengan Dahyun, Nak?" tanya Ibu Jimin lembut. "Apakah dia juga membaik? Kami berusaha menanyakan kepada ibu dan ayah Dahyun dan mereka bilang Dahyun sudah mulai ke agensi lagi. Sepertinya dia lebih aktif daripadamu."
"Kurasa dia membaik," jawab Jimin dengan sendu.
Kuharap.
.
.
Berdebar-debar, Dahyun tersenyum melihat artikelnya rilis. Apalagi dengan banyak staf menyemangatinya sejak Dahyun tiba di ruang ganti khusus artis, Dahyun merasa semangatnya naik sepuluh kali lipat. Manajer lain membantu Dahyun memasang microfon hingga benda itu menempel di sisi pipi Dahyun.
Seminggu terakhir, Dahyun sangat sibuk, hingga dia belum sempat merayakan kembalinya dia ini. Comeback terakhir Pop Rush pecah total apalagi dengan banyak penghargaan yang diborong dari satu music show ke music show lain, serta banyaknya Sweetheart yang datang ke tiap acara fansign mereka. Karena comeback Japan ini Dahyun sudah boleh berpatisipasi, dan akan ada fansign online dengan para penggemarnya di Jepang, Dahyun sangat senang. Bahkan dia sudah menari dengan luwes lagi meski harus dipantau beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
I-DOLL | park jm ✔
FanficHwang Dahyun tahu bahwa menjadi seorang idol akan menuntut banyak hal darinya; hilangnya privasi, menjadi target kebencian bahkan adanya invasi dalam hubungan asmaranya. Apalagi di saat grupnya (Pop Rush) tengah naik daun, Dahyun harus ekstra berhat...