KF - 8

3.5K 334 2
                                    

Deg...deg...deg...

Jantung Fioni berdetak dengan sangat kencang ketika dia bertatapan dengan sosok yang berdiri jauh dan melihat ke arahnya. Sosok yang selama ini dia hindari, kini berdiri di hadapannya. Mereka berada di ruangan yang sama.

"Ara?" gumamnya pelan sehingga hanya dia yang bisa mendengar.

Mata Fioni tidak berhenti melihat kearah sosok Ara yang berada tidak jauh dari hadapannya yang sekarang sedang di gandeng Chika agar duduk di bangku kosong yang ada di ruangan perpustakaan itu.

Seketika dia menyesal, tidak ikut bersama dengan teman²nya untuk duduk di halaman belakang sekolah karna takut berpapasan dengan Ara, tapi ternyata takdir malah mempertemukan mereka di perpustakaan ini.

"Duhh.. Gimana ini? Aku harus ngapain?"
"Kenapa Ara ada disini sih? Bukannya dia gak suka perpustakaan dari dulu"
"Ara inget sama aku gak ya?"
"Ah.. Ara, aku rindu banget sama kamu" bisik Fioni sambil menunduk ke arah buku yang ada di hadapannya agar tidak ada orang yang menyadari air mata nya jatuh.

*skip*

Drrtttt...dddrtttt...drrrttt...

Hp yang ada berada di sebelah Mira bergetar, terlihat ada pesan masuk dari Fioni.

'Mir, lo dimana? Dia ada disini Mir, Ara ada di hadapan gue sekarang. Gue gak tau harus gimana 😫'

'Lo dimana?'

'Gue ada di perpus, lo kesini dong temenin guee'

'Ok'

"Guys, gue ke perpus dulu ya. Kalian mau ikut gak?" tanya Mira kepada Ariel dan Freya yang sedang asik bernyanyi.
"Lah ngapain Mir, emang ada tugas?" tanya Ariel.
"Pengen aja sih hahaha" jawab Mira
"Gak deh kita disini aja, bilangin penat" ujar Freya

Mira pun beranjak menuju perpus meninggalkan kedua temannya yang kembali asik dengan alunan musik yang mereka putar di halaman belakang sekolah.

*skip*

"Fio..." panggil Mira.
"Mirr... Dia disini" jawab Fio sambil memeluk Mira. Mira pun duduk di sebelah Fioni sambil menggenggam tangannya berusaha menenangkan sahabatnya ini walau dia sendiri pun bingung harus gimana.

"Menurut lo, gue harus gimana Mir?" tanya Fioni
"Gimana emang? Ya kalo lo kangen, samperin lah. Udah cukup kali Fio lo ngehindarin dia berapa bulan ini"
"Tapi Mir..."
"Lo juga gak bakal mungkin bisa menghindar selamanya, secara kita 1 sekolah loh. Ya, gue emang gak tau apa masalah lo dengan Ara, tapi kalo emang lo ada masalah sama Ara mending di selesaiin baik² deh" ujar Mira.
"Guee..." terlihat Fioni sedang berpikir menimbang saran dari sahabatnya itu. Fioni memang belum menceritakan kepada siapa pun tentang permasalahan dia dengan Ara.

*skip*

"Raaa... Lo kenapa sih daritadi diem aja?" tanya Chika yang daritadi bingung karna sikap Ara tidak seperti biasa.
"Gue gpp kok chika" jawabnya singkat
"Gue ada salah sama lo? Kok gue di cuekin sih?" tanya Chika
"Hahaha gak kok, lo gak ada salah apa² sama gue. Kan bidadari gak pernah salah" sahutnya sambil menggoda Chika agar gadis itu tidak menaruh curiga apapun terhadap sikapnya saat ini.

Ara memang belum siap dengan semua pertanyaan yang akan diberikan padanya jika Chika atau sahabatnya yang lain tau. Tidak untuk urusan Fioni, hatinya masih sakit dengan penolakan yang diberikan Fioni saat itu.

"Guys, ini buku referensinya" ujar Gracia yang datang membawa beberapa buku dengan Shani.
"Kayaknya cukup deh buat referensi tugas kelompok kita" sambung Shani
"Loh Anin dan Dey mana? Udah ngilang aja" tanya Gracia
"Biasalah, benerin riasan katanya di toilet" jawab Chika sambil memilih buku mana yang hendak dia baca.
"Banyak amat itu buku, kalian gila nyuruh kita baca segini banyak" teriak Anin dan Dey yang muncul tiba².
"Sssttt... Suaranya tolong dijaga ya, ini perpustakaan tempat membaca bukan hutan" tiba² penjaga perpustakaan datang karna teriakan yang di lontarkan Anin dan Dey tadi.
"Maaf pak" jawab Anin dan Dey berbarengan sambil menunduk
"Berisik deh" kata Ara sambil tertawa melihat mimik muka Anin dan Dey yang dimarahi penjaga perpus.

*skip*

"Sepertinya dia bahagia sekali dengan teman barunya" batin Fioni yang sedari tadi ikut memperhatikan percakapan dari anak IPA 1 itu.

"Lo yakin masih gak mau nyamperin dia?" tanya Mira
"Menurut lo gimana Mir?"
"Ya kalo gue jadi lo, gue bakal samperin, setidaknya menyapa temen lama gue" ujar Mira
"Gue coba deh" kata Fioni yang kemudian beranjak dari bangku nya menuju tempat dimana sosok yang amat dia rindukan itu berada. Fioni berusaha mengumpulkan keberaniannya setidaknya dia bisa mendapatkan maaf dari Ara karna sudah menjauhinya dulu.

"Hai semua..." sapa Fioni yang berdiri tepat di hadapan Ara.

Deg...

"Sial kenapa dia harus kesini sih" batin Ara

"Hai Fio, sama siapa disini?" tanya Gracia
"Itu sama Mira kok ka" jawab Fioni sopan. Dia sadar kalau di antara mereka dia paling muda walaupun berada dalam tingkatan yang sama.
"Yaelah Fio, ngapain manggil kaka sih, nama aja udah berasa tua deh kita" celetuk Dey.
"Hehehe iya deh ka. Eh Dey" jawabnya sekenanya.
"Ada perlu apa Fio?" tanya Shani
"Duduk sini gabung" lanjutnya

Chika hanya diam, memperhatikan sikap Ara yang dirasanya tidak ramah seperti biasanya. Kemudian dia ingat kalau Gracia pernah bertanya apa Ara dan Fioni saling kenal. Karna penasaran dia pun mulai membuka suara.

"Ra... Kok diem aja? Ini Fioni, kalian udah saling kenal kan?" tanya Chika
"Eh.. Eh.. Iya udah kita saling kenal kok" jawab Ara gelagapan.
"Eh iya, gue lupa kan gue pernah nanya soal ini ke lo ya Ra dulu" ujar Gracia.

Ara hanya menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya.

"Fio kenal Ara?" tanya Anin
"Kenal kak, eh Nin" jawab Fioni
"Kenal dimana? Lo kok diem aja woii, temen lo datang nyamperin juga" ujar Anin sambil menepuk pundak Ara.
"Kita temen lama kok. Cuma sekedar kenal gitu aja" jawab Ara malas sambil memainkan hpnya

Sreettt...

Rasanya hati Fioni sakit mendengar jawaban Ara, bahkan Ara hanya menganggap mereka sekedar kenal bukan sahabat yang dia lontarkan kepada teman²nya, padahal selama ini Fioni masih tetap menganggap Ara bagian dari hidupnya.

"Hai Ra, apa kabar" tanya Fioni yang berusaha menyapa Ara.
"Baik, lo bisa liat sendiri kan?" jawab Ara ketus.
"Hehehe iya, kalo gitu gue ke Mira dulu ya, nanti kegiatan kalian malah keganggu. Bye semua" ucap Fioni sambil berlalu.

*skip*

"Dia kayaknya benci sama gue deh Mir" cerita Fioni. Ya mereka saat ini sedang ada di toilet.
"Udah Fio, udah. Mungkin Ara syok lo muncul di hadapannya" hibur Mira
"Gak, Mir. Gue kenal Ara dari lama, gue bisa ngerasain dia benci sama gue, dia gak senang gue muncul tadi" isak Fioni sambil memeluk Mira.

Mira pun bingung harus bagaimana menenangkan sahabatnya ini. Yang dia tau Fioni saat ini sedang bersedih.

"Udah yuk, jangan nangis terus. Kasian ah ntar muka lo kusut loh" ujar Mira
"Mending kita ke halaman belakang yuk nyusul Ariel dan Freya, kali aja lo lebih tenang ngeliat tingkah konyol mereka berdua" lanjutnya
"Iya, gue cuci muka dulu ya" sahutnya.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang tadi mengikuti mereka dan mencuri dengar semuanya.

Kinjirareta Futari [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang