SHORT CHAPTER!
WARNING ADULT CONTENT🔞"Jaemin, apa kau mencintai Hyunjin?"
Pertanyaan itu, membuat Jaemin gelagapan. Bukan karena pertanyaannya yang, tapi bingung bagaimana ia harus menjawabnya.
Jika ia mengatakan 'iya' apakah Jeno akan marah padanya dan memukulinya lagi? Lalu jika 'tidak' ia pun tidak tahu apa yang akan dilakukan anak kedua Jung itu.
"Ah lupakan, lagipula jika kau mencintainya aku yang akan tetap menang mendapatkanmu, bukan begitu?" Ujarnya yang tak digubris oleh Jaemin.
Lelaki manis itu mengalihkan padangannya melihat jalan, tangannya mengusap perutnya yang masih rata itu; berharap sang anak merasakan bahwa dirinya begitu sayang padanya dan tidak ingin membuangnya. Mengingat kalau Jeno, ayahnya, dan Tuan Jung tidak suka pada anak yang dikandungnya.
Ya walaupun ia mendegar sendiri bahwa Jeno mengakui kalau itu adalah anaknya, ia tidak semudah itu untuk percaya. Jeno adalah Jeno, Jeno yang ia kenal tidak mempunyai hati nurani.
"Aku juga ingin kau usap, jangan anak itu terus!"
Tuhkan, apa yang Jaemin pikirkan? Mudah cemburu, juga termasuk pada diri Jeno.
Jeno merebahkan dirinya, kepalanya ia taruh di paha Jaemin. "Usap kepalaku."
"A-apa? Kenapa kau jadi s-seperti ini Jeno?" Bingung Jaemin.
"Kau ingin aku seperti apa?" Jeno menatap wajah Jaemin yang memerah, "Kau ingin aku terus bersikap kasar, begitu?"
"B-bukan hanya saja kau berubah drastis sekarang,"
Jeno menghela napas, ia melepaskan tangan Jaemin yang berada di kepalanya. Ia membenarkan jasnya, Jaemin dibuat bingung lagi depan sikap Jeno sekarang.
"Baiklah aku akan terus bersikap seperti biasa."
"Jangan! Aku suka sifatmu yang seperti ini, tolong jangan kasar lagi,"
Jeno menyeringai, "Kalau begitu cium aku."
"Cium? Tidak!"
"Baiklah aku—"
"BAIKLAH AKU AKAN MENCIUMMU!" Ujar Jaemin yang membuat Jeno menahan untuk tidak tersenyum.
"Tunggu apa lagi?" Jeno memajukan wajahnya, menunjuk bibirnya untuk dicium oleh Jaemin.
"Aku malu ada pak supir," Jeno menekan tombol disampingnya, dan otomatis ada pembatas yang menghalangi agar supir tidak melihat kebelakang.
Sial, padahal kan itu alasan Jaemin supaya tidak mencium Jeno, tapi digagalkan oleh penghalang itu. Ingin rasanya Jaemin biara pada penghalang tersebut 'omae ingin watashi gebuk?'
Tapi tidak mungkin, karena itu benda mati, yang ada Jaemin yang dikira baka nanti.
Chup! Ciuman itu lolos dibibir Jeno, tapi Jeno tidak semudah itu untuk melepaskan ciumannya. Ia menahan tenguk Jaemin dan melumat bibir itu dengan cepat, membuat si manis kewalahan untuk mengimbanginya.
Jeno memasukkan tangan kanannya kedalam baju Jaemin, memilin puting yang menggemaskan itu dengan gerakan menggoda. Jeno tidak mempedulikan Jaemin yang meringis karena bekas luka dipipinya yang tertekan oleh pipi Jeno.
Jaemin mendorong tubuh kekar itu, berharap lumatan tersebut dapat terlepas. Tangan Jeno semakin liar, meraba belalai Jaemin dari luar celananya dan meremasnya dengan kencang.
Pekikan kuat Jaemin keluarkan, rasa sakit dibawahnya karena ulah Jeno membuatnya pusing, belum lagi ia tidak bisa bernapas karena Jeno terus melumat bibirnya dengan brutal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement《Nomin》
Fanfiction[BL] [SLAVE FIC] [M-PREG] [M] Karena sebuah kesalahan yang tidak disengaja pada sang ketua OSIS, Jaemin terpaksa harus menerima setiap perlakuan Jeno terhadapnya; termasuk menjadi pemuas nafsu Jeno. Warn! B×B Content! Jeno top! Jaemin bottom!