Part 11 - He's Crazy

452 25 1
                                    

"Aku takut Alice kenapa-kenapa. Bagaimana jika kita datang ke mansionnya?"Ucap Jennice.

Charles tidak menjawab dan hanya sibuk dengan makanannya. Jennice sudah benar-benar tidak mengerti kenapa keadaan menjadi seperti ini. Semuanya benar-benar berubah.

"Charles! Bisakah kau dengan aku sebentar saja? Aku khawatir dengan Alice!"Jennice sedikit meninggikan intonasi nya di ujung kalimat.

Charles berhenti makan, "Lalu? Kau kira aku tidak peduli dengannya juga?"

Jennice mengepalkan tangannya saat mendengar jawaban Charles, kakak nya yang ini benar-benar membuatnya kesal.

"Karna itu aku memberi saran agar kita datang ke mansionnya."

Charles mengedikkan bahu, "Kau sungguh berpikir Alice ada di mansionnya? Sudah dua hari ia tidak datang ke kampus."

Jennice mendadak diam, otaknya berpikir, benar juga yang di katakan oleh Charles. Alice tidak mungkin bolos kelas karena pasti ia benar-benar ingin kembali belajar ballet. Jennice kembli berpikir, lalu dimana Alice sekarang?

"Let me guess. Apa kau sedang berpikir dimana Alice sekarang?"Tebak Charles.

Jennice mengangguk, "Tentu saja. Dimana kira-kira Alice sekarang?"

Charles terkekeh, "Stupid. Sudah jelas dia pasti sedang bersama Jeff."

Jennice sungguh akan membiarkan Charles kali ini karena sudah mengatai dirinya bodoh. Untuk saat ini, mari fokus dengan keberadaan Alice.

"Apa kau yakin?"

Charles bangkit dari kursinya, "Terserah. Hanya saja, aku tidak mau ikut kesana. Semua sudah jelas, aku kalah dari Jeff."

Jennice melihat Charles perlahan hilang dari pandangannya, ia menarik nafas panjang lalu membuangnya. Charles sungguh akan menyerah begitu saja?

###

"Seharusnya kau berpikir bahwa aku ini adalah pria baik. Mansionmu di kelilingi oleh banyaknya orang-orang aneh ini. Skandal mu dengan Charles lalu berita mengenai hubungan kita. Apa kau pikir semua orang kini masih mencintaimu?"

Alice menatap Jeff sinis, ciuman itu masih membuat dirinya ingin muntah.

"Perbuataan baik mu itu hanyalah sebuah title."

Jeff meminum kopinya, "Kau sungguh berpikir seperti itu? Akh, hatiku sangat sakit mendengarnya."Jeff bahkan berpura-pura menekan dadanya seperti orang kesakitan.

Alice sungguh ingin memukul wajah pria licik di hadapannya, "Kenapa kau mencium ku?"

Jeff tersenyum, "Wah, kau masih saja bertanya. Sudah jelas karena keras kepala mu itu membuatku kesal."

"Siapa yang tidak akan meberontak ketika dirinya di kurung dengan seorang iblis licik, sombong, dan gila sepertimu!"

Jeff tiba-tiba menepuk kedua tangannya, "Good girl! Kemana keberanianmu saat aku mencium mu? Kau bahkan takut hanya karena mendengar suara tembakan."

Alice berdiri, "Kau benar-benar gila! Apa kau benar-benar ingin membunuhku? Kalau kau memang ingin, kill me now!"Tantang Alice.

Jeff seketika kagum dengan keberanian Alice saat ini, sungguh sexy.

"Ah, kupikir aku akan menyesal jika aku membunuh gadis seksi seperti dirimu."

Alice mengepalkan tangannya, "Jangan berani-berani nya kau menyebut diriku seperti itu!"

Jeff sadar Alice kesal, pria itu ikut berdiri lalu menarik dagu Alice agar menatap dirinya.

"Kau tau kenapa aku seperti ini?"

Scandal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang