06 Susah Dijemput

12.3K 2K 686
                                    

Sering kali hati berdecak disertai gumaman iri melihat orang lain tampak bahagia selalu, padahal yang terlihat hanya 'tampaknya' karena bisa jadi mereka lebih banyak menanggung ujian namun tidak mengeluh. Lantas, masih kah kita melalaikan ibadah dan hanya terpuruk pilu?

***

Ummi Sayang Udah beli makan? Jangan lupa langsung makan, maaf nggak ninggalin makanan, abi ngajaknya mendadak. Kalau belum beli, mau ummi pesankan ke rumah?

Arvan membuka ponselnya dan membaca salah satu pesan di antara beberapa pesan lain yang Ayu kirimkan padanya karena tidak kunjung mendapati balasan darinya. Ia jadi mengingat awal mula nama kontak umminya itu di ponselnya?

Tentu saja orang lain tidak akan mempercayai jika seorang Arvan menamai kontak yang terasa begitu manis seperti itu, karena memang bukan dirinya pelakunya, melainkan siapa lagi jika bukan Arvin kembarannya yang begitu tidak sopan membuka ponselnya.

Arvan Nggak perlu Mi, ini Arvan mau pesan sendiri.

Kalau sudah seperti ini, apa yang masih Arvan keluhkan. Masih banyak orang yang menaruh perhatian padanya, ia jadi merasa tidak perlu galau lagi karena belum menikah.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, segera saja tangan Arvan bergerak lincah di atas ponselnya, mencari menu yang hendak ia pesan.

"Makan apa ya?"

Arvan menggaruk pelipisnya bingung. Sepertinya ia harus meralat perkatannya yang mengatakan tidak galau karena belum menikah. Coba saja jika sudah menikah, pasti Arvan tinggal duduk santai, sementara di hadapannya sudah tersedia berbagai menu makanan kesukaannya.

"Astagfirullah," gumam Arvan ingin menjerit frustasi.

Dari Aisyah radhiyallahu'anha, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika melihat (mendapatkan) sesuatu yang dia sukai, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan "Alhamdulillaahilladzii bi nimatihi tatimmush shoolihaat" yang artinya segala puji hanya bagi Allah, yang dengan segala nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Dan apabila mendapatkan sesuatu yang tidak disukai, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan, "Alhamdulillaahi 'alaa kulli haal" yang artinya segala puji hanya bagi Allah atas segala keadaan. (Hadits Riwayat Ibnu Majah, shahih)

***

"Kak Arvan nggak ke At-Taubah?" Jari-jemari Ayu tampak lincah memasukkan buku catatan ke tas slempangnya.

Arvan yang sedang duduk di kursi panjang ruang keluarga sembari memainkan ponsel di tangan menggelengkan kepalanya, kemudian setelah sadar Ayu tidak melihat ke arahnya, ia menjawab, "Enggak kayaknya."

"Kenapa?" Kali ini Ayu melenggang masuk ke dalam kamar, setelahnya kembali lagi dengan tas yang lebih besar. "Kenapa? Kok ditanya nggak jawab?"

"Gimana Arvan mau jawab, ummi aja melenggang pergi," jawab Arvan kalem.

"Oh. Yaudah kenapa? Biasanya Ahad nggak pernah absen?"

Arvan mengamati aktivitas Ayu yang sedari tadi menyita—mengganggu—perhatiannya, "Ummi bawa apa aja sih? Kok banyak banget?"

"Oh, ini buat Shafiyyah, Syafiq, sama Hafshah," ungkap Ayu menyebutkan nama cucu-cucunya—anak dari Arvin.

"Bukannya Arvin ada urusan sama rumah makannya?" timpal Arvan bertanya.

Man Anta? ✔ [SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang