13 Bahagia Yang Sesungguhnya

4.8K 1K 144
                                    

Banyak hal yang sudah terdaftar menjadi inginnya hatimu, padahal bisa jadi itu bukan takdirmu. Damaikan hatimu dengan ketetapan Allah dalam hidupmu, karena itulah yang terbaik untukmu.

***

Maira menepuk pipinya sendiri berusaha menyadarkan pikirannya yang mulai merancu. Kejadian kemarin masih tertanam jelas di benaknya, mengenai pemilik akun instagram yang selama ini ia kagumi dalam diam. Kemudian, lebih dari itu, juga mengenai status pemiliknya.

"Astaghfirullah Maira, jadi selama ini kamu kagum sama suami orang?" batin Maira seolah meraung.

Maira bukan terpuruk lalu patah hati, memang ada tapi tidak mendominasi hatinya. Ia bersyukur akan hal itu. Justru yang menjadi pemikirannya saat ini, bagaimana dirinya yang berada pada posisi ipemilik akun tersebut, ketika ada orang lain yang memiliki perasaan pada suaminya. Maira tidak bisa membayangkan akan hal itu.

Pemilik akun @rar_ yang tidak pernah menampakkan wajah atau apapun hal pribadi lainnya saja bisa disukai oleh orang lain yang bahkan tidak mengetahui identitasnya—seperti dirinya, mungkin. Lantas, bagaimana dengan perempuan yang sudah menjadi istri di luar sana yang dengan bangganya mengunggah foto romantis berdua dengan suaminya?

Bisa dibayangkan mungkin bahkan lebih banyak orang yang menyimpan perasaan pada suaminya, bukan?

Maira mengingat dengan benar kala itu terdapat unggahan di instagram dimana ada seorang perempuan mengirimkan pesan pada perempuan lain yang kerap kali mengunggah foto berdua dengan suaminya.

"Masya Allah suami ukhti romantis sekali ya, baik sekali, sangat perhatian. Afwan jika boleh ana ingin menjadi istri dari suami anti juga karena ana sangat terkesima dengan suami anti." Begitulah isi pesan yang dikirimkan. Lantas bagaimana hati seorang istri yang suaminya dikagumi oleh perempuan lain?

Maira berulang kali mencoba menempatkan posisi jika menjadi seorang istri tersebut, sehingga ia segera mengenyahkan perasaan itu dari lubuk hatinya meskipun sedikit terasa sulit.

Kak Ramazan

Maira, papa mau ketemu bisa?


Maira membuka ponselnya yang bergetar, dan mendapati pesan dari Ramazan. Rifa'at, papanya yang selama ini hanya bisa ia lihat dari jauh ingin bertemu dengannya.

Maira

Insyaa Allah bisa, Maira coba ngomong ke Mama dulu ya, Kak.

Kak Ramazan

Iya, kakak tunggu kabar baiknya ya. Papa senang sekali waktu kakak ceritain soal kamu.

Tanpa membalas pesan Ramazan, Maira segera berlalu keluar dari kamarnya menemui Mina.

"Ma," sapa Maira. Ia mendapati Mina berada di dapur sembari memainkan ponsel sembari menunggu sop ayam buatannya matang.

"Eh, kirain kamu masih tidur," balas Mina.

Maira menggeleng sembari terkekeh kecil. Hari ini ia datang bulan, kebiasaan buruknya adalah ketika datang bulan tiba, Maira suka bangun sedikit siang sehingga memasak yang biasa menjadi tugasnya diambil alih oleh Mina.

"Kenapa? Bentar sop ayamnya belum matang."

Maira mengangguk. "Ma, Maira mau ngomong."

"Ngomong apa?" Mina menjawab, semantara matanya fokus pada ponsel, membalas beberapa pesan yang belum sempat ia jamah.

Man Anta? ✔ [SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang