5) Hanya Rasa Ingin Tahu

3.4K 282 11
                                    

Saat Hermione bangun, Malfoy sudah pergi. Ia sudah bisa merasakan ketidakhadiran Malfoy sebelum ia membuka matanya. Aroma tubuh Malfoy di ruangan itu mulai memudar; sudah lama.

Ia tahu secara logis bahwa ia seharusnya tidak merasa sakit hati, tetapi ia merasa sakit hati.

Tanpa membuka matanya, ia berguling dan memarahi dirinya sendiri. Apakah ia berharap untuk bangun dan menemukan Malfoy masih di sampingnya? Bahwa Malfoy akan memutuskan setelah beberapa hari bercinta dengannya bahwa dia tidak peduli dengan status darahnya dan kemudian mereka akan berkencan karena seksnya sangat menakjubkan?

Ia mendengus dan membuka matanya.

Saat ia duduk dan mengamati ruangan, ia mulai mengingat kilasan singkat tentang Malfoy yang mencoba menjauh darinya dan pergi. Tentang Malfoy yang mencoba mencari orang lain sebagai gantinya.

Saat ia duduk di tengah tempat tidur, perasaan ngeri yang dingin melanda dirinya pada ingatannya yang semakin jelas tentang pria yang mencoba melawan nalurinya dan menjauh darinya.

Hermione terus naik ketasnya dan mulai memberinya masturbasi.

Hermione mundur dan menyembunyikan wajahnya di bantalnya saat mengingat itu.

Setelah itu, ada banyak hubungan seks yang sulit dipahami yang hanya bisa ia ingat sebagian. Mereka berdua tersapu dalam dinamika Alpha-Omega, penuh kata-kata dan janji yang berasal dari suatu tempat secara naluriah.

Ia merasa seolah-olah ia baru saja ditinju. Malfoy mungkin telah mengingat Hermione lagi saat panasnya berakhir, begitu kepalanya telah dibersihkan dari semua hormon dan naluri yang dipicu oleh Hermione dalam dirinya sendiri. Senyuman pahit yang muncul di wajah Malfoy saat kabut akhirnya memudar dari benaknya tampak jelas dalam ingatannya.

Hermione masih tidak bisa memikirkan itu semua.

Hormon atau tidak, ia ingin mati karena malu.

Bagian terburuknya adalah jika itu terjadi lagi, ia tidak yakin ia bisa melakukan sesuatu yang berbeda. Terlepas dari tekad awalnya untuk menahan gairah sendirian, ia dengan cepat menemukan bahwa memutuskan untuk melakukannya adalah satu hal. Sebenarnya mencoba untuk menahannya adalah masalah yang sama sekali berbeda.

Itu mengerikan.

Dan ia mengkategorikannya seperti itu dengan pengaruh seseorang yang telah di crucio berulang kali oleh Bellatrix Lestrange.

Tubuhnya terasa seperti terbakar. Setiap inci dirinya selaras dan terlalu sensitif dalam menantikan sesuatu yang tidak terjadi dan tidak bisa terjadi. Semuanya melukai kulitnya. Pakaiannya. Air. Bahkan seprai. Keadaan gairahnya tidak tertahankan. Apa pun yang ia lakukan untuk mencoba meredakannya hanya meningkatkan rasa frustrasi, kebutuhan yang menguras tenaga.

Penderitaan fisik hanyalah sebagian darinya. Itu adalah aspek mental yang hampir menghancurkannya.

Ia tidak seharusnya sendirian.

Isolasi tersebut memicu rasa salah yang luar biasa dalam dirinya pada tingkat naluriah. Ia tidak boleh sendirian. Ia tidak seharusnya sendirian. Ada sesuatu yang sangat salah terjadi sehingga ia ditinggalkan sendirian untuk menanggungnya.

Seseorang seharusnya ada disana. Seseorang seharusnya bersamanya; untuk membantunya, menenangkannya.

Tapi tidak ada seorangpun.

Ia sendirian. Tidak ada orang di sana untuknya.

Kesadaran tanpa henti membuatnya hampir histeris.

Ia terluka luar dalam dan tidak ada yang akan datang untuk memperbaikinya.

Itu semakin buruk dan semakin buruk. Berjam jam.

All You Want (Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang