Chapter Sepuluh 🍭

202 57 4
                                    

//

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

//

CHAPTER SEPULUH

Ibu Dahyun muncul seraya mengganti bunga dalam vas. Dia juga sengaja membiarkan jendela sedikit terbuka agar ruangan inap putrinya jadi lebih segar apalagi udara pagi cukup bagus untuk Dahyun.

"Apakah aku boleh tahu di mana ponselku?"

Wanita itu berbalik, nampak tersenyum. "Sayang, kita harus fokus kepada kesehatanmu dahulu. Dokter mengatakan ada baiknya kau tidak perlu mengecek berita sekarang ini apalagi itu akan jadi beban pikiran—"

"Aku ingin bicara dengan penggemarku, Eomma. Tidak akan lama."

"Tetap saja.."

Dahyun memalingkan wajahnya, lesu. "Ini sudah hari keberapa? Empat? Aku sudah membaik. Hanya luka sedikit di bahu kiriku tapi aku sudah merasa sehat bahkan aku bisa kembali ke agensi." Jujur saja, berada di rumah sakit membuat Dahyun mual apalagi dengan atmosfer steril termasuk aroma seprai baru, cairan antiseptik, bahkan tiap jengkal ruang inapnya seperti berbau obat pekat. Dahyun tidak suka apalagi dengan banyak jadwal yang harus dikejar karena kecelakaan itu.

"Nak, tenanglah."

"Aku harus kembali. Pop Rush akan comeback! Aku harus .." Lagi-lagi rasa sesak itu mengerumuni dadanya. Gara-gara kecelakaan itu nampaknya agensi jadi lebih ketat menjaganya bahkan ide agensi juga agar Dahyun terus dipantau di rumah sakit ini padahal ia sudah merasa jauh lebih baik. Hanya sakit di beberapa bagian tapi ia yakin akan sembuh secepatnya.

Ibu Dahyun membantu Dahyun untuk duduk bersandar di kepala ranjang. "Dengar, ini bukan hanya soal fisikmu tapi juga mentalmu. Aku dengar kau sangat stres akhir-akhir ini sampai harus menenangkan diri lalu kau bertemu Jimin di sana. Nak, kau bekerja terlalu keras, jangan paksakan diri."

"Tapi ini sudah jadi tanggung jawabku."

"Aku paham tapi kau harus egois sesekali. Pikirkan kesehatanmu toh kalau kau sehat kau akan bisa terus bertemu fansmu dan membuat mereka bahagia, kan? Jadi nikmati waktu ini untuk istirahat. Hanya sejenak."

Dahyun memandang nanar sepasang mata ibunya. Ada yang pernah bahwa Dahyun mewarisi sepasang mata ibunya yang cantik tapi Dahyun menemukan kesejutan di bola mata ibunya sedangkan miliknya terus berkobar akan api ambisius. "Hm, aku tidak bisa."

"Member lain juga setuju kau harus istirahat. Mereka tidak mau kau kesakitan saat latihan."

"Eomma, kumohon, aku pulang saja ya?"

Ibu Dahyun menggeleng dan mulai melipat selimut di sisi ranjang Dahyun. "Dengarkan Eomma sekali ini saja."

"Oh ya, bagaimana kabar Jimin? Keluarganya sudah datang?"

"Yah, operasinya lancar. Aku tidak sempat bertemu mereka karena ada banyak sekali orang dari agensinya. Tapi jangan khawatir. Oh ya, kau juga sebaiknya tidak bertemu dengannay dahulu."

I-DOLL | park jm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang