02 Hijrahmu Palsu?

25.7K 3.2K 212
                                    

Berhijrah itu bukan hanya tentang mengubah penampilan, karena iman juga perlu ditingkatkan. Bisa jadi mereka sama-sama tampak sunnah dalam berpenampilan, tetapi pemahaman aqidah dan manhajnya, yakni mengenai tata cara beribadahnya apakah sesuai dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat tentu perlu dipertanyakan.

***

"Alhamdulillah, untuk hari ini kita cukupkan sampai di sini. Mari kita tutup dengan doa kafaratul majelis."

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Barangsiapa yang duduk di suatu majelis lalu banyak senda guraunya (kalimat yang tidak bermanfaat untuk akhiranya), maka hendaklah ia mengucapkan sebelum bangun dari majelisnya itu, 'SUBHAANAKALLOHUMMA WA BIHAMDIKA, ASY-HADU ALLA ILAHA ILLA ANTA, AS-TAGH-FIRUKA WA ATUUBU ILAIK'

(Mahasuci Engkau, wahai Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Aku meminta ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu); kecuali diampuni baginya dosa-dosa selama di majelisnya itu." (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih). [HR. Tirmidzi, no. 3433. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih]

Arvan segera menghampiri ustadz yang mengisi kajian bertemakan, "Pentingnya Dakwah Tauhid Kepada Keluarga" itu setelah berakhir. Ia mengajak berbincang sejenak atau setidaknya menemani terlebih dahulu sembari menunggu para jamaah membubarkan diri.

"Jazakallahu khairan, Ustadz."

"Wa jazakallahu khairan, barakallahu fiika."

Berbicara mengenai tauhid dan permasalahan Arvan tentang pernikahan. Ia beberapa kali dihadapkan persoalan dari kenalannya atau bahkan perempuan yang bermaksud menawarkan diri kepadanya mengenai hal tersebut. Tauhid? Hal pertama yang Arvan inginkan mengenai calon istrinya adalah bagaimana ia beribadah, apakah benar-benar kepada Allah atau justru ke selain-Nya?

Ibadah seseorang tidak akan diterima jika tidak memenuhi dua syarat. Pertama, memurnikan ibadah kepada Allah semata (tauhid) dan tidak melakukan kesyirikan. Kedua, mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ibadah apa pun yang tidak memenuhi salah satu dari kedua syarat ini, maka ibadah tersebut tidak diterima.

Fudhail bin 'Iyadh mengatakan,

"Sesungguhnya apabila suatu amalan sudah dilakukan dengan ikhlas, namun tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah maka amalan tersebut tidak diterima. Dan apabila amalan tersebut sudah sesuai dengan tuntunan Rasulullah, namun tidak ikhlas, maka amalan tersebut juga tidak diterima, sampai amalan tersebut ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." (Jaami'ul Ulum wal Hikam)

Wallahu 'alam.

Dulu sebelum hijrah di jalan yang ha q ini, Arvan bahkan orang tuanya pun tidak tahu mana yang benar dan salah. Tetapi ia bersyukur karena sudah dikenalkan dakwah sunnah, sehingga ia tidak mudah tertipu dengan penampilan yang terlihat "sunnah"—namun belum tentu memiliki pemahaman yang lurus.

Percaya atau tidak, seseorang yang pertama kali berhijrah pasti pembahasan yang paling menyenangkan tentang cinta, tentang menikah. Menikah memang harus disegerakan jika sudah mampu, tetapi jika yang mereka ketahui hanya sebatas niat menggebu tanpa ilmu. Lantas mau dibawa ke mana arah rumah tangga mereka?

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Mesir, Arvan memutuskan untuk membangun pondok pesantren dan sesekali masih membantu Abram dan Arsen mengurus hotel. Karena masih tiga tahun berdiri, tidak sebegitu ramai seperti pondok lain yang mempunyai banyak santri.

Man Anta? ✔ [SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang