Blurb:
Dua makhluk yang menyukai langit biru dan dua makhluk yang memiliki alasan mereka menyukai langit biru.
Takdir memang tidak ada yang tahu.
Takdir mereka mengikuti alur dan waktu yang sudah di tetapkan.
Pesawat, alasan mengapa Firga menyuka...
"Semua akan terasa mudah jika ada pangeran ganteng kayak gue." "Gantengnya enggak, pangerannya iya. Pangeran kurcaci tapi."
Drey Anugrah Terindah with Michael HaumeaCallisto.
______________________________________
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☁✈🕊☁
"ASSALAMU'ALAIKUM GUYSS!!"
"Wa'alaikumussalam," Drey meringis malu ketika tau bukan para teman-teman Firga yang menjawab melainkan para pelayan.
"Hehe, eh emm yang lain pada kemana? Katanya temannya Firga mau kerumah?" Tanya Drey kepada salah satu pelayan yang kebetulan sedang ada di dekat Drey. Firga memang terlahir dari keluarga nya yang berada. Kakeknya atau lebih tepatnya kakek moyang dari ayah nya itu adalah keturunan kerajaan Belanda. Jadi--yah mau gimana lagi keluarga nya sangat kaya.
"Ada ditaman belakang den Drey," Setelah mengetahui informasi keberadaan mereka, Drey pun memutuskan untuk bertemu mereka.
"Woi bro! Ngapa pada disini? Setau gue Firga kagak pernah tuh ke sini?!"
"HUWAA AKANG DREY DAH BALEKK!! AY KANGEN AMA YOU!"
"IHH AKANG JUGAAA MISS AMA TETEH!!"
Akhirnya terjadilah pelukan teletubies antara Drey juga Gella. Firga dan Kenan yang melihat kejadian didepannya hanya memasang tampang datarnya berbeda dengan hatinya yang sangat jijik.
"Gue emang agak gesrek tapi gue gak pernah seheboh dan secentil kek manusia jahe." Delik Kenan terhadap moment yang sangat jijik tersebut.
Gella dan Drey yang mendengar delikan Kenan akhirnya melepas pelukan teletubies nya dan Gella membalas ucapan Kenan, "Yeuh sirik aja lo, Human."
"Dih sirik kata lo, ngapain sirik ke lo pada."
"Berisik elahh, cape gue denger lo pada debat," Karena lelah dengan pertengkaran yang unfaedah tersebut akhirnya pun Firga angkat bicara.
"Udah kelar tugas lo?" Tanya Firga terhadap Drey yang memang memiliki kesibukannya di Indonesia. Drey dan Firga memang beda empat tahun, tetapi kelakuan Drey melebih taman anak-anak. Sebelas duabelas dengan Gella.
Drey yang mendengar pertanyaan dari sepupunya itu pun membalas dengan anggukan. Drey yang melihat Rizar, mengerutkan dahinya. Tidak biasanya dia diam seperti ini ditambah tatapannya seperti--kosong?