Badan semua penumpang bergoyang-goyang mengikuti irama gerbong, tentunya mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing. Ada yang terus fokus pada layar ponsel menghanyutkan diri dalam dunia maya, ada yang sedang bergulat di alam mimpi, ada yang hanya bergeming menatap ke jendela kereta, dan pastinya ada juga yang dengan tanpa dosa sedang menyantap bekal masing-masing. Ya, memang di saat perjalanan jauh tidak diwajibkan berpuasa, tapi setidaknya mereka mampu menghargai orang lain di sekitarnya yang sedang berusaha menahan dahaga.
Seperti Lucy dan Taeyang, kedua manusia itu sedari tadi terus menyantap snack sembari asyik menonton YouTube bersama. Sebelumnya gadis bule itu sengaja berpindah tempat duduk ke samping Taeyang, padahal sudah sangat jelas kursi tersebut diberikan tanda silang. Ia tidak memikirkan petugas medis yang sedang berjaga, toh para pemakai APD itu juga jauh di ujung gerbong sana.
Sesekali tawa keduanya pecah akibat video lucu yang ditontonnya. Seolah di sana hanya ada mereka berdua.
"Gosh, this is too funny. Aku sampe sakit perut, Yang. Haha ...." Lagi-lagi Lucy tidak bisa menahan tawa, video funny yang random itu benar-benar membuat Lucy terlampau bahagia.
Taeyang mengangguk takzim dibuntuti tawa yang lebih pelan dari gadis bule di sampingnya. Tak sadar, tatapan dari beberapa pasang mata terus mengintimidasi mereka. Namun, tetap saja keduanya larut dalam tawa.
Bang Sat yang duduk di bangku seberang seketika membuka mata perlahan. Kedua tangannya langsung bergerak mengucek mata untuk memperjelas penglihatan. Ia memberi tatapan tajam tepat ke arah dua manusia yang sibuk dengan ponsel. Bagaimana tidak, mimpi indah Bang Sat dengan Nissa terganggu oleh suara tawa mereka.
Bang Sat mengembuskan napas, ia berdiri dan melangkah pelan menghampiri dua temannya itu. Berharap langkahnya tersebut tidak menimbulkan suara karena ia juga tidak mau mengganggu Setan yang tengah tertidur pulas dengan ngoroknya.
Tetap saja, Lucy dan Taeyang tidak sadar akan kehadiran Bang Sat. Mereka masih terbuai dengan video murahan tersebut.
Seketika ide brilian melintas di otak Bang Sat, kini senyum miringnya tercetak. Ia mengangkat tangan kiri bermaksud memperlihatkan batu akik yang tertaut di jari manisnya. Tangan yang satunya sejenak mengelus benda itu penuh sayang. Kemudian mulut Bang Sat menganga memberi embusan keras tepat ke arah benda jadul tersebut. Bunyi 'hah' pun terdengar walau sangat pelan, Bang Sat sengaja memelankan suara, takut kedua teman laknat itu menyadari keberadaannya.
Pletak!
Pletak!"Aw!"
Sebuah jitakan berhasil mendarat di kepala Lucy dan Taeyang. Keduanya meringis sekaligus terkejut sampai ponsel Taeyang terjatuh begitu saja.
"Gimana jitakan jurus batu akikku? Wenak toh?" ledek Bang Sat sembari menggerakan jari-jarinya agar batu akik itu mampu terlihat jelas oleh Lucy dan Taeyang.
"Omo!" kejut Taeyang, tetapi keterkejutannya itu bukanlah mengarah pada Bang Sat, melainkan pada benda metalik canggih yang tergeletak di bawah dengan cassing dan baterai terpisah. "Ponselku ...."
"What are you doing? Sshh ... my head sampe sakit," pekik Lucy dengan terus mengelus puncak kepalanya.
"Berisik tenan kalian iki!" seru Bang Sat melipat kedua tangan. "Suara kalian ganggu tau! Mimpi indahku bareng Dek Nissa jadi udahan gara-gara kalian! Padahal tadi Dek Nissa sedang peluk aku. Duh, yen pancen bener, uripku bakal bahagia tujuh turunan delapan tanjakan sepuluh belokan!"
Lucy memutar bola mata, ia sama sekali tidak mengerti dengan ucapan panjang lebar di akhir kalimat Bang Sat. Berbeda dengan Taeyang, cowok sipit tersebut kini memungut ponselnya yang sudah berantakan. Raut sedih tak bisa ia sembunyikan, tetapi Bang Sat tetap saja berlagak santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
WDT Academy Ramadhan [Lucifer Group]
RandomKepulangan bukan hanya sekadar "mari berangkat", "belilah tiket kereta", "siapkan bekal untuk perjalanan", atau "jam berapa kita harus sampai di peron?". Lebih dari itu, pulang terkadang adalah perjalanan panjang, meski jarak yang harus ditempuh seb...