𓍯 ͎ˊ˗ ‌⇢ 𝐊𝐢𝐦 𝐘𝐨𝐡𝐚𝐧 ─ 𝗜 𝗪𝗼𝘂𝗹𝗱𝗻'𝘁 𝗗𝗮𝗿𝗲

1.1K 133 3
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

[ 𝚈𝚘𝚑𝚊𝚗 - 𝙸 𝚆𝚘𝚞𝚕𝚍𝚗'𝚝 𝙳𝚊𝚛𝚎 ]

Kamu sedang menghabiskan waktu istirahatmu yang tenang di dalam perpustakaan. Namun ketenangan itu berakhir ketika seseorang berlari menghampiri mejamu dengan nafas yang terengah-engah.

"Y-yohan d-dia ..." Hanya dengan itu kamu tahu apa yang sedang terjadi, dengan segera kamu meletakan bukumu dan berlari menghampiri Yohan yang kemungkinan besar sedang berkelahi lagi

Sudah ketiga kalinya dalam minggu ini Yohan terlibat dalam perkelahian. Meskipun sudah mendapat surat peringatan, ia tak menggubrisnya sama sekali dan terus membuat masalah.

And oh boy, apakah perkelahiannya normal? Tidak sama sekali. Terakhir kali ia berkelahi dan pulang ke rumah dengan keadaan wajah yang penuh lebam, jangan lupakan pula darah yang mengalir deras keluar dari hidungnya.

Teriakan kerumunan mulai terdengar saat kamu mendekati area itu. Kamu berusaha menerobosnya lalu melihat Yohan yang sedang mengamuk. Semua temannya berusaha menghentikan Yohan tetapi pria itu tak mendengarkannya sama sekali.

Kamu mengambil langkah kecil menuju figur Yohan yang tengah memukuli seorang pria yang sudah tergeletak lemas dengan penuh amarah.

Tangan kecilmu membuat kontak langsung dengan otot-otot punggungnya yang menegang sembari mengusapnya lembut. Itu membuat Yohan menjadi tenang seketika dan berhenti memukuli pria yang bahkan tidak kau kenali.

Kamu membimbing Yohan untuk bangun dan dengan segera melingkarkan lenganmu di tubuhnya, membiarkan ia mengistirahatkan kepalanya di atas bahumu.

Ia mabuk dalam aromamu yang menenangkan, aroma itu selalu terasa seperti rumah baginya.

"It's okay" Bisikmu pelan tepat di samping telinga Yohan sembari mengusap rambut tebalnya menggunakan satu tangan sementara tangan lainnya tetap setia mengusap punggungnya yang mulai bergetar

Ibu jarimu mengusap tengkuk lehernya, tahu jika hal itu akan menenangkannya secara otomatis. Bisikan kerumunan mulai riuh sehingga kamu dapat mendengarnya dengan jelas tapi sebelum kamu dapat bereaksi, Seungwoo dan Wooseok menyuruh kerumunan para siswa untuk kembali ke dalam kelas mereka masing-masing.

"Ayo kita pulang" Ucapmu dengan lembut. Kamu mengaitkan tanganmu dengan tangannya, membiarkan Yohan mengikutimu dari belakang seperti anak anjing yang sedang tersesat

Kalian masuk ke dalam mobil, seluruh teman-teman Yohan ikut menemanimu kecuali Hangyul dan Wooseok karena mereka masih harus mengikuti kelas yang tersisa di hari itu. Selama perjalanan Yohan hanya duduk diam disampingmu sembari memainkan jari-jari tanganmu yang jauh lebih kecil daripada miliknya. Ia menghela nafas dan menyandarkan kepalanya di bahumu, tak lupa juga meninggalkan kecupan kecil disana.

Setelah sampai di apartment Yohan, kalian semua segera masuk ke dalam. Seungyoun memberi isyarat agar kamu berbicara dengan Yohan sementara yang lain duduk menunggu di ruang tengah.

"Yohan" Bisikmu sembari memasuki kamarnya, melihat ia sedang terduduk dengan kepala yang menunduk. Kamu meraih dagunya lalu mengangkat kepalanya, raut wajah yang sedih bersamaan dengan mata yang berkaca-kaca membuat hatimu berdenyut nyeri

"Aku .... aku m-mengecewakanmu lagi" Kamu duduk disampingnya lalu meraih tangannya yang penuh dengan memar. Kamu menyunggingkan senyum tipis agar mengurangi tekanan yang sedang dirasakan Yohan

"Kau tak pernah mengecewakanku, Yohan" Kamu membalut tangannya dengan perban sembari memberikannya senyum hangat, tetapi Yohan terus saja meneteskan air matanya

"Kenapa kau menangis, hm?" Kamu terkekeh lalu mengusap air matanya yang berharga. Pipi hangatnya basah dengan air mata yang terus mengalir deras disana

"Kau b-bilang agar aku tak b-berkelahi lagi tapi aku t-tak mendengarkanmu. I-I'm sorry please. H-he just pissed me off" Ucap Yohan sembari terisak membuat ia tersedak dalam tangisannya. Kamu segera membawanya ke dalam pelukan hangatmu lagi.

"My Yohanie, you don't have to be sorry and i'm not at all mad at you. Aku tahu terkadang suatu hal menjadi tak terkendali untukmu dan kita selalu berusaha untuk menyelesaikan itu, bukan?"

Kamu menenangkan Yohan yang terus menangis sembari terus mengusap punggungnya. Yohan terisak pelan sebelum akhirnya mengangguk. "I-i'm sorry a-again"

Kamu membawanya untuk berbaring di atas ranjang dengan perlahan. Ia segera mendekatkan tubuhnya dengan tubuhmu dan meletakan kepalanya di ceruk lehermu.

"Sleep for a while" Bisikmu lalu mengecup kecil pipinya. Ia mengangguk dan meringkuk di dalam pelukanmu, tak lama ia tertidur dengan dengkuran kecil yang terdengar di seluruh penjuru kamar yang sunyi

"Pria tadi membicarakan hal buruk tentangmu dan itu adalah satu-satunya alasan ia dipukuli oleh bocah ini" Kamu mengarahkan pandanganmu sembari mendengarkan apa yang sedang Seungwoo katakan

"Yohan terlalu mencintaimu, (Y/N). Please don't leave him alone" Kamu merunduk melihat Yohan yang sedang tertidur lelap. Kamu mengecup lembut dahinya dan membuat pria itu semakin mendekatkan tubuhnya, ekspresi cemberut yang menggemaskan juga tercetak jelas diwajahnya

"I wouldn't dare" Kamu terkekeh dan menyusul Yohan ke alam mimpi

TBC 。 。 。

Jangan lupa vote+comment !

see you in the next chapter

XOXO

𝐗1 𝐈𝐌𝐀𝐆𝐈𝐍𝐄 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang