Up nya dua part sekaligus, kenapa dibedain? Biar lebih enak aja baca antara kisah Jiminjeong dan Taengsic, lebih fokus.Oke, lanjutkan!
***
Suasana dan tempat ini begitu asing baginya, sebuah tempat yang tak pernah ia kenal dan ia datangi rasanya, entahlah, ia tidak mungkin lupa jikapun pernah datang ke tempat ini. Dalam ketenangan ia terus memperhatikan, mencoba mengenali tempat yang saat ini ia tapaki hingga akhirnya ia duduk di rerumputan yang takkan membuat gaun putihnya ternodai sembari menikmati terpaan angin yang membelai lembut surai panjang tergerai miliknya.
"Akhirnya kau datang, cukup lama aku menunggumu."
Ia sedikit tersentak kala mendengar suara seseorang setelah sekian selama tak merasakan kehadiran orang lain selain dirinya di sini. Namun anehnya ia merasa biasa saja seolah memang menunggu orang ini sejak tadi.
"Kau mengenalku?" Alih-alih menjawab, ia malah melontarkan pertanyaan pada seseorang yang memakai gaun yang sama seperti dirinya.
Bukannya menjawab, orang itu malah tersenyum lalu berkata, "Bagaimana denganmu, apa kau tidak mengenaliku?"
Ia diam. Matanya terus fokus tanpa berkedip memperhatikan wajah di depannya ini, sepasang mata nan indah, hidung mancung serta senyum yang menawan, ia yakin pernah melihat paras ini, bukan pada wajah orang lain tetapi ia benar-benar pernah melihatnya secara langsung,
Tapi dimana?
Tatapan teduhnya terus memandangi sepasang netra yang juga beradu pandang dengannya, hanya terdengar desau angin yang menjadi suara satu-satunya di antara mereka sampai pada akhirnya ia mengucapkan satu nama,
"Jessica...."
Sang pemilik nama memberikan senyumnya lagi sebagai bentuk respon puas atas ucapan orang yang saat ini tepat berada di depannya.
"Bagaimana bisa...."
"Apa yang tidak bisa dilakukan oleh Takdir, Kim Taeyeon."
So surprise, wanita ini mengetahui namanya.
"Bagaimana bisa kau tahu namaku?" Tentu saja ini menimbulkan tanda tanya besar di kepala Taeyeon, bagaimana mungkin Jessica mengetahui namanya, mereka saja tidak pernah bertemu dan hidup di generasi berbeda pula. Lalu sekarang, mengapa mereka bisa bertemu digaris waktu yang sama?
"Bukankah tadi sudah ku bilang, tidak ada yang tak bisa dilakukan oleh Takdir. Aku tahu ini mustahil bagimu, tapi tidak ada yang mustahil bagi-Nya."
Taeyeon hanya diam mendengarkan setiap ucapan Jessica.
"Tapi, kita sudah berbeda, maksudku-" tiba-tiba ucapannya terhenti begitu ia menyadari sesuatu.
"Apakah aku sudah tiada?"
Jessica terkekeh, "Urusanmu dengan dunia masih panjang, Taeyeon. Kau masih hidup."
"Lalu mengapa kita bisa bertemu? Jika ini mimpi, rasanya terlalu nyata."
"Aku hadir dalam alam bawah sadarmu. Jika kau tanya mengapa aku bisa tahu, aku juga awalnya bertanya-tanya. Bagaimana mungkin orang yang sudah tiada terhubung dengan orang hidup layaknya kita sedang berada di dunia nyata."
"Biar ku beri tahu satu hal padamu, makna jodoh seperti apa yang kau percaya?"
Taeyeon tergagap, ia tidak tahu harus menjelaskannya bagaimana, ia juga tidak yakin jawaban seperti apa yang diinginkan Jessica sampai akhirnya ia memilih untuk tetap diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shivviness
FanfictionApa itu rasa nyaman? °Winter Top °Bahasa baku °gxg °Cover by Owner