𓍯 ͎ˊ˗ ‌⇢ 𝗦𝘄𝗲𝗲𝘁 𝗠𝗼𝗺𝗲𝗻𝘁 𝗪𝗶𝘁𝗵 𝗫1

1.1K 124 2
                                    

Maaf sebelumnya karena request - request kalian belum bisa aku selesaikan karena aku lagi banyak kegiatan, jadi sebagai gantinya aku publish ini aja. Hope u like it, enjoy ! (ㅅ´ ˘ )

Happy Reading ~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seungwoo :

Seungwoo sedang sibuk menulis lagunya saat ini, sedangkan kamu hanya cemberut sambil menatapnya kesal. Kamu ingin bermanja dengannya, tapi Seungwoo menolak dan berkata, "Sebentar sayang".

Kamu berjalan menghampirinya, Seungwoo mendongak lalu menaikkan kacamatanya yang sedikit turun.

"Ada apa, (Y/N)? Kemari" Seungwoo menepuk-nepuk pahanya, memberi isyarat untuk duduk

Kamu pun menaiki pahanya, tubuhmu dan Seungwoo saling berhadapan. Kamu mengalungkan lenganmu di lehernya, lalu menelusupkan wajahmu di bahu bidangnya.

Seungwoo hanya terkekeh sembari mengusap lembut puncak kepalamu lalu berbisik, "I love you"

Kamu berbisik kecil, membalas ucapan Seungwoo dan tak lama kemudian kamu pun tertidur dalam dekapannya.

Seungyoun :

"Seungyoun-ah ~" Kamu merengek sembari menenggelamkan wajahmu di bantal

Seungyoun menghampirimu dengan memakai apron dan spatula di tangan kanannya, mata Seungyoun memancarkan kekhawatiran saat melihat figur kecilmu yang sedang meringkuk kesakitan.

"Sakit?" Seungyoung mengusap dahimu yang penuh dengan keringat

Kamu hanya mengangguk kecil sambil terus meringis kesakitan, ya, kamu sedang berada di hari merahmu.

Seungyoun segera menggendong tubuhmu, kamu pun melingkarkan kedua kakimu di pinggangnya.

"Sakit Uyon" Kamu terus meringis kesakitan

"Shh, aku tau (Y/N)" Seungyoun menenangkanmu, setelah sampai di dapur, ia mendudukkanmu di atas meja makan

Seungyoun menyuapkan sepotong buah apel ke mulutmu, dahimu yang mengernyit kesakitan pun perlahan menghilang saat rasa manis dari apel tersebut merambat di lidahmu.

Pada akhirnya hari itu kamu habiskan dengan terus menempel pada Seungyoun.


Wooseok :

Kamu menatap kesal Wooseok yang sedang bermain video game, kamu terus mengganggunya namun Wooseok terus mengacuhkanmu.

"Wooseok ~" Kamu mengaitkan kedua lenganmu di lehernya, lalu menelusupkan wajahmu ke rambut hitamnya

Melihat reaksi Wooseok yang tak berubah, kamu pun menghela nafas dan menyerah, kamu melepaskan kaitan lenganmu lalu berjalan menjauh.

Namun sebelum bisa berjalan lebih jauh lagi, sebuah tangan menahan pergelangan tanganmu, "Jangan pergi (Y/N)" Wooseok berbicara dengan pandangan yang terus mengarah ke layar komputernya.

"Ya ! Kamu menahanku pergi tapi terus saja bermain, sudahlah, urus saja game mu itu" Kamu berdecak kesal lalu berusaha melepaskan pegangan Wooseok

Wooseok mengalihkan pandangannya, lalu menyingkirkan konsol gamenya. Ia mengangkat tubuhmu lalu meletakanmu di antara kedua kakinya, jadilah kamu terkurung di antara tubuh kekar Wooseok.

Wooseok memeluk pinggangmu lalu meletakkan dagunya di bahu kecilmu, ia membawa tubuhmu lebih dekat sehingga kamu dapat merasakan dada bidang Wooseok menempel di punggungmu.

"Diamlah (Y/N)"

Yohan :

"Yohan?" Kamu mengedarkan pandanganmu ke seluruh ruangan untuk mencari sosok Yohan

Saat mendengar suara di ruang gym milik Yohan, kamu pun mengintip di dalamnya dan menemukan Yohan yang sedang sibuk dengan barbelnya.

Kamu merasakan pipimu memanas saat melihat tubuh bidang Yohan yang bercucuran keringat, rasanya kamu ingin pingsan saat itu juga.

Yohan yang merasa kehadiran dirimu menghentikkan kegiatannya lalu mengusap dahinya menggunakan handuk kecil yang kamu berikan saat Valentine waktu itu.

"Eh? Kamu sudah pulang (Y/N)?" Yohan terkekeh saat melihat kamu mengangguk dengan wajah yang memerah

Kamu menghampiri Yohan yang sedang meminum minumannya lalu bertanya,"Sudah selesai Han?".

Yohan mengangguk lalu berbaring di lantai gym miliknya, saat kamu ingin bertanya lagi, tiba - tiba lengan kekar Yohan menarik tubuhmu yang membuat kamu terjatuh di atas tubuhnya.

"Y- yohan!" Kamu memukul dadanya pelan

"Ssh diam dan beristirahatlah" Yohan menaruh wajahmu di ceruk lehernya

Kamu memang suka saat Yohan memeluk mu, tapi tidak dengan tubuhnya yang berlumuran keringat, itu membuat suhu tubuhmu naik.

"Yohan, mandilah terlebih dahulu, tubuhmu berkeringat" Kamu mendorong tubuh Yohan, tiba-tiba Yohan bangkit lalu membawamu ke kamar mandi

"E- eh Yohan!"

"Ayo temani aku mandi" Yohan tersenyum genit sembari menaik-turunkan kedua alisnya

Hangyul :

"Cmon babe, why are you so slow" Hangyul berbicara dengan aksennya yang fasih

"Wait!" Kamu berlari menyusul Hangyul yang sedang menunggu di ruang tamu

"Ayo" Kamu menengadahkan kepalamu lalu menatap Hangyul

"Lambat" Hangyul menjitak (?) dahimu lalu pergi meninggalkanmu yang kesakitan

"Tch, tunggu aku Hangyul !" Kamu berlari menyusul Hangyul yang sudah berada jauh di depan

~time skip~

Kamu terengah-engah sambil mengusap dahimu yang bercucuran keringat sedangkan Hangyul terlihat baik-baik saja dan terus memasukan bola basketnya ke ring.

"Ayo masukan bola ini ke dalam ring, babe" Hangyul menatapmu yang tengah duduk

"Aku lelah Hangyul" Kamu menolak lalu meminum minumanmu

Hangyul menggeleng lalu menarik pergelangan tanganmu dengan lembut, ia meletakkan bola basketnya di atas tanganmu.

"Cepat masukkan itu ke dalam ring, atau aku akan menghukum mu nanti malam" Ancaman Hangyul membuatmu meneguk ludah, kamu tidak mau menerima hukumannya yang membuat sekujur tubuhmu sakit saat pagi hari

Kamu pun mengarahkan bola basket tersebut ke arah ring, namun saat ingin melemparnya, tangan Hangyul tiba-tiba berada di pinggangmu. Ia mengusap pinggangmu lembut yang membuat fokusmu buyar.

"Pose mu salah bodoh, kau tidak akan bisa memasukan bola itu dengan benar kalau pose mu seperti itu" Hangyul membenarkan pose tubuhmu, dan ya, kamu berhasil memasukan bola basket tersebut ke dalam ring

Saat ingin membalikkan tubuh, tiba-tiba Hangyul mengangkat tubuhmu lalu meletakannya di bahu kekar miliknya seperti orang yang sedang membawa sekarung kentang.

Ia mendudukanmu di pahanya, lalu dengan cepat menelusupkan wajahnya di ceruk lehermu, menghirup rakus wangi vanilla kesukaannya meskipun dahinya bercucuran keringat.

Kamu hanya menghela nafas lalu mengacak - ngacak helaian rambutnya, "Setidaknya elap dulu keringatmu Hangyul-ah".

TBC 。 。 。

Jangan lupa vote + comment !

see you in the next chapter

XOXO

𝐗1 𝐈𝐌𝐀𝐆𝐈𝐍𝐄 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang