-16-

4.5K 600 154
                                    

WARNING!! BACA SETELAH BERBUKA PUASA KARENA PART INI MENGANDUNG UNSUR YANG AKAN MEMBATALKAN PUASA!!

I think.

KALAU NEKAT BACA, AUTHOR GAK TANGGUNG JAWAB YES.
.
.
.
.

"Karina sadarlah!!!"

"KARIINNAAAA!!!!!"

Entah mendapat kekuatan darimana, Winter memaksa kakinya yang mati rasa berlari sekuat tenaga menuju gadis di seberang jalan, bahkan gips penyanggah yang melekat di kaki kanannya patah seketika. Sebuah keajaiban terjadi di depan mata semua orang, Winter mampu berlari dengan sempurna hingga ia sampai pada Karina dan langsung mendorong tubuh gadis itu hingga mereka jatuh berguling di atas kerasnya aspal hitam.

Beberapa orang berteriak histeris saat kedua kendaraan itu bertabrakan keras hingga menimbulkan bunyi yang begitu berisik, beberapa sibuk menyelamatkan si pengemudi dan yang lainnya sibuk mencari 2 orang yang sebelumnya berada di tengah maut yang keberadaannya tiba-tiba menghilang.

Dan disini, tepat di belakang 2 kendaraan yang saling beradu itu terbaring dua gadis dalam keadaan sadar namun tubuh satu diantaranya dipenuhi luka lecet. Lutut, siku, tangan bahkan di dahinya terdapat beberapa luka lecet yang masih mengeluarkan darah, ia meringis merasakan sakit bercampur perih namun tetap ia tak melepaskan kungkungannya dari gadis yang berada di bawahnya saat ini. Ia masih setia melindungi sang gadis agar tak terluka meski dirinya mengalami cidera yang cukup parah.

"Uhuk..uhuk..." ia terbatuk saat merasakan tenggorokannya seolah di kekang benda berukuran besar.

"Rina...Karina bangun!"

"Bangun Karina!!"

Ia menepuk-nepuk pelan pipi gadis yang matanya masih terpejam sembari memeriksa apakah gadis dalam pelukannya ini terluka atau tidak.

Kedua bola mata coklatnya membulat sempurna begitu sang gadis membuka mata, ia sangat senang sekali, hanya saja..

Deg!

Tiba-tiba ia merasakan hentakan yang kuat di dalam dada, mendadak keduanya merasakan intensitas kinerja jantung masing-masing naik pada tingkat tertinggi. Mungkin mereka mampu mendengar detak jantung satu sama lain seolah sedang berpacu lari.

Keduanya larut dalam kegiatan saling memandang netra masing-masing, entah apa yang mereka temukan disana hingga betah berlama-lama bertahan dalam diam.

Karina tak mampu melakukan apapun selain mengagumi manik coklat terang yang beradu pandang dengannya saat ini, bisa ia lihat beberapa luka lecet menghiasi wajah gadis Kim bahkan di dahinya masih mengalir darah yang sudah menodai pipi kiri gadis itu.

Nafas keduanya terdengar saling beradu dan terasa semakin jelas di wajah masing-masing saat Winter bergerak mendekat menuju Karina. Organ vital keduanya terasa semakin menggila di dalam sana seolah ingin mendobrak keluar.

Entah apa yang mendorongnya untuk datang semakin dekat, Winter terus menarik wajahnya mendekati Karina yang menatapnya sayu, namun tatapan itu seolah menjadi magnet yang menarik dirinya untuk datang lebih dekat lagi.

Nafas Karina tercekat beberapa saat begitu merasakan sesuatu yang basah nan lembut menyentuh bibirnya yang kering, namun anehnya ia tidak punya keinginan untuk menolak, ia terima perlakuan gadis yang berada di atasnya ini dan ikut memejamkan mata menikmati kenyamanan atas perbuatan lancang yang gadis ini lakukan padanya.

Jantungnya semakin menggila hingga menimbulkan rasa geli di dada, namun tetap saja, ia tak punya keinginan untuk menolak walau setetes debu sekalipun.

ShivvinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang