🦋 Dua puluh enam

313 53 22
                                    

26. Lebih dekat

Happy Reading!

🦋
🦋
🦋

Keira menatap sekeliling kafe, berdecak kagum melihat nuansa modern klasik di sana.

"Pantes aja rame, kafenya emang nongkrongeble banget." gumamnya.

"Permisi, ini pesanannya Kak," Lili menaruh segelas mochaccino di meja keira.

Keira segera mendongak. "Mbak, sorry tapi saya nggak pesen."

"Lah tadi Pak Bos bilang suruh anterin ke mbaknya kok." tunjuk Lili pada Lavin yang tengah melayani pelanggan di salah satu meja.

Keira ikut menoleh, "Ah gitu, ya udah makasih, Mbak!"

"Tapi kakaknya ini siapanya Bos, ya?"

"Oh, saya-"

"Eh, udah nggak usah di jawab, kak!"

"Hah?"

"Permisi!" Liii segera melangkah pergi melihat Lavin kembali ke meja bartender.

Keira hanya menatap aneh gadis yang dia rasa lebih tua darinya itu. Memilih menyeruput mochaccinonya seraya memejamkan mata menikmati racikan khas Lavin.

Sumpah, ini enak! seru batinnya.

Keira mencari keberadaan Lavin. Ternyata lelaki itu tengah sibuk membuat sebuah minuman baru.

Wajahnya yang nampak serius, berbeda dari biasanya membuat Keira tanpa sadar tersenyum, menopang dagu dengan kedua tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajahnya yang nampak serius, berbeda dari biasanya membuat Keira tanpa sadar tersenyum, menopang dagu dengan kedua tangannya. Memerhatikan dalam diam.

"Kalau lagi fokus gitu, keliatan lebih berkarisma, ya?" gumamnya pelan.

Terus fokus memperhatikan sampai kemudian tersentak kaget saat Lavin malah menoleh balik padanya.

"Anjir, ketahuan!" rutuknya, segera membelakangi Lavin.

Lavin yang melihat ekspresi lucu Keira lewat pantulan kaca mendengus geli. "Bisa malu juga ternyata."

"Siapa Bos?"

"Shht!" Lavin menarik tangannya yang terkena kopi panas akibat kaget.

Baim yang ikut kaget, langsung mengambil tissu membantu bosnya membersihan tangan.

"Duh Bos, sorry-sorry!"

"Lagian lo ngapain sih ngagetin aja?" kesalnya, berjalan ke arah wastafel untuk mencuci tangan.

Tobi nyengir, menggaruk tengkuknya. "Ya abisnya, Bos ngomong sendiri gitu. Siapa sih Bos yang bisa malu?" Bertanya, sambil melirik ke sana kemari, kepo.

VieRa (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang