15

4.5K 399 170
                                    

Sebulan sudah sejak Jaemin keguguran, ia lebih sering dirumah karena Jeno melarangnya untuk keluar. Taman belakang rumah adalah tempat yang sering ia kunjungi akhir-akhir ini hanya untuk menghirup udara segar, bermain air di kolam, mengurus beberapa tanaman dan bermain dengan kelinci putih.

Biasanya setelah pulang dari sekolah, Jeno menghampiri Jaemin dan menemaninya tidur. Tapi biasanya tengah malam ia bangun untuk membantu perusahaan sang Ayah, jangan heran ia bisa membeli saham perusahaan Jaehyun.

Sedangkan Jaemin, ia homeschooling karena tak di izinkan untuk sekolah umum oleh Jeno. Ia takut Jaemin kelelahan, ia akan membiayai semua kebutuhan Jaemin, mau pun itu sekolah musik dan lain-lain.

"Jeno, boleh aku pulang kerumah?"

Malam ini, mereka sedang ada di kamar dengan Jaemin yang ada dipelukan Jeno. Jeno menghela napas pelan, dilihatnya si manis yang menatapnya sayu karena mengantuk.

"Pulang kemana? Ini rumahmu, rumah kita," Kata Jeno.

"Aku mau bertemu dengan Ayah dan Bunda, aku rindu mereka,"

"Tentu boleh, besok aku akan temani." Ucapnya yang diangguki Jaemin.

Mengenai sikap Jeno, pada saat Jaemin mengatakan apakah Jeno akan memaafkannya jika ia mengandung anaknya kembali, Jeno melihat tatapan mata Jaemin yang sedu. Ia tak tega melihat Jaemin yang tersiksa karenanya, tentu saja ia sadar atas perlakuannya.

Dari situlah, Jeno merubah sikapnya pada Jaemin dengan sedikit lembut. Tapi sifat posesif sulit dihilangkan, apalagi tak membiarkan Jaemin keluar dari rumah.

Jeno menutup mulutnya saat merasakan mual, ia melepaskan pelukan Jaemin dan berlari menuju kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Jaemin yang awalnya terlelap didekapannya pun terbangun saat melihat Jeno berlari sambil menutup mulutnya.

Jeno memuntahkan isi perutnya di wastafel, tapi ia sedikit heran karena ia hanya mengeluarkan cairan putih saja. Ia segera memberisihkannya dan keluar dari kamar mandi. Namun saat ia berbalik badan hendak membuka pintu, kepala Jeno entah mengapa pusing, untunglah Jaemin ada didepan pintu.

"Kau baik baik saja? Jika kau sakit, kita bisa menunda kerumah Ayah," Jeno menggeleng mendengar ucapan Jaemin, "Tidak apa, aku hanya perlu istirahat. Lagi pun kita sudah lama tidak kerumah mereka kan.,"

Jaemin mengangguk, sebenernya ia tidak tega melihat wajah suaminya yang tiba tiba pucat. Mereka berbaring di kasur dengan posisi Jeno yang memeluk Jaemin dan begitu pun sebaliknya.

"Jaemin,"

"Ada apa? Ingin sesuatu? Aku akan membuatkannya untukmu,"

"Aku tidak ingin apapun sayang,"

Pipi Jaemin memerah saat Jeno memanggilnya dengan sebutan itu, padahal ini sudah biasa, tapi ia masih tetap blush pipinya.

"B-baiklah, ada apa?" Ujarnya.

"Lubangmu masih sakit?" Tanya Jeno membuat Jaemin terdiam.

Tak ada jawaban, Jeno yang melihat istrinya dalam pelukannya itu pun ternyata belum tidur dan hanya memandangi dadanya saja.

"Kenapa tidak jawab pertanyaanku? Kau terus memandangi dadaku, memangnya dadaku tambah besar?" Ucapan nyeleneh itu pun menyadarkan Jaemin.

"Tidak Jeno, sudah tidak sakit lagi," Jawabnya.

Jeno tersenyum, "Baguslah kalau begitu," Jeno semakin mengeratkan pelukannya. Tangan Jeno terus meraba pantat Jaemin, sedangkan si manis menahan tangan Jeno agar rabaannya itu tidak merembet kemana mana.

Jeno tetaplah Jeno, tangannya semakin masuk kedalam hingga satu jarinya memasuki lubang surgawi Jaemin. Ringisan terdengar dari mulut si manis, jarinya terus bergerak di dalam sana. Jeno memandangi wajah Jaemin yang tampak menikmati sekaligus tampak kesakitan, ia mengecup kening Jaemin dan tak tinggal diam, ia pun mengecupi bibir dan leher juga.

"Jenh.... Ahh s-sakit,"

"Jariku atau milikku?"

Jaemin yang diberi pilihan itu pun tidak bisa menjawab saat jari Jeno semakin dalam di lubangnya. Ia menggigit bibirnya, tangannya meremas pundak Jeno hingga pundak itu memunculkan warna kemerahan.

Merasa tidak ada jawaban dari Jaemin, laki laki berahang tegas itu pun semakin mempercepatnya dan membuat Jaemin berteriak kesakitan.

"Jeno... eghhh s-sakit sudah..."

"Jawab sayang, jariku atau milikku?"

"Milikmu... Aku ingin milikmu di dalamku Jeno,"





segini dulu aja, klo rame lagi nanti di lanjut

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Agreement《Nomin》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang