Play audio di atas untuk menambah feel
***
Air mata terus mengalir sepanjang ia melajukan mobil di jalanan yang sepi, seolah tidak peduli akan celaka ia terus memilih melaju dengan kecepatan penuh. Perasaannya sangat hancur, sangat sakit sampai-sampai untuk mengeluarkan suara saja dirinya tidak sanggup.
Genggamannya pada lingkar kemudi mengerat sampai-sampai membuat telapak tangannya sedikit memerah.
Degupan jantungnya semakin kuat terasa saat ucapan-ucapan dari pria yang merupakan ayahnya terus terulang di benak Winter, namun ada satu hal yang lebih membuat hatinya sangat sakit, satu wajah yang sekarang ketika mengingatnya membuat air mata Winter luruh secara otomatis. Dan hal itu melemahkannya secara perlahan.
Dalam kesedihannya ia mengetuk salah satu pintu yang ada di tempat ini, pelukan spontan yang ia lakukan berhasil mengejutkan seseorang yang kini terdiam karena kedatangannya yang tiba-tiba, terlebih dalam keadaan yang sangat kacau.
Taeyeon mengusap sayang punggung tegap Winter yang saat ini menangis sesegukan dibahunya, ia merasakan kesakitan yang sang adik alami, meskipun banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan namun ia tidak ingin egois. Ia biarkan gadis yang ia rawat dari kecil ini menumpahkan segala kekesalan dihatinya.
"Apa?!"
"Ka- kau bilang kau sudah bertemu dengan ayahmu?!"
"Ya~" Jawab Winter lemah.
"Lalu kau mengencani seorang gadis yang ternyata adalah saudaramu sendiri?"
Kali ini Winter menjawab dengan anggukan, Taeyeon yang mendengar ini tentu saja dibuat tak percaya.
"Aku sama sekali tidak tahu jika dia adalah anaknya dan bahkan aku juga tidak tahu jika pria yang mempekerjakanku ternyata adalah ayahku."
"Apa yang kau katakan padanya?"
"Aku tidak tahu, aku bahkan tidak ingin mengingat hal ini. Terlalu menyakitkan."
Bahu tegap gadis itu semakin turun, Taeyeon hanya bisa memberikan usapan sayang, ia bisa merasakan kesedihan sang adik.
"Apa yang akan kau lakukan?"
"Entahlah, otakku tidak bisa berpikir jernih saat ini. Tapi yang pasti, aku akan menjauhi Karina."
"Tapi tetap saja, kau sudah menemukan keluargamu, Winter. Kau harus kembali kepada mereka, dan mengenai Karina, bagaimanapun dia adalah adikmu. Kau tidak boleh menjauhi mereka."
"Bagaimana aku bisa hidup berdampingan dengan orang yang aku cintai tanpa bisa mencintainya, Unnie? Jika aku lakukan, sama saja aku membunuh diriku sendiri, dan jiwaku akan mati perlahan-lahan."
"Aku tahu~ ini sangat kejam untukmu. Tapi sadarlah, inilah kenyataan, Winter. Kau dan Karina tidak mungkin-"
Belum sempat Taeyeon menyelesaikan ucapannya Winter berdiri dan pergi dengan langkah cepat, demi Tuhan ia tidak ingin mendengar kata-kata yang akan Taeyeon ucapkan. Hatinya sudah terlalu sakit dan jangan lebih tersakiti lagi.
~*~
Duduk terdiam di ruangan nan sepi hanya di terangi cahaya temaram yang berasal dari sela jendela, menundukkan kepala tanpa memikirkan apapun, hanya di temani bunyi hewan malam yang sendu seolah mengerti suasana hatinya yang kelabu.
Pandangannya lurus ke depan dan kosong, seolah tak satupun objek yang tertangkap netra kecoklatannya.
"Winter~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shivviness
FanfictionApa itu rasa nyaman? °Winter Top °Bahasa baku °gxg °Cover by Owner