Kepulangan bukan hanya sekadar "mari berangkat", "belilah tiket kereta", "siapkan bekal untuk perjalanan", atau "jam berapa kita harus sampai di peron?". Lebih dari itu, pulang terkadang adalah perjalanan panjang, meski jarak yang harus ditempuh sebenarnya hanya sejauh jalan yang memisahkan warung kelontong depan gang dan kamar kosan. Begitu pula bagi Satria Baja lelaki yang kerap disapa Bang Sat dan adiknya, Setiani Tantia atau kerap disapa Setan. Sebentar. Ini bukan bercandaan, karena memang begitu nama mereka. Dua bersaudara itu memerlukan banyak hal untuk pulang. Momen, tabungan mahasiswa yang tiap akhir bulan dipinjam agar tak makan nasi dan garam, hingga tanggal merah yang bukan sekadar tipuan. Hingga hari itu, semua yang mereka butuhkan bisa didapat. Kapan lagi kalau bukan momen mudik lebaran? Ya, mereka akan pulang. Namun, kalau tanpa drama, tentu bukan kakak beradik itu namanya. Swab test dan rapid test aja panjang sekali persoalannya. Apalagi ada teman-teman receh bin bergajulan yang turut serta. Setelah sampai? Ah, jangan ditanya. Kamu tidak akan bisa membayangkan jika tidak membaca sendiri isi cerita ini secara utuh.
26 parts