09 Pertemuan Pertama

14.1K 1.3K 262
                                    

Impian yang ku tanam sejak dulu kala, ingin masuk surga bersama dengan semua sanak keluarga. Tetapi mampukah terlaksana, jika mendapati diri kian lemah dalam bertakwa.

***

"Banyak faedah menikah di usia muda. Salah satunya akan kehadiran anak dan istri yang menjadikan hati semakin tenang dan sejuk. Allah menjanjikan dan mengabarkan bahwa menikah dapat membuat jiwa semakin tentram. Dengan menikah seorang pemuda akan merasakan ketenangan, oleh karenanya ia pun bersegera untuk menikah.

هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ

"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al Furqon: 74)

Demikian pula dengan anak. Allah pun mengabarkan bahwa anak adalah separuh dari perhiasan dunia sebagaimana firman-Nya,

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. " (QS. Al Kahfi: 46)

Anak adalah perhiasan kehidupan dunia. Setiap manusia pasti menginginkan perhiasan yang menyejukkan pandangan. Sebagaimana manusia pun begitu suka mencari harta, ia pun senang jika mendapatkan anak. Karena anak sama halnya dengan harta dunia, yaitu sebagai perhiasan kehidupan dunia. Inilah faedah memiliki anak dalam kehidupan dunia.

Sedangkan untuk kehidupan akhirat, anak yang sholih akan terus memberikan manfaat kepada kedua orang tuanya, sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث : علم ينتفع به ، أو صدقة جارية ، أو ولد صالح يدعو له

"Jika manusia itu mati, maka amalannya akan terputus kecuali tiga perkara: [1] ilmu yang bermanfaat, [2] sedekah jariyah, dan [3] anak sholih yang selalu mendoakannya." (HR. Muslim no. 1631, dari Abu Hurairah)

Hal ini menunjukkan bahwa anak memberikan faedah yang besar dalam kehidupan dunia dan nanti setelah kematian."

Arvan mendengarkan kajian online di youtube dalam kamarnyaseusai pulang dari rumah makan. Meski sudah memahami, ilmu itu perlu diulang-ulang. Jangan sampai ada rasa bosan.

Satu hal yang baru Arvan sadari, bahwa selama ini ternyata ia selalu menghindari kajian dengan tema pernikahan. Belajar tauhid dan menguatkannya memang nomor satu, tetapi ilmu tentang pernikahan tetaplah penting. Betapa banyak orang yang menguasai ilmunya, tetapi begitu buruk perangainyatidak mengamalkan.

Ini bukan tentang orang yang hanya ingin menikah karena melihat pasangan lain di sosial media membagikan foto romantisnya. Subhanallah, begitu dangkal jika definisi yang dimaksud hanya demikian.

Hal ini justru berkaitan tentang ilmu yang nantinya menjadi pegangan, karena berbeda teori dengan prakteknya dalam kehidupan berumah tangga.

***

"Baik, nanti kainnya akan kami kirim sekitar pukul empat sore ya."

"Iya, Bu. Ditunggu ya, terima kasih."

Maira duduk di atas motor menunggu Mina menyelesaikan transaksi gulungan kain yang dipesan. Kegiatan seperti ini lah yang rutin keduanya lakukan sebagai mata pencaharian.

Man Anta? ✔ [SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang