Jaemin terbangun karena suara alarm yang berbunyi begitu nyaring di telinganya. Jam menunjukkan pukul 7 pagi, ia segera menyibak selimutnya dan pergi untuk mandi.
Setelah menyelesaikan kegiatan paginya, Jaemin segera bersiap untuk sekolah. Ia begitu antusias, karena setelah sekian lama akhirnya ia bisa kembali sekolah.
Jeno, laki-laki itu pun ikut. Dia meminta Jaemin untuk berangkat bersama dengannya. Entah mengapa, sejak kejadian itu Jeno lebih posesif dan menjadi laki-laki yang lembut.
Dia menatap dirinya di cermin, begitu sempurna dan rapih. Tangannya terulur; mengelus perutnya dan tersenyum simpul.
Beberapa bulan lagi, Jaemin harus berhenti sekolah dan fokus pada kehamilannya. Bagaimana pun juga, dia akan menjadi orang tua nantinya. Dirinya tidak mau sampai terjadi hal yang sangat tidak diinginkan pada anaknya.
"Jaemin, kau sudah siap? Mengapa lama sekali?" Jaemin sedikit tersentak saat Jeno sudah ada di pintu kamar.
"Aku sudah siap, ayo berangkat." Semangatnya.
Jeno tersenyum manis pada lelaki didepannya, "Tunggu sebentar," Jeno menghentikan langkah Jaemin, ia membenarkan tali sepatu Jaemin yang ternyata tak terikat sempurna.
"Sudah selesai. Ayo, kita berangkat sekolah." Jaemin mengangguk dan mengikuti langkah Jeno yang melenggang masuk kedalam mobil.
Sesampainya disekolah, Jaemin dan Jeno berjalan bersama ke kelas mereka. Mereka sudah biasa berjalan bersama, hingga murid-murid pun tidak terlalu memperdulikannya.
Kelas yang sudah ramai dengan candaan dan tawa para murid itu terdengar sampai keluar. Jeno membenarkan rambut hitam Jaemin yang sedikit berantakan, "Jangan sampai lelah, pulang sekolah tunggu aku."
Jaemin mengangguk mengiyakan, dan setelah itu Jeno pergi. Jaemin memandang punggung Jeno yang mulai menjauh, dalam hatinya ia sangat senang karena Jeno sudah mulai berubah.
Tepukan dipundaknya menyadarkannya dari lamunan, ia menoleh kebelakang dan melihat Yeji yang menatapnya bingung.
"Kau tidak masuk? Bel sebentar lagi bunyi," katanya.
"Ya, aku baru saja ingin masuk," ujarnya menjawab pertanyaan Yeji barusan.
Jaemin segera masuk ke dalam kelas dan menaruh tasnya di kursi.
Tak lama, bel berbunyi dan pelajaran pertama pun mulai. Pelajaran pertama diisi dengan Sejarah, Jaemin harus benar-benar memperhatikan guru yang menjelaskan, karena beberapa bulan lagi ia harus berhenti sekolah dan fokus pada kandungannya.
Hari pertama sekolah setelah libur, Jaemin lakukan dengan baik. Ia benar-benar memperhatikan guru dan mencatat semua yang penting dalam pelajaran tersebut.
Sudah sepuluh menit dia menunggu dikelas, tetapi Jeno tidak datang untuk menjemputnya. Jaemin mendesah pelan, dia memutuskan untuk pergi ke parkiran dan melihat apakah mobil Jeno masih ada atau tidak.
"Mobil Jeno tidak ada, astaga bagaimana aku harus pulang? Ini sudah sangat sore, bus sudah berakhir 5 menit yang lalu."
Jaemin mengeluarkan ponselnya, berniat untuk menghubungi Jeno. Baru saja ia membuka roomchat nya, Hyunjin datang dan langsung memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement《Nomin》
Fanfiction[BL] [SLAVE FIC] [M-PREG] [M] Karena sebuah kesalahan yang tidak disengaja pada sang ketua OSIS, Jaemin terpaksa harus menerima setiap perlakuan Jeno terhadapnya; termasuk menjadi pemuas nafsu Jeno. Warn! B×B Content! Jeno top! Jaemin bottom!