"Jadi, kalian tinggal di Panti Asuhan yang sama?!"
"Dan saat itu bahkan kita bertemu. Ya Tuhan...!!"
Winter dan Karina terkesiap begitu mendengar rintihan sang ayah yang merasa begitu frustasi, garis takdir begitu kurang ajarnya menghinggapi hidup mereka, bagaimana mungkin ia dan Jessica tidak mengenali Minjeong saat gadis kecil itu berdiri tepat di hadapan keduanya.
Disaat sang anak ada di depan mata, mereka malah membawa putri yang lain dan malah meninggalkan putri yang sebenarnya.
Itu adalah penyesalan terbesar yang Yu Yeon Seok rasakan dalam hidup.
"Winter, sungguh maafkan kami~"
Pria paruh baya itu menjatuhkan diri di hadapan sang anak, ia merasa gagal menjadi seorang ayah sekaligus seorang suami. Ia terjatuh dengan bertumpukan kedua lutut dengan kepala yang tertunduk dalam, benar-benar menjatuhkan harga dirinya di depan sang anak yang kini tumbuh menjadi putri yang sangat cantik dan pintar. Hal itu saja membuat hatinya semakin teriris, anaknya yang manis dan cantik jelita harus tumbuh seorang diri, menjalani hidup penuh dengan kepahitan tanpa kasih dari dirinya dan Jessica.
Sungguh, ini teramat sangat menjadi penyesalan terbesar yang ia rasakan.
Namun Winter segera menundukkan tubuhnya lebih rendah, menahan tubuh sang ayah agar tak terjatuh lebih dalam lagi. Kali ini linangan hangat kembali mengalir di pipinya, namun bukan sebagai bentuk dari kesedihan lagi, tetapi ia mampu merasakan betapa besar penyesalan yang menyeruak di dalam sanubari sang ayah.
Kini ia sadar, tidak ada yang harus ia salahkan. Ia dan orang tuanya sama-sama menjadi korban dari kejamnya permainan takdir.
Bahkan tak hanya dirinya, ada satu orang lagi yang lebih kurang ajarnya di permainkan garis hidup.
Karina.
Tidak ada yang tahu sebenarnya dirinya siapa. Bukankah kisah sang pemilik netra kelam ini lebih rumit?
"Kumohon, jangan seperti ini. Aku tidak akan memaafkan diriku jika kau seperti ini, Ayah."
Seketika itu pandangan berembun Yu Yeon Seok terangkat yang langsung tersuguhi oleh wajah yang tiada bedanya dengan mendiang sang istri. Layaknya duplikat. Garis wajah, warna rambut, sudut hidung, bibir yang tipis serta iris bening berwarna kecoklatan, persis sekali.
Winter mewarisi 99% wajah Jessica.
Bahkan keteduhan pandangan di manik berbinar itu juga ia warisi.
Yu Yeon Seok seolah sedang menatap wajah sang istri setelah sekian lama ia hanya bisa memandanginya lewat figura yang setiap saat tak pernah bosan ia ajak bicara.
Dalam sekali tarikan ia mendekap erat sang putri untuk pertama kalinya setelah 22 tahun. Bayi kecil yang kala itu masih berumur 13 hari kini sudah menjelma menjadi seorang gadis cantik yang sangat jelita, betapa menyesalnya ia saat tak menyaksikan proses bagaimana putrinya tumbuh hingga dewasa.
Sungguh, berkali-kali ia menyesali ketidakmampuan dirinya.
Dan disudut ini, Karina merasakan kelegaan yang luar biasa. Hawa kehangatan di depan sana bisa ia rasakan merasuk dirinya dari tempat ia berdiri.
Pemandangan yang tiada apapun bisa menandingi. Ketika sang putri tercinta tenggelam erat dalam dekapan sang ayah.
Taman Aurora~
Seorang wanita muda terlihat melangkah tak tahu arah, pandangannya menoleh kesana kemari seolah sedang mencari sesuatu, terkadang ia menangis dan terkadang juga ketakutan seperti sedang di kejar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shivviness
FanfictionApa itu rasa nyaman? °Winter Top °Bahasa baku °gxg °Cover by Owner