19. LIONERZ VS WOLFIN : THE WAR (2)

160 24 75
                                    

Hai semua 💘

Gimana kabar kalian?

Kangen gak sama Langit?

Komen yang banyak ya!

Happy Reading 💖

"Victory is ours!" — Lionerz.

"Dia orang yang cukup sulit dimengerti. Sikapnya sedingin kutub utara, namun tiba-tiba berubah manis seolah kita tak ada apa-apa." — Aretta Queensha Kesyawari.

Basecamp hari ini sangat ramai, ratusan motor terparkir dengan sangat rapi. Jam menunjukkan pukul 16.00 WIB, tepat satu jam lagi mereka akan menghadapi geng motor yang menantang mereka.

Langit, Aldan, Dirga, Ravin, Adeni, Bayu beserta anggota lainnya berkumpul di ruang sidang untuk membahas strategi yang akan digunakan untuk melawan mereka.

Ini pertama kalinya Langit akan memimpin dalam sebuah perang yang sangat ditunggu-tunggu. Selama ini Langit hanya sekedar tawuran tanpa pasukan yang begitu banyak. Berbeda kali ini, Langit akan memimpin lebih dari 400 pasukan.

"Gimana strategi lo, Langit?" tanya salah satu anggota.

"Sebelum gue memutuskan, gue mau tanya. Biasanya kalau war gini, yang kasih ide strategi siapa?" tanya Langit.

"Biasanya Bang Baron. Kalau gak Bang Baron ya Bang Danang," jawab anggota lainnya.

"Apa lo mau gunain strategi dari mereka? Gue harap engga, Lang," sahut Dirga.

Langit mengangkat kedua alisnya, "Kenapa?"

"Lo lupa apa gimana sih, Lang? Ini war pertama kita dalam kepemimpinan lo. Harusnya lo punya strategi sendiri, buktikan kalau emang lo pantas duduk di kursi itu," balas Ravin.

Langit cukup tertampar dengan ucapan Ravin, semudah itukah teman-temannya membaca pikirannya?

"Gue tau Lang, kita biasanya cuma tawuran tanpa strategi yang penting menang. Kali ini beda, Wolfin geng motor besar. Walaupun mereka tumbuh bareng kita tapi mereka besar duluan. Harus ada strategi khusus buat melawan mereka." Apa yang Adeni katakan memang benar. Wolfin sudah punya pandangan yang cukup baik di masyarakat tidak akan semudah itu melawannya.

"Otak gue mendadak buntu banget, lo pada aja yang mikir gue mau ke belakang cari sesuatu yang bisa bikin gue bertenaga," ucap Bayu lalu berdiri dari kursi dan meninggalkan ruang sidang. Langit, Aldan, Dirga, Ravin, dan Adeni hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Bayu. Bisa-bisanya dia seperti itu, saat situasi seperti ini.

"Lo ada ide, Lang?" tanya Aldan.

"Usahakan jangan banyak korban," celetuk Dirga.

"Gimana caranya kita perang tapi gak banyak korban? Aneh lo, Dir," balas Ravin.

"Gue minta kertas dan bolpoin, ada?" pinta Langit. Lalu salah satu dari mereka membuka laci meja dan memberikan selembar kertas dan bolpoin pada Langit.

Langit mulai menulis apa yang ada di pikirannya. Sebisa mungkin Langit membuat agar strategi ini berhasil untuk mengalahkan Wolfin petang ini. Setelah selesai mencoret kertas itu Langit menjelaskan strategi ini pada semua anggota.

"Luar biasa, 5 menit lo bisa separah ini bikin strategi? Emang ya anak didik Bu Renata beda," puji Ravin.

"Engga sekalian Lang, rumus fisika lo masukin?" Tebak Dirga dengan sangat tepat, Langit menggunakan perhitungan peluang dalam materi peluang di mapel matematika. Langit hanya menanggapi dengan senyuman.

Langit Sebastian BratadirkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang