1

33K 3.1K 711
                                    

"Eugh berhentih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eugh berhentih.. k-ku mohon J-jeno,"

Suara desahan dan hentakan kedua insan yang sedang bergulat itu, memenuhi ruangan kosong tersebut. Tangisan sang submissive tidak membuat Jeno sadar, ia semakin liar menghentakkan miliknya didalam sana.

Gudang sekolah adalah salah satu tempat yang kedap suara, dulu tempat ini dijadikan sebagai tempat latihan teater, namun dialih fungsikan sebagai gudang.

Karena tempatnya yang kedap suara, banyak murid-murid yang melakukan hal itu disana. Bahkan, guru pun pernah ada yang melakukannya disana.

Salah satunya mereka, Jeno dan Jaemin. Jeno terus menghentakkan pinggulnya dan menggerakkannya dengan maju-mundur.

Jaemin, pemuda manis itu merasakan sakit dibawah sana. Ini bukan pertama kalinya mereka melakukan hal intim seperti ini, jika dihitung mungkin ini yang kedua puluh kalinya.

Jaemin terus menolak jika Jeno ingin melakukan itu, tapi Jeno adalah Jeno. Pemuda itu tidak perduli jika lawannya menolak, ia akan tetap melakukan apa yang ia inginkan.

"K-kumohon Jeno hiks, hentikan..." Jaemin tidak bisa menahan tangisannya lagi, ia sudah lelah dan pasrah dengan apa yang Jeno lakukan pada tubuhnya.

"Shit! Diam sialan, nghh kau nikmat Jaemin," Jeno menghentakkan miliknya semakin dalam, merasakan nikmat lubang Jaemin yang kini sedang ia mainkan.

Ingin rasanya Jaemin menampar wajah Jeno, memaksanya untuk berhenti memperlakukannya seperti jalang di luaran sana.

Tapi itu semua tidak mungkin, keberanian Jaemin tidak seberapa untuk melawan Jeno. Pada akhirnya, ia akan kalah dan menangis dibawah guyuran shower.

Lelah? Tentu saja. Ingin mengakhiri hidup? Tidak, Jaemin tidak pernah berfikiran seperti itu. Ia masih memikirkan perasaan orang tuanya disana, yang bekerja mencari nafkah untuk dirinya.

"Stop it Jen... S-sakit sekali hiks,"

Plak!

"KUBILANG DIAM, SIALAN!"

Tamparan itu berhasil mengenai pipi kiri Jaemin, bekas tangan Jeno pun tercetak jelas disana. Pipinya memerah, karena sangking kuatnya tamparan yang Jeno berikan tadi.

Jaemin, tidak bisa berbuat apa-apa, dirinya lemah dan tak berani melawan. Ya, Jaemin hanya bisa mendesah dan menangis saat Jeno mengeluarkan cairan putih itu didalam sana.

Agreement《Nomin》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang