Hai aku balik lagi:)
Happy Reading!!
Waktu mengerjakan ulangan kimia sisa 10 menit. Semua orang di dalam kelas ini sedang fokus pada lembar soal di depannya. Selena memang ahli dalam bidang matematika tapi ia sedikit lemah dalam bidang kimia terutama dalam materi yang memerlukan kemampuan hafalan.
Selena memutar badannya ke belakang, "Sa, nomer 30-35 apa? Sumpah gue lupa ini materi," ucap Selena pelan minta jawaban pada Karessa.
Karessa memang ahli dalam kimia, dialah yang mewakili sekolah dalam olimpiade kimia tahun lalu. "Gak kira-kira banget lo minta jawaban," balas Karessa.
"Buruan anjirr, keburu Bu Ista lihat," Selena menarik lembar jawab Karessa dan mulai menyalin jawaban Karessa.
Aretta masih sibuk mengerjakan soal didepannya, materi ini untung saja sudah ia pelajari di sekolah lamanya. Tidak bergitu sulit tapi juga tidak bergitu mudah.
"Selena hadap ke depan! Jangan coba-coba mencontek Karessa kamu!" Tegur Bu Ista melihat Selena menghadap ke belakang.
"Astaga Bu galak amet," celetuk Selena.
"Waktu mengerjakan sudah habis, kumpulkan jawaban di depan dan kalian boleh istirahat," terang Bu Ista.
Setelah mengumpulkan jawaban Bu Ista meninggalkan kelas XI IPA 2.
"Apes banget ya, baru masuk langsung ulangan, kimia pula," ucap Aretta.
"Bu Ista emang gitu Ta, suka banget ulangan dadakan. Oh iya ini jadwal pelajaran di kelas kita," ujar Kayla menyerahkan lembar jadwal.
"Makasih Kayla," balas Aretta.
"Gimana soal tadi? Termasuk sulit buat lo atau gak?" tanya Deya.
"Lumayan, gak bergitu sulit dan gak mudah juga, beruntungnya di sekolah gue dulu udah ngelewatin materi ini," jawab Aretta.
"Lo suka pelajaran apa, Ta?" tanya Karessa.
"Gue suka pelajaran fisika," balas Aretta.
"Kaya Langit lo, suka sama tu pelajaran, padahal itu pelajaran paling mematikan siswa," kata Kayla.
"Siapa Langit?" tanya Aretta.
"Dia most wanted di sekolah ini, orangnya dingin banget, kaya kutub utara, cuma temen-temennya yang berani panggil dia kutub utara," jelas Zajua.
Aretta tidak menyangka orang seperti itu masih ada di bumi yang panas ini.
"Udah napa ngobrolnya, ke kantin ayo, gue laper banget, tenaga gue terkuras habis gara-gara mikir kimia," ajak Selena, ia tak sempat sarapan pagi ini tak salah jika dia sangat lapar.
"Ya udah ayo sekalian ajak Aretta biar lihat-lihat sekolah biar ntar nggak nyasar," ucap Karresa sambil tertawa kecil.
"Ya udah ayo berdiri kawan-kawanku yang cantik," Selena heran bukannya berdiri malah lanjut ngobrol.
"Sabar Sel, gak sabaran banget," balas Zajua sambil bangkit dari tempat duduknya disusul Aretta dan yang lainnya.
Mereka keluar kelas banyak pasang mata yang melihat mereka. Mungkin mereka penasaran dengan pesonil baru mereka.
"Itu anak baru yang di bilang anak-anak bukan sih?" ucap salah satu siswi yang melintas di depan kelas XI IPA 2.
"Iya katanya, cantik juga," balas teman di sebelahnya.
Semua cowok yang melihat Aretta pun tak bisa mengedipkan matanya sedetik pun bahkan ada yang tersandung batu hingga sampai jatuh karena tak melihat jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Sebastian Bratadirkasa
Teen Fiction"Aku tidak pernah menyesal kita saling bertemu, yang ku sesali hanya rasa yang sangat besar di waktu sesingkat ini."- Aretta Queensha Kesyawari. "Bertemu denganmu adalah takdir, menjadi temanmu adalah pilihan, tapi jatuh cinta denganmu benar-benar d...