-24-

3.7K 492 198
                                    

"Winter tunggu!!"

"WINTER!!!!"

Langkah Karina terhenti dan ia berbalik menuju sang Ayah yang kini diam bak patung hias.

"Dad! Ada apa ini?? Apa maksud pembicaraanmu dan Winter? Yu Minjeong itu siapa??"

Namun tak ada respon apapun dari Presdir Yu, pria itu hanya bungkam dan terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri, perkataan Winter beberapa waktu yang lalu masih menjadi palu besar bagi dirinya. Sungguh banyak pertanyaan berkecamuk di otaknya sekarang, bagaimana Winter bisa mengetahui nama Yu Minjeong? Siapa sebenarnya gadis bermarga Kim ini? Dan setelah di pikir-pikir, ia sangat familiar dengan wajah Winter, wajah gadis itu mengingatkannya pada seseorang yang telah lama tak pernah hinggap lagi di penglihatan matanya.

Melihat sang ayah yang hanya diam, Karina pergi begitu saja dengan perasaan kesal. Ia merasa menjadi satu-satunya orang yang tidak tahu apa-apa saat ini.

Sementara itu Winter memacu mobil di jalan raya dengan kecepatan tinggi, ia tidak peduli dengan klakson kendaraan lain yang melayangkan protes atas aksi ugal-ugalannya itu. Yang ia rasakan saat ini hanyalah kekesalan serta amarah yang teramat besar. Kepalanya terasa mendidih, dadanya terasa seperti di bakar dalam suhu yang sangat tinggi, begitu panas.

Ciiitttttt....

Ia menginjak pedal rem secara serentak hingga serta merta membuat mobil yang ia kendarai berhenti seketika. Ia keluar dan membanting pintu mobil dengan keras,

"AAAA!!!!!!"

Winter berteriak begitu kencang di tepi sebuah jembatan yang sangat sepi, ia bermaksud ingin mengeluarkan segala keluh kesah yang selama beberapa jam ini tertahan. Ia mencengkeram besi pembatas jembatan begitu kuat sampai mampu membuat kukunya memerah. Gadis itu tertunduk dalam.

5 years ago. . .

"Winter, Taeyeon Unnie memanggilmu."

Seorang gadis remaja bersurai pirang yang tengah mencuci piring menoleh begitu salah satu temannya memanggil.

"Taeyeon Unnie? Kenapa?"

"Aku tidak tahu, tadi dia memintaku untuk mencarimu, katanya temui dia di kamar."

"Oh, baiklah. Terima kasih, Ning Ning."

Gadis yang dipanggil Ning Ning itu mengacungkan ibu jarinya sebelum akhirnya pergi meninggalkan Winter yang kini melepas apron serta sarung tangan karet yang ia gunakan untuk mencuci piring. Ia mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum akhirnya juga pergi meninggalkan dapur.

"Masuk!"

Seorang gadis yang terlihat lebih dewasa mempersilahkan seseorang di luar kamarnya masuk setelah mendengar suara ketukan beberapa kali.

"Unnie mencariku?"

Ia berbalik dan tersenyum pada gadis remaja yang memang sedang ia tunggu.

"Kemarilah Winter." Ajak Taeyeon meminta Winter duduk di sebelahnya.

"Kenapa...Unnie mencariku?" Ulangnya sekali lagi.

Seperti biasa, Taeyeon selalu tersenyum hangat sebelum memulai percakapan. Ia akan mengusap sayang pucuk kepala Winter lalu kemudian menanyakan kabarnya.

"Bagaimana kabarmu? Apa kau makan dengan baik?"

"Tentu saja, kalau tidak aku tidak akan tumbuh lebih tinggi darimu."

Tawa ahjumma Taeyeon pecah di dalam ruangan itu setelah mendengar ucapan Winter, gadis remaja itupun juga ikut tertawa.

"Kau sudah pintar mengejekku ya sekarang."

ShivvinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang